Waktu Bersamamu

Lagi-lagi Dia Tidak Pulang



Lagi-lagi Dia Tidak Pulang

0"Nyonya Muda, sudah waktunya makan malam. Anda mau makan duluan atau menelepon Tuan Muda dulu?" tanya Bibi Zhang sembari mengetuk pintu, nada bicaranya terdengar kalau dia berharap Tang Xinluo menghubungi Lu Yuchen.     

"Aku makan duluan saja," ujar Tang Xinluo sambil menggosok-gosok matanya.     

Bibi Zhang terlihat kecewa, lalu berkata, "Baiklah, kalau begitu saya siapkan dulu, Nyonya Muda pelan-pelan saja."     

Tang Xinluo menganggukkan kepala. Ketika Bibi Zhang sudah pergi, wajahnya terlihat berpikir keras. Lu Yuchen belum pulang, jadi dia berpikir apakah dia harus meneleponnya atau tidak. Namun, hubungan mereka hanya sebatas kerja sama saja. Peran yang pria itu perlukan hanyalah Nyonya Lu yang tidak menanyakan di mana keberadaanya dan tidak ikut campur masalahnya. Akhirnya, dia pun bangun, mencuci mukanya dan turun untuk makan.     

Di sisi lain, Lu Yuchen yang baru pulang kerja, berjalan keluar dari kantornya.      

"Tuan Lu, apa mau pulang?" tanya Meng Ze. Sebenarnya, Qiao Yinyin mengajak Lu Yuchen makan malam bersama lagi hari ini, tapi ditolak olehnya. Dia mengira kalau malam ini, bosnya itu akan pulang untuk makan malam. Lagi pula, kemarin baru saja terjadi keributan sebesar itu, bahkan dia yang tidak mengangkat telepon Zhuo Yarong juga diberi pelajaran.     

Lu Yuchen dengan tatapan beratnya berkata, "Ke Regal Hotel, bukakan satu kamar, aku akan makan malam di dalam kamar."     

Meng Ze nyaris tercengang mendengarnya. Seven Stars Regal Hotel, Tuan Lu malam ini mau makan di sana? Dan mau menginap di sana? Bagaimana dengan Nyonya Muda?! Gumamnya dalam hati. Namun, dia tidak berani bertanya terlalu banyak, dia hanya menunduk dan membukakan jalan untuk Lu Yuchen. Dalam hatinya, dia mempertimbangkan untuk menghubungi Tang Xinluo diam-diam. Pelajaran yang diberikan padanya kemarin cukup kejam. Setelah Nyonya Lu, ibu Lu Yuchen memberinya pelajaran, ayahnya pun juga meneleponnya sendiri dan melakukan hal yang sama.     

Meng Ze merasa dirinya tidak tahu harus berbuat apa, di antara Lu Yuchen dan Tang Xinluo, jelas-jelas hanya hubungan di atas perjanjian. Namun, masalah ini sekarang hanya diketahui oleh kedua belah pihak serta dirinya dan Pengacara Fan saja. Pengacara tersebut sangat beruntung tidak perlu ikut campur dalam masalah ini. Namun, dirinya adalah asisten Lu Yuchen, kalau suatu saat nanti masalah ini terbongkar, entah bagaimana Nyonya dan Nyonya Besar, serta juga ayahnya memberinya pelajaran.     

Sepanjang perjalanan, Meng Ze merasa gelisah. Dia sama sekali tidak memerhatikan Lu Yuchen sedang memegang ponsel dan terus memainkannya. Pandangannya jatuh pada layar ponsel tersebut, bibirnya menjadi satu garis, terlihat jelas kalau suasana hatinya sedang buruk. Dia tampak sering menatap layar ponselnya, seperti sedang menunggu panggilan dari orang lain, tapi juga terlihat seperti melihat sekenanya saja.     

Sampai saat Lu Yuchen sudah tiba di hotel dan menyelesaikan makan malam di dalam kamarnya, ponselnya tidak berbunyi sama sekali.     

Sementara itu, di rumah, Tang Xinluo menghabiskan buburnya, lalu berjalan-jalan sebentar di taman dengan pengawasan seorang pelayan. Setelah itu, dia kembali ke dalam rumah. Begitu melihatnya masuk, Bibi Zhang segera menghampirinya.     

"Nyonya Muda, sudah pukul berapa ini tapi Tuan Muda belum pulang juga. Apa mau menghubunginya?"     

Tang Xinluo mendongak melihat jam dinding yang menunjukkan pukul delapan malam, dia pun berkata, "Sudahlah, baru pukul 8, masih awal."     

Bibi Zhang pun hanya bisa terdiam dan pergi setelah mendengar jawaban tersebut.     

Satu jam kemudian…     

Tok Tok Tok...     

"Masuk..." jawab Tang Xinluo yang bersandar di ranjang sambil menonton TV.     

Rupanya, orang yang datang adalah Bibi Zhang. Dia masuk ke kamar dengan membawa buah yang sudah dipotong. Selain bubur polos, sekarang Tang Xinluo hanya bisa makan buah-buahan.     

"Nyonya Muda, ini cemilan malam Anda," tutur Bibi Zhang sambil meletakkan buah itu di meja kecil samping ranjang. "Nyonya Muda, sudah pukul sembilan malam, Tuan Muda belum pulang juga. Apa Anda tidak ingin menghubunginya?"     

"Tidak perlu, dia tidak pulang pasti ada alasannya. Mungkin terlalu sibuk, jadi aku tidak mau mengganggunya."     

"..." Bibi Zhang hanya bisa terdiam. Apa boleh buat, jika Tang Xinluo tidak bisa dibujuk, dia pun hanya bisa keluar dari kamarnya.     

Bersamaan dengan itu, di lantai paling atas Regal Hotel, Lu Yuchen sedang memegang gelas anggur dan berdiri di sisi jendela. Dia memandang keindahan kota di malam hari yang ada di hadapannya. Raut wajahnya terlihat buruk.     

Tiba-tiba, ponselnya berbunyi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.