Waktu Bersamamu

Lu Qinghao, Mana Sikap Memohonmu?



Lu Qinghao, Mana Sikap Memohonmu?

0Keluarga Lu tentu saja mencari koneksi untuk meredamnya, tapi Pengacara Fan tidak semudah itu dikalahkan. Siapa orang di belakangnya, orang lain tidak mengetahuinya, tapi kepolisian tahu. Dua pihak ini bertanding, walaupun aneh, tapi tidak ada orang yang mau membantu cabang Keluarga Lu dan melawan Keluarga Lu inti.     

"Tang Xinluo, apa maumu agar mencabut gugatan ini?" Lu Qinghao yang dilepaskan setelah dijamin oleh pengacaranya menghadang Tang Xinluo di pintu. Namun, Lu Yiyi dan Gong Xuemei karena terbukti memakai barang curian di beberapa tempat dan acara, mereka langsung ditahan di kantor polisi dan tidak bisa keluar dengan jaminan.     

"Aku tidak ingin apa pun, aku hanya ingin mereka merasakan akibatnya. Ada sebab, maka ada akibat." Tang Xinluo mendongak tidak mau kalah.     

"Kamu..." Wajah Lu Qinghao menghitam dan matanya terlihat sangat kejam.     

Tang Xinluo tidak takut dan terus menatapnya. "Aku apa? Di sini adalah kantor polisi, kalau Tuan Muda Lu baru saja keluar dan sudah mau kembali lagi, silakan memberiku pelajaran."     

Sikap Tang Xinluo membuat Lu Qinghao kesal. Namun, dia terpaksa mengakui bahwa dirinya tidak bisa menyentuh mantan istrinya itu sedikit pun di sana.     

"Kamu…" Wajah Lu Qinghao sangat dingin, lalu dia berkata, "Cabut gugatanmu, aku akan mengembalikan kalung ibumu padamu."     

Awalnya, Lu Qinghao ingin menyimpan kalung itu untuk mengancam Tang Xinluo di saat dibutuhkan. Namun, dia kini terpaksa mengeluarkannya.     

Sementara itu, Tang Xinluo berlagak tidak mengerti. Dia mengerutkan kening dan bertanya, "Kalung apa?"     

"Kalung kristal kuning itu, yang aku berikan padamu waktu itu… adalah palsu." Agar orang lain tidak mendengar perbuatannya, Lu Qinghao berbicara nyaris berbisik. Dia mendekat beberapa langkah ke Tang Xinluo. Jarak mereka yang sangat dekat, membuatnya dapat mencium aroma wangi wanita yang menyebalkan ini. Dia berhenti dan merasa aroma tubuh mantan istrinya itu sangat harum. Aroma tersebut lebih nyaman dari aroma Wan Weiwei yang sudah biasa diciumnya.     

"Lu Qinghao, tak disangka kamu selicik itu!" Tang Xinluo terbelalak menatap Lu Qinghao, ada tatapan jijik di dalam matanya.     

Tatapan mata ini membuat Lu Qinghao sebal. Dulu, Tang Xinluo selalu menatapnya dengan tatapan kekaguman dan menyenangkan hatinya. Tapi sekarang, setelah melepas kacamatanya, mata persiknya yang menawan itu bukan seperti yang ada dalam ingatannya lagi. Saat berhadapan dengannya, hanya ada kebencian dan rasa asing. Dia bukan orang yang melankolis, jadi dengan cepat dia menekan perasaan aneh yang dirasakan olehnya.     

"Tang Xinluo, jangan banyak omong kosong. Sebenarnya kamu masih mau kalung itu atau tidak? Kalau kamu mau, cepat cabut gugatan ini, lepaskan ibu dan Yiyi, kalau tidak..."     

"Kalau tidak bagaimana?" Tang Xinluo mendengus dingin dan mata persiknya bercahaya. "Lu Qinghao, lebih baik kamu perjelas sedikit, sekarang siapa yang memohon siapa? Aku tidak menyangka kalau kamu memalsukan kalung pemberian ibuku, kali ini bagaimana aku bisa menjamin kalau kamu akan memberi yang asli? Lagi pula, kalung itu walaupun berharga, orang yang sudah meninggal tetap sudah meninggal. Aku percaya ibuku tidak berharap aku diancam olehmu hanya karena kalung itu. Kalau kamu mau membuatku marah, lebih baik aku membuangnya!"     

Tang Xinluo dengan sekuat tenaga mempertahankan wajahnya. Walaupun dia tidak bisa menyerahkan kalung itu, dia harus tetap berwajah tenang.     

"Tapi kamu dan aku tidak sama, ibumu dan adikmu sekarang dikurung di dalam. Hanya aku yang bisa mencabut gugatan ini, kalau tidak, mereka akan terus dikurung dan dijatuhi hukuman. Nanti tidak hanya mereka yang menderita, tapi nama baik Keluarga Lu kalian akan tercoreng. Lu Qinghao, kalau mau memohon, harus dengan sikap memohon. Saat ini, aku tidak melihat ketulusanmu, mana bisa aku percaya denganmu?" tutur Tang Xinluo sambil melipat tangan di depan dada, dia menunggu Lu Qinghao menyerah.     

Walaupun Lu Qinghao kejam, bahkan dia bisa tidak memedulikan adik dan ibunya. Namun, dia tidak bisa jika mengabaikan nama baiknya dan Keluarga Lu.     

"Kamu..." Lu Qinghao memicingkan matanya. Rasanya, dia tak tahan ingin melubangi tubuh Tang Xinluo. "Ma… Ehm… Ma…"     

"Apa katamu?" Tang Xinluo bertanya dengan sedikit tersenyum. "Angin di sini besar sekali, sampai-sampai aku tidak mendengarnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.