Waktu Bersamamu

Apa Kamu akan Putus Hubungan dengan Gu Xuan’er?



Apa Kamu akan Putus Hubungan dengan Gu Xuan’er?

0Lu Yuchen tidak menganggap perkataan Qiao Mohan. Wajahnya menjadi dingin, lalu dia berkata lagi, "Kamu mengirimkan foto seperti itu padaku, bukankah ingin agar aku cepat pulang?"     

"Benar, aku ingin agar kamu pulang." Qiao Mohan mengakui perbuatannya tanpa ragu. "Tapi aku tak menyangka kalau hasilnya akan sebagus ini."     

Suara di ujung telepon itu terdengar senang. Lalu, Qiao Mohan melanjutkan, "Yuchen, jujur saja, setelah aku mengirimkan foto itu padamu, aku masih merasa kalau obat ini terlalu ringan. Hanya foto aku berdansa dengan ipar saja, itu masih termasuk sosialisasi wajar, aku juga tidak tahu bisa atau tidak mengalahkan teratai putih. Aku tidak menyangka kalau mawar merah seperti ipar ini, pesonanya memang tidak bisa dipungkiri, benar-benar membuatmu sampai kembali ke sini."     

Lu Yuchen yang terlihat murung merespons Qiao Mohan, "Aku bukan kembali karena foto itu." Dia tidak akan mengakui bahwa Tang Xinluo memiliki pengaruh besar dalam dirinya.     

"Oh, benarkah?" Qiao Mohan mengangkat alis, lalu berkata, "Kalau begitu, lain kali aku akan terus mengundang ipar untuk berdansa, seharusnya kamu tidak keberatan, kan?"     

Mendengar perkataan Qiao Mohan, seketika terlihat satu lapisan dingin menutupi mata Lu Yuchen.     

"Berani kamu…" Suara Lu Yuchen ditekan rendah, tapi tetap terdengar penuh ancaman. "Qiao Mohan, aku peringatkan kamu, masalah ini… Sebaiknya tidak ada lain kali."     

"Bukankah ini hanya berdansa saja? Yuchen kamu tidak bisa seperti ini." Qiao Mohan terus tidak tahu diri, dia terus berpura-pura.     

Sementara Lu Yuchen berusaha mengendalikan suaranya, "Kamu… Juga mencium tangannya."     

"Ehm, aku perjelas dulu masalah ini. Waktu itu, kecupanku mendarat di punggung tanganku sendiri, aku tidak berani sembarangan mencium ipar," tutur Qiao Mohan. Jelas-jelas dia mengetahui bahwa temannya posesif, tapi dia terang-terangan meremehkannya. Mencium tangan adalah sopan santun yang wajar di kalangan atas, jadi seharusnya dia tidak perlu menjelaskan sampai seperti ini.     

Walaupun hanya berbincang via telepon, tapi hawa membunuh dari Lu Yuchen dapat terasa. Dia lalu berkata, "Qiao Mohan… Jangan salahkan aku tidak memperingatkanmu. Kalau ada lain kali, aku tidak akan memperhitungkan hubungan saudara kita."     

"Baik baik baik…" Qiao Mohan sudah mengenal Lu Yuchen sejak kecil, jadi tentu saja dia mengetahui orang seperti apa sahabatnya itu. Ada beberapa hal yang begitu terjebak di bawah sayapnya, maka akan menjadi batas kesabarannya. Sahabat sebaik apa pun juga tidak bisa menyentuhnya sembarangan. Tapi… sejak kapan Tang Xinluo sudah menjadi batas kesabarannya? Kalau begitu, apa kedudukan Gu Xuan'er si teratai putih itu sekarang? Batinnya.     

Hubungan antara Gu Xuan'er dan Lu Yuchen, Qiao Mohan hanya duduk mengamatinya saja sejak awal. Di matanya, sahabat sedingin Lu Yuchen tidak pernah memiliki masalah dengan wanita, jadi mana mungkin menyukai orang seperti Gu Xuan'er. Tapi kenyataannya, sejak awal, benar seperti itu. Terhadap Gu Xuan'er sebagai nona Keluarga Gu, Lu Yuchen sama sekali tidak berpura-pura di depannya saat baru mengenal. Tapi kemudian entah kenapa, sikap Lu Yuchen pada wanita itu tiba-tiba berubah. Bahkan dia sampai memberitahu Qiao Mohan secara pribadi bahwa Gu Xuan'er si teratai putih itu adalah malaikat baginya.     

Hehe, malaikat? Wanita seperti itu? Mana pantas! Batin Qiao Mohan saat itu.     

Sampai di sini, Qiao Mohan tidak tahan untuk bertanya, "Yuchen, kali ini kamu kembali dari Negara M demi ipar, apakah itu berarti, kamu akan memutuskan hubungan dengan Gu Xuan'er?"     

Seketika orang di ujung telepon itu terdiam. Beberapa saat kemudian, terdengar suara rendah Lu Yuchen. "....Urus dirimu sendiri."     

Selesai bicara, Lu Yuchen langsung memutuskan sambungan telepon.     

"Sial!" Qiao Mohan tidak tahan untuk memakinya. Apa dia tidak bisa bersikap baik sedikit? Aku tidak menyangka dia akan menutup teleponnya begitu saja! Gumamnya dalam hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.