Waktu Bersamamu

Perebut Rumah Orang



Perebut Rumah Orang

0"Kamu… Dasar tidak tahu sopan santun! Sama saja seperti ibumu pembawa sial itu. Ibumu membunuh anakku yang malang, sekarang kamu mau datang membunuhku juga, kamu ingin membuatku mati karena marah, kan?! Dasar kalian ibu dan anak…"     

Mendengar Tang Wang Chunfang mulai memaki ibunya lagi, Tang Xinluo seketika mendingin dan berkata, "Nyonya, aku tidak ada waktu mendengarmu menyanyi. Kalau tidak ada hal penting, aku tutup saja."     

"Kamu… Kamu tunggu dulu!" Tang Wang Chunfang memanggilnya dengan keras dan berkata, "Segera cabut gugatan mu. Kalau kamu mencabutnya, aku akan mengakuimu sebagai cucuku."     

Tang Wang Chunfang tahu betapa Tang Xinluo ingin agar dirinya diakui. Namun, dia berkata dengan tegas, "Jangan harap."     

"Nyonya Besar Tang, melihat usiamu, aku akan memperjelas lagi. Gugatan kali ini tidak mungkin dicabut, saham ataupun rumah Keluarga Tang yang memang seharusnya menjadi milikku, aku, Tang Xinluo akan mengambilnya. Nyonya Besar Tang, kalau ada waktu memberi pelajaran padaku di sini, lebih baik Anda gunakan untuk membicarakan rencana kalian menghadapi gugatan itu dengan anakmu tercinta dan pengacara. Besok, kita bertemu di pengadilan."     

Selesai berbicara, Tang Xinluo langsung menutup teleponnya. Sementara itu, Tang Wang Chunfang kembali meneleponnya beberapa kali, namun tidak dihiraukan olehnya.     

***     

Di ruang tamu kediaman Keluarga Tang, Tang Wang Chunfang sedang duduk sambil gemetar memegang ponsel karena menahan marah.     

"Bu, wanita itu kali ini benar-benar keterlaluan. Baru saja pengacara menghubungiku, dia tidak hanya mau mengambil 20% saham, tapi juga mau kita menyerahkan rumah Keluarga Tang. Bu, kamu harus mencari cara." Putri Tang Wang Chunfang, yang juga adalah bibi Tang Xinluo, Tang Ruolan, masuk dalam kondisi panik.     

"Tak perlu kamu suruh aku juga akan mencari cara," sahut Nyonya Besar Tang sambil mengelus dadanya, tadi dia dibuat marah sampai tidak bisa berkata-kata. "Sebelumnya aku dengar dari orang lain, orang yang terpuruk itu telah menjadi simpanan pria tua yang kaya, tapi aku masih tidak percaya. Sekarang kalau dilihat, hal ini sepertinya adalah kenyataan, kalau tidak, dari mana uang sebanyak itu untuk menggugat kita."     

"Bu, sekarang bukan saatnya mencari tahu dari mana uang yang dia dapatkan. Kita sekarang harus memikirkan bagaimana cara kita menghadapinya di persidangan. Lagi pula, saham itu memang miliknya, kita yang mencari orang untuk memalsukan tanda tangannya dan kita juga yang mencari kenalan untuk mengalihkan saham itu. Sekarang kalau semua dibuka, kita bisa masuk penjara!"     

Begitu mendengar penjara, Nyonya Besar Tang langsung ketakutan. "Tak bisa, kita tidak boleh masuk penjara." Dia sudah tua, kalau benar-benar masuk penjara, dia bisa habis.     

"Ruolan, tenang saja, bagaimanapun aku adalah neneknya. Kalau dia benar-benar berani menghancurkan keluarga sendiri, kita harus pergi mencari wartawan untuk menyebarkan sikapnya yang tidak tahu hormat. Lihat saja nanti pengadilan akan membantu siapa," tutur Tang Wang Chunfang. Pikirannya masih seperti orang tua pedesaan, dia mengira pengadilan akan berpihak pada yang lebih mendapatkan simpati.     

Soal hal ini memang tidak bisa menyalahkannya. Pasalnya, Keluarga Wang adalah petani. Saat itu sedang masa perang, berkat pertolongan Keluarga Wang pada kakek buyut Tang Xinluo, dia pun membiarkan putranya menikahi keluarga tersebut sebagai ucapan terima kasih. Hal ini juga membuat keluarga kaya sekelas Keluarga Tang bisa menikahi Tang Wang Chunfang seorang wanita petani.     

"Bu, pokoknya masalah ini bergantung padamu. Kamu tahu kan, aku sekarang sudah tidak punya jalan mundur lagi. Tianlang dan Mimi sudah berubah marga menjadi marga Tang, mereka tidak akan ada hubungan lagi dengan ayahnya," jelas Tang Ruolan. Ketika masih muda, dirinya sudah ditinggal mati suaminya dan sekarang hanya memiliki dua anaknya saja. Anak pertama perempuan bernama Tang Mi, sedangkan yang kecil laki-laki bernama Tang Tianlang. Awalnya kedua anak ini bermarga Li, tapi setelah ayah dan ibu Tang Xinluo meninggal, demi merebut harta, juga demi merayu Nyonya Besar Tang, dia akhirnya mengganti marga mereka.     

Nyonya Besar Tang menganggukkan kepala dan berkata, "Aku tahu, aku tahu, kelak perusahaan adalah milik Tianlang dan Mimi. Tenang saja, aku tidak akan membiarkan Tang Xinluo merebut harta Tianlang dan Mimi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.