Waktu Bersamamu

Dia Membuatnya Takut



Dia Membuatnya Takut

0"Langsung bilang saja apa yang kamu suka. Kamu adalah Nyonya Lu, jadi tidak perlu membelinya sendiri," tutur Lu Yuchen.     

Tang Xinluo hanya menjawab dengan singkat dan malu-malu, bahkan dia tidak berani menatap Lu Yuchen. Jelas-jelas sebelum pergi, hubungan dua orang ini baru saja mulai mesra. Tapi sekarang, saat bertemu lagi, semuanya malah terasa seperti kembali ke nol lagi. Ketakutannya terhadap suaminya dan rasa bersalahnya karena melayani Yue Ze, nyaris menutupi dirinya.     

Lu Yuchen bisa melihat semua itu, namun dia tidak bicara. Dia hanya meletakkan kantong plastik itu di tengah-tengah mereka, lalu menatap ke luar jendela dengan wajah dingin.     

Suasana menegangkan dan aneh di belakang mobil itu, membuat sopir dan Meng Ze yang duduk di depan seolah duduk di atas karpet berjarum. Beruntung mobil itu sampai di depan rumah dengan cepat. Setelah sampai, Lu Yuchen turun dari mobil. Sementara Tang Xinluo hanya bisa turun dan mengikutinya di belakang seperti istri kecil.      

Kembalinya Lu Yuchen yang tiba-tiba membuat semua orang di kediaman itu tidak memiliki persiapan sama sekali. Bibi Zhang yang sedang bersiap untuk memasak beberapa lauk lagi dihentikan oleh Lu Yuchen. Dia memberikan kantong belanjaan yang dibeli Tang Xinluo dari supermarket kepada Bibi Zhang.     

"Tidak perlu menambah lauk, malam ini makan ini saja," kata Lu Yuchen. Dia meninggalkan kantong plastik itu dan segera membawa Tang Xinluo naik ke atas.     

Bibi Zhang tercengang menatap barang belanjaan tersebut. Sejak kapan Tuan Muda suka makan makanan sederhana seperti ini? Batinnya. Tapi pesan dari tuannya itu tentu saja harus dilakukan. Dia pun memberi arahan pada orang dapur untuk memasak dua mangkok mie dengan sayuran. Setelah selesai, dia ke atas untuk memanggil Lu Yuchen dan Tang Xinluo untuk turun ke bawah.     

Tok! Tok! Tok!     

Kemudian, terdengar suara Bibi Zhang di depan pintu, "Tuan Muda, mie sudah siap."     

"Ugh…" Ada orang datang! Batin Tang Xinluo. Saat ini, dia sedang duduk lemas di atas wastafel karena dicium oleh Lu Yuchen. Pria yang jelas-jelas tadi terlihat dingin dan menakutkan saat bertemu, dalam sekejap mata berubah seperti orang lain.     

Lu Yuchen tadi menyuruh Tang Xinluo naik ke atas. Dia pun hanya mengikutinya di belakang dengan wajah menyedihkan. Dia mengira bahwa suaminya itu marah karena masalah Yue Ze. Dia sudah bersiap untuk diberi pelajaran oleh pria itu. Namun siapa yang menyangka, saat baru saja masuk, dia sudah ditekan ke belakang pintu. Tidak diberi pelajaran, tapi malah dicium dengan ganasnya.     

Sambil mencium, Lu Yuchen membuka jaketnya. Setelah lama tidak dipeluk olehnya, Tang Xinluo hanya merasa tidak biasa dan meronta-ronta. Namun, Lu Yuchen tidak membiarkannya lari, dia terus menekannya ke balik pintu dan menciumnya. Kemudian, seperti merasa kalau gaya ciuman ini kurang bergairah, dia menggendongnya masuk ke dalam toilet dan meletakkannya di atas wastafel. Terlihat di cermin itu, seorang wanita mungil sedang bergantung lemas di badannya. Dia terus menciumi bibir merahnya dengan kuat dan dalam.     

"Bibi Zhang di luar…" Tang Xinluo yang tidak bertenaga berusaha mendorong Lu Yuchen. Dia dicium sampai pikirannya menjadi tidak karuan. Selain berpikir adegan ini tidak boleh dilanjutkan, dalam benaknya nyaris tidak ada pikiran lainnya.     

Sementara Lu Yuchen diam saja dan hanya terus menciumnya. Tang Xinluo ingin membuatnya berhenti sejenak dan ingin lepas dari ciuman itu. Namun, ciuman pria itu semakin ganas, sampai-sampai membuat dirinya menjerit kesakitan.     

Bibi Zhang yang berada di luar pintu mendengar pergerakkan di dalam kamar tersebut. Dia tidak tahu harus pergi atau terus menunggu di sana. Kenapa Tuan Muda terburu-buru sekali, baru saja pulang dia sudah menarik Nyonya Muda ke dalam, pikirnya.     

Sebenarnya, Bibi Zhang ingin pergi dari sana, tapi dia mengkhawatirkan Tang Xinluo. Wanita itu beberapa hari ini tidak beristirahat dengan baik. Sekarang begitu pulang, bahkan belum makan sedikit pun, wanita itu sudah disiksa seperti ini oleh Lu Yuchen. Entah hal ini akan memengaruhi anak dalam kandungannya atau tidak. Akhirnya, dia memilih untuk terus mengetuk pintu itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.