Waktu Bersamamu

Dilarang Menghindarinya



Dilarang Menghindarinya

0Tang Xinluo saat ini sudah terbangun, semua yang terjadi semalam terputar di benaknya. Dia tidur menghadap ke samping karena tidak bersedia bertatapan dengan Lu Yuchen. Dia hanya menunduk, membungkam mulut dan menghindari untuk melihat suaminya itu, sangat terlihat kalau dirinya sedang memperhitungkan masalah semalam.      

Sementara Lu Yuchen berusaha membuka matanya dalam diam, dia mencubit dagu Tang Xinluo, lalu mengarahkan wajahnya agar mereka dapat bertukar pandang. "Sedang menghindar dariku, ehm?" tanyanya.      

Tang Xinluo mendengar suara berat dan serak Lu Yuchen, suara itu terasa sedikit berbahaya. Dia pun tersenyum lemah dan berkata, "Tidak, mana aku berani."     

Benar juga, mana aku berani, batin Tang Xinluo. Keduanya berawal dari perjanjian tertulis hitam di atas putih. Di dalam perjanjian tersebut sudah tertulis jelas bahwa mereka tidak akan mencampuri urusan masing-masing. Dia yang terlalu bodoh, bisa-bisanya merasakan perasaan yang tidak seharusnya dirasakannya di dalam perjanjian ini.     

"Tidak berani?" Cubitan Lu Yuchen di dagu Tang Xinluo menjadi lebih keras. "Aku lihat kamu sangat berani."     

Nada bicara Lu Yuchen terdengar dingin dan sedikit marah. Dia juga tidak tahu kenapa Tang Xinluo marah padanya. Istrinya itu tengah mengandung anaknya, jadi jelas-jelas tidak seharusnya marah saat hamil. Tapi saat melihat tatapan dingin dan asing wanita itu, tak disangka dirinya merasa gusar. Seperti ada sesuatu yang penting yang sedang perlahan menjauh darinya.     

Tang Xinluo tersenyum dingin dan berkata, "Tuan Lu salah bicara, aku diusir dari Keluarga Tang, jadi aku tidak memiliki rumah dan hanya bergantung pada Tuan Lu. Aku belum bisa membalas budi pada Tuan Lu, mana berani aku menghindar dari Tuan Lu."     

Tang Xinluo mengetahui dengan jelas kalau tidak seharusnya dia berkata seperti ini. Namun, dia sudah tidak bisa menahan diri lagi untuk menumpahkan semua emosinya.     

"Tang Xinluo…" Tiba-tiba Lu Yuchen memanggil namanya dengan suara yang sangat rendah dan terdengar berbahaya.     

Tang Xinluo pun tertegun sesaat, detak jantungnya seperti terlompat satu ketukan. Bohong jika mengatakan bahwa Lu Yuchen tidak menakutkan. Bahkan langit tahu kalau dia sudah mengeluarkan seluruh keberaniannya, baru berani beradu mulut dengan suaminya ini.     

"Dilarang menghindar dariku," kata Lu Yuchen yang tiba-tiba mengangkat dagu mungil Tang Xinluo, membungkuk dan menciumnya. Ciuman itu cukup kuat, nyaris membuatnya tidak bisa bernapas. Telapak tangannya yang besar menahan belakang kepala istrinya dan menekannya ke tubuhnya.     

"Ugh… Tidak mau…"     

Lu Yuchen seperti hewan buas yang marah, Dia tidak memedulikan penolakan dan hanya terus melakukan serangan. Sementara Tang Xinluo kesakitan karena ciuman itu, dia sampai tidak tahan dan menjerit kesakitan. Dia pun mendorong pria itu sekuat tenaga, tapi tidak berdaya karena kekuatannya jauh lebih besar darinya. Bagaimanapun dia melawan, sama sekali tidak bisa melonggarkan pelukannya. Akhirnya dia terkurung di dalam pelukan itu. Kini napas keduanya semakin berat, sampai akhirnya dia tersadar dari ciuman ini.     

"Tidak bisa… Lepaskan…" Tang Xinluo menggigit keras bibir tipis Lu Yuchen, hingga akhirnya pria itu melepaskannya.     

Begitu melepaskan tangannya, sebuah aroma amis darah tercium di mulut Lu Yuchen. Dia menatap Tang Xinluo dengan dingin setelah menerima penolakan kuat dan gigitan maut itu. Selama ini, tidak pernah ada orang yang berani menolaknya seperti itu. Amarah pun terlihat di kedua matanya.     

Tang Xinluo tiba-tiba mendorong Lu Yuchen menjauh. Dia menutup mulutnya sambil berlari ke kamar mandi.     

"Ugh..." Beberapa saat kemudian, terdengar suara muntah dari dalam kamar mandi.     

Mendengarnya, kemarahan Lu Yuchen menghilang dalam sekejap. Tatapan dinginnya juga perlahan menghilang. Dia menekan-nekan tengah dahinya dengan tak berdaya, memperingatkan dirinya sendiri bahwa bagaimanapun juga, tidak seharusnya dia marah pada seorang wanita hamil di saat seperti ini. Akhirnya, dia menyusul Tang Xinluo masuk ke kamar mandi dan melihatnya yang berada di dekat kloset itu. Wanita yang kurus dan kecil, sekarang terlihat semakin mungil. Melihatnya meringkuk di sana dengan kondisi lemas, tak disangka membuatnya merasa kasihan yang tidak seharusnya ada. Hati yang membeku selama lebih dari 20 tahun kembali lembut setelah melihat pemandangan ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.