Waktu Bersamamu

Kelak Setiap Hari Harus Memakai Syal ini



Kelak Setiap Hari Harus Memakai Syal ini

0Bahkan Tang Xinluo saat ini juga tidak bisa menahan diri untuk melirik raut wajah sinis Lu Yuchen. Dia… Tidak akan melampiaskan kemarahan ke Bibi Zhang, kan? Batinnya.     

Tang Xinluo baru saja ingin membantu Bibi Zhang, tapi dia mendengar suara berat Lu Yuchen dari atas kepalanya, "Bibi Zhang… Hari ini dingin sekali. Kamu sudah tua, jangan sampai masuk angin."     

Perkataan Lu Yuchen yang tidak ada intinya membuat Bibi Zhang dan Tang Xinluo tercengang. Sedetik kemudian, entah kapan jari panjang Lu Yuchen sudah ada di dalam mantelnya meraba-raba di punggung belakang Tang Xinluo. Beberapa saat kemudian, ikatan di tangan Tang Xinluo terlepas.     

Kemudian Lu Yuchen berkata, "Pakailah syal ini."     

Mana mungkin Bibi Zhang berani mengambil barang dari Lu Yuchen. Namun, baru saja dia membuka mulut dan bersiap menolak, kata-katanya tidak jadi keluar karena tatapan dingin bagai pisau es milik pria itu mengarah padanya. Dengan tangan yang gemetaran, dia menerima syal wol kasmir itu dari tangan bosnya. Padahal, syal itu adalah syal untuk pria. Melihat benda itu, Bibi Zhang seperti memiliki firasat, setelah dia berterima kasih, dia tidak berani berkata-kata lagi, mengambil syal itu dan hendak beranjak pergi. Begitu melihat, dia langsung tahu jika syal itu adalah syal untuk pria. Lu Yuchen bisa memberikannya padanya, pasti karena dia tidak suka melihat syal tersebut. Jadi, dia pun memutuskan dalam hati, setelah kembali ke kamar, dia akan menyimpan syal tersebut dan tidak akan dikeluarkan lagi di depan Lu Yuchen. Namun, siapa sangka, baru saja mundur beberapa langkah, dia dipanggil lagi oleh pria itu.     

"Bibi Zhang…" Suara dingin Lu Yuchen terdengar jelas penuh dengan kekesalan. "Nantinya, setiap hari kamu harus memakai syal itu."     

Selesai bicara, Lu Yuchen tidak menghiraukan wajah terkejut Bibi Zhang dan menggendong Tang Xinluo ke atas. Sementara Bibi Zhang membawa syal tersebut dan tercengang beberapa saat, kemudian baru perlahan kembali fokus. Aiyo, aku lupa bertanya pada Tuan Muda, kalau cuaca sudah panas, aku harus bagaimana?! Pikirnya.     

***     

Tang Xinluo terbelalak menatap Lu Yuchen karena memberikan syal dari Yue Ze kepada Bibi Zhang. Dia ingin menghalangi, tapi dia mengetahui jika dirinya tidak seharusnya mencari mati di saat seperti ini. Awalnya, dia ingin mencari waktu untuk mengembalikan syal itu pada Yue Ze. Tapi sekarang, sepertinya lebih baik membiarkannya saja.     

Tang Xinluo digendong sampai ke lantai atas oleh Lu Yuchen dan hendak masuk ke kamar tidur. Tadi di mobil, pria itu sudah memberinya 'pelajaran' satu kali. Sampai di rumah, paling banyak pria itu hanya akan bersikap dingin padanya sebentar. Dia pun mengira masalah ini sudah berlalu. Huh, kalau mau bersikap dingin, ya bersikap dingin saja. Lagi pula, aku sekarang juga sedang kesal padanya. Aku tidak ingin memperdulikan tiran yang mendominasi ini, pikirnya.     

Saat berpikir, tiba-tiba Tang Xinluo merasakan tubuhnya menjadi ringan. Dia diletakkan di kasur oleh Lu Yuchen. Kemudian, tubuh besar pria itu menindihnya. Selain berhati-hati menghindari perutnya, dia benar-benar tertutup oleh tubuh besar pria itu.     

"Sudahlah, sekarang kita lanjutkan… Katakan, selain leher, daerah mana lagi yang pernah disentuhnya?" tanya Lu Yuchen.     

Mendengar suara sinis itu, Tang Xinluo baru kembali sadar. Ya tuhan, pria ini benar-benar tidak ada habisnya. Tadi dia sudah 'menindas'-ku sekali, tapi rupanya masih belum cukup, sekarang dia masih akan meneruskannya!? Gumamnya dalam hati.     

Melihat Tang Xinluo yang gelisah tapi tidak menjawabnya, amarah di mata Lu Yuchen semakin mendalam. Dia pun berkata, "Hmm, kamu tidak ingin mengatakan, tapi hari ini aku akan memaksamu mengatakannya."     

Tiba-tiba, Lu Yuchen berdiri di samping kasur dan menatap Tang Xinluo dari atas. Jari-jari yang terlihat jelas mulai melepaskan kancing bajunya sendiri dari atas hingga ke bawah. Setelah selesai, jari-jarinya berpindah pada kepala ikat pinggang yang dikenakannya. Usai melepaskan semuanya, dia kembali menindih dan mendekap wanita itu. Kemudian, dia mulai melepaskan bajunya perlahan-lahan.     

Sampai saat ini, Tang Xinluo tidak berani melakukan apa-apa. Dia juga tidak berani berdebat dengannya. Gaun yang menyedihkan itu kembali dirobek oleh Lu Yuchen. Hanya terdengar suaranya yang terisak meminta ampun.     

"Tidak ada, tidak ada… Dia tidak menyentuh bagian mana pun… Hari ini, aku memakai baju kerah tinggi, bahkan leherku pun juga tidak disentuh olehnya," kata Tang Xinluo sambil bersikap manja dan melingkarkan tangannya di leher Lu Yuchen. Padahal, di dalam hatinya dia merasa ketakutan. Lu Yuchen yang sangat mengerikan ini, dia benar-benar tidak berani membayangkan. Jika sampai pria ini tahu apa yang sudah dia lakukan saat membantu 'menyembuhkan' Yue Ze, mungkin sana dirinya akan ditelan bulat-bulat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.