Waktu Bersamamu

Telepon Tengah Malam



Telepon Tengah Malam

0Mendengar perkataan ini, Tang Xinluo membeku di sana. Lu Yuchen… Dia, ternyata dia marah karena hal ini? Berarti... Dia belum mengetahui masalah Yue Ze? Pikirnya.     

Seolah terasa ada batu yang jatuh dengan keras di hati Tang Xinluo, tapi bersamaan dengan itu, ada tali yang mengencang di dalamnya. Dia terus merasa resah dan ketakutan. Walaupun mengetahui bahwa dirinya tidak memiliki maksud lain terhadap Yue Ze, tapi dia tetap merasa Lu Yuchen akan keberatan dengan masalah ini. Namun jika berkaca pada kejadian kali ini, pria itu tidak hanya akan keberatan terhadap masalah Yue Ze, pasti jadinya akan lebih besar. Pasalnya, Lu Yuchen bahkan keberatan jika dirinya berdansa dengan sahabatnya sendiri, Qiao Mohan.     

Tang Xinluo bertanya dengan suara gemetar, "Kamu… Kamu, tidak mungkin karena hal ini… Kembali dari Negara M, kan?"     

Hanya setan yang tahu kenapa Tang Xinluo malah menanyakan hal tersebut di saat seperti ini. Jelas-jelas seharusnya dia menghibur Lu Yuchen terlebih dahulu dan meminta maaf. Namun, ucapan yang sudah meluncur, tidak bisa ditarik kembali.     

Lu Yuchen kembali memeluk Tang Xinluo dan membenamkannya ke lehernya. Mendengar suaranya yang gemetaran, dia akhirnya memperlambat gerakannya. Dia mendongak sampai tatapan dinginnya jatuh pada wajah merah bersemu milik istrinya. Dalam mata hitamnya itu, ada hasrat yang tidak terbendung dan sedikit kebingungan.     

Tang Xinluo terkejut menatap hasrat yang terdapat di dalam mata Lu Yuchen itu. Dia juga merasa tidak tenang melihatnya. Pria yang selama ini kejam dan tegas, entah sejak kapan memiliki ekspresi seperti ini. Sayangnya, dengan cepat sorot kebingungan itu menghilang, dia bahkan mengira dirinya salah lihat.     

Lu Yuchen menatap Tang Xinluo sejenak sebelum akhirnya dia berkata dengan singkat dan datar, "Fokuslah..."     

Setelah itu, Lu Yuchen kembali menunduk lagi dan menciumi leher Tang Xinluo. Kali ini, gerakannya menjadi lebih lembut. Ruangan itu memanas dan kepala Tang Xinluo semakin berat.     

Beberapa lama, akhirnya kegiatan 'olahraga' itu selesai juga.     

***     

Setelah beberapa kali, wanita mungil itu akhirnya kelelahan sampai tertidur. Melihat wanita yang tertidur di sampingnya itu, akhirnya Lu Yuchen menaikkan sudut bibirnya yang selalu terlihat dingin. Dia mencium keningnya lembut. Ciuman ini jauh lebih lembut dibanding ketika Tang Xinluo tersadar. Melihatnya tertidur pulas, dia pun berdiri dan meninggalkan kamar dengan menggunakan baju tidurnya.     

Di dalam ruang kerja, mesin faks sedang menerima dokumen dari Pengacara Fan. Lu Yuchen mengambil ponselnya, sementara satu tangannya memegang gelas anggur. Dia bersandar di meja sambil memikirkan sesuatu. Telepon tersebut akhirnya tersambung. Suara Qiao Mohan di seberang sana menarik dirinya kembali keluar dari pikirannya.     

"Yuchen, kamu tidak tahu perbedaan Negara M dan Tiongkok? Tidak berperasaan, beraninya meneleponku di malam-malam begini." Suara Qiao Mohan di dalam telepon itu terdengar berisik. Dia jelas tidak sedang tidur.     

Lu Yuchen tidak memedulikannya, dia hanya berkata dingin, "Aku sekarang berada di Tiongkok."     

"Apa, kamu sudah kembali?!" tanya Qiao Mohan yang tiba-tiba tertawa senang. "Hehe, aku sudah tahu kalau mawar merah di rumahmu lebih bagus dari teratai putih itu. Yuchen, sudah bertahun-tahun, akhirnya pikiranmu terbuka juga."     

Walaupun suara Qiao Mohan terdengar bercanda, tapi dia benar-benar turut senang untuk Lu Yuchen. Sejak mengenal Gu Xuan'er si teratai putih itu, dia tidak pernah merasa bahwa wanita itu adalah perempuan yang baik. Dia tidak sama dengan Lu Yuchen. Sejak kecil, Lu Yuchen sudah tidak senang didekati wanita. Sementara Qiao Mohan, waktu itu dia sengaja berpura-pura menjadi playboy agar tidak didekati oleh Gu Xuan'er. Dia memang terkenal sebagai playboy. Mungkin karena dia banyak melihat berbagai macam wanita, sehingga pertama kali melihat Gu Xuan'er, dia langsung tahu bahwa wanita itu tidak sederhana. Namun, sahabatnya, Lu Yuchen, malah mengatakan bahwa Gu Xuan'er adalah malaikat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.