Waktu Bersamamu

Hukuman



Hukuman

0Saat sedang berpikir, tiba-tiba tubuhnya menjadi ringan. Tang Xinluo menjerit kecil dan sedetik kemudian, sekali lagi dia masuk ke pelukan hangat yang familiar itu. Dia pun terkejut, telapak tangannya menekan dada Lu Yuchen yang terasa panas, sementara kedua matanya sudah terbelalak kaget semenjak dia digendong olehnya.      

Kali ini, benar-benar terbalik dari yang sebelumnya. Baju yang Tang Xinluo kenakan masih utuh dan rapi, tapi di tubuh Lu Yuchen tidak berbalut satu benang pun. Dalam pandangannya sekarang, tampak wajah suaminya yang sangat tampan. Wajah itu sangat familiar, namun ada rasa dingin yang dulu tidak pernah ada. Dia tidak kuasa menahan gemetar dalam hatinya karena aura dingin yang dikeluarkan dari tubuh pria itu. Bahkan kata-kata penolakan juga tersangkut di tenggorokannya.     

Sementara Lu Yuchen sama sekali tidak mengatakan apa pun. Dia hanya menarik Tang Xinluo dengan satu tangannya menekan kepala belakang wanita itu ke dada telajangnya, kemudian langsung menggendongnya masuk ke kamar mandi.     

Tang Xinluo merasa jantungnya sedang meneteskan darah karena sekali lagi tubuhnya diletakkan oleh Lu Yuchen di atas wastafel. Posisinya yang duduk di atas sana membuat kepalanya tepat berhadapan dengan jakun dan tulang selangka suaminya. Tubuh pria itu sudah terbuka. Menghadap jakunnya yang seksi dan tulang selangkanya yang menggoda, dirinya benar-benar merasa pusing, seperti kekurangan oksigen.     

Belum sempat Tang Xinluo mengerti apa yang terjadi, Lu Yuchen sudah berdiri di hadapannya dengan wajah tanpa ekspresi dan mulai membantunya melepas pakaiannya. Setelah melepas bajunya sendiri, sekarang dia mau melepas bajuku juga? Tang Xinluo membatin.     

"Tung… Tunggu dulu..." Tang Xinluo menghentikan gerakan Lu Yuchen dengan malu-malu. Namun tentu saja, hal itu sia-sia. Tadi bajunya sudah dilucuti sekali dan kali ini, suaminya seperti tanpa perlu berusaha melepaskan rok yang dia kenakan. Seketika, terlihat bra dan celana dalam putih berendanya. Stocking yang berwarna senada yang dikenakan juga terpampang nyata di hadapan pria itu. Dia kini merasa malu sampai-sampai seluruh wajahnya memerah. Dari wajah, leher dan sampai ke dadanya, bahkan jari kakinya semuanya bersemu merah. Putih adalah warna yang sangat polos dan bersih, tapi bra putih yang dipakainya itu, sekarang terlihat sangat menggoda. Di dalam mata persiknya terlihat uap air, sorot matanya seolah kesal pada pria di hadapannya ini. Namun dia tidak mengetahui bahwa semakin dia bertingkah seperti itu, suaminya malah semakin ingin menindihnya di bawah tubuhnya dan memilikinya dengan ganas.     

Seketika mata sinis Lu Yuchen berubah semakin hitam. Tanpa menunggu Tang Xinluo bereaksi, dia sudah menunduk dan mulai menciumnya. Ciumannya terasa sangat agresif seperti nyaris menelan wanita itu sampai habis. Sambil mencium, dia juga meninggalkan bekas yang hanya dimilikinya di tubuh wanita itu.     

"Ehm… Sakit…" Tang Xinluo merintih kesakitan oleh ciuman Lu Yuchen, sampai dia mengerutkan keningnya.     

Namun, Lu Yuchen sama sekali tidak berhenti. Rasa kasihan dan sikap lemah lembut yang dulu ada pada dirinya, seperti lenyap tanpa bekas. Sekali lagi ciuman yang ganas mendarat pada tubuh Tang Xinluo. Wanita itu dicium sampai kedua bahunya gemetaran.     

"Lu Yuchen… Kamu… Lepaskan tanganmu…" ucap Tang Xinluo yang tanpa sadar mendorong Lu Yuchen.     

"Tidak mau." Terdengar suara serak Lu Yuchen menolak permintaan Tang Xinluo.     

"Kalau begitu, lembut sedikit… Aku… Aku merasa sakit..." kata Tang Xinluo memohon dengan mata yang berair.     

Dulu, Lu Yuchen pasti sudah berhenti dan melihat kondisi Tang Xinluo. Tapi hari ini, dia tidak hanya tidak berhenti dan malah semakin bertenaga. Dia tidak hanya meninggalkan bekas di tubuh wanita itu dengan bibirnya, tapi kedua tangan besarnya juga meremas lembut seluruh tubuhnya dengan sangat agresif.      

Tang Xinluo benar-benar disiksa oleh Lu Yuchen sampai hampir tidak bisa bertahan. Sampai akhirnya dia sudah tidak bisa bertahan lagi, dia mengeluarkan rintihan, "Ehhmm… Ehmm… Ah… Ah..."      

Anehnya, bara api dalam hati Tang Xinluo tidak tertahankan. Tubuhnya terasa panas, tidak jelas itu menyakitkan atau perasaan lainnya.     

Saat sedang bergulat dengan pria itu, tiba-tiba terdengar suara seraknya di telinganya, "Sekarang, tubuhmu sudah penuh dengan bekas yang aku tinggalkan. Xiaoluo, ingat… Lain kali, kalau kamu sampai berdansa dengan pria lain lagi, hukumannya tidak hanya ini saja."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.