Waktu Bersamamu

Aku, Aku Salah…



Aku, Aku Salah…

0"Karena kamu suka menerima barang dari orang lain, kebetulan sekali aku akan memanfaatkannya dengan baik." Lu Yuchen menunduk, lalu menggigit lembut daun telinga Tang Xinluo. Setelah itu, dia mengembuskan napas di depan telinga kecilnya.     

Tang Xinluo yang ketakutan nyaris menangis melihat Lu Yuchen yang seperti ini. Dia sudah pernah melihat pria itu yang penuh hasrat. Dia juga pernah melihat pria itu yang dingin dan terasa asing. Bahkan dia juga sering melihat sikapnya yang lembut melayaninya akhir-akhir ini. Namun, suaminya yang dingin dan sedikit sinis seperti sekarang ini, terlihat seolah diselimuti dalam kegelapan. Lu Yuchen yang seperti ini membuatnya merasa asing dan bahkan menakutkan.     

Syal itu terbuat dari wol kasmir, walaupun terikat erat di pergelangan tangan Tang Xinluo, namun tidak membuatnya merasa kesakitan. Mata Lu Yuchen yang melihatnya ketakutan sampai gemetaran menjadi bertambah suram. Dia berpikir, jika bukan karena tertangkap basah, entah kenapa istrinya ketakutan sampai gemetaran seperti ini.     

"Katakan, selain leher, dia pernah menyentuh bagian mana lagi?" tanya Lu Yuchen sambil menarik keras syal yang terkulai ke belakang.     

Dua tangan Tang Xinluo diikat ke belakang menggunakan syal itu, seiring dengan tarikannya yang kuat, tubuhnya juga ikut tertarik ke depan. Baju yang menutupi dadanya sudah robek, sehingga gaya seperti ini membuat dirinya seolah sengaja menyodorkan dadanya yang telanjang ke depan pria itu. Rasa malu yang menguasai Tang Xinluo membuatnya tak tahan untuk menutup mata, dia sudah lupa jika dirinya harus menjawab pertanyaan Lu Yuchen.     

Tatapan mata Lu Yuchen yang dingin tertuju pada kedua mata Tang Xinluo yang tertutup. Secara otomatis, dia merasa jika wanita itu tidak menjawab pertanyaannya karena tertangkap basah. Sebuah rasa asam yang entah dari mana asalnya tiba-tiba menguasai hatinya. Hatinya yang selama ini keras seperti diremas erat oleh seseorang, terasa sangat sakit. Sedetik kemudian, di dalam matanya yang dingin terlihat kesedihan melintas.     

Tang Xinluo menutup mata dan tentu saja dia melewatkan sorot mata sedih dari Lu Yuchen. Saat dia menyadari jika pria itu tidak merespons selama beberapa saat, dia baru membuka mata diam-diam untuk mengintip dari sela matanya yang belum terbuka sempurna Siapa yang menyangka, saat baru saja mencuri pandang sedikit, dia tertangkap oleh mata hitam yang penuh dengan makna dalam itu. Sampai kemudian, dia baru merasa jika sepertinya ada yang tidak beres dalam sorot mata pria itu.     

"Kamu… Jangan marah…" Tang Xinluo menghiburnya dengan hati-hati. Tapi dalam hatinya, dia sedang mencari cara untuk melepaskan diri dari masalah kali ini. Tertangkap oleh Lu Yuchen saat Yue Ze memakaikan syal padanya sudah merupakan 'dosa besar'. Apalagi, reaksi pertama dirinya saat bertemu dengan Lu Yuchen adalah melarikan diri. Sebenarnya, dia juga tidak sengaja melakukannya. Hanya saja, Lu Yuchen yang tidak marah, namun berkuasa benar-benar terlihat menakutkan sekali. Saat melihatnya, tanpa sadar dia ingin melarikan diri.     

Mendengar suara Tang Xinluo yang manja, kesedihan dalam hati Lu Yuchen akhirnya berhasil ditekan. Dia sengaja mengacuhkan perasaan aneh dalam hatinya tersebut. Matanya menyipit, lalu tiba-tiba dia mengangkat sudut bibirnya dan tertawa lirih.     

Melihat Lu Yuchen mengangkat sudut bibirnya, lalu tersenyum dingin dan sinis, Tang Xinluo merasa aneh dan mencoba bercanda. Dia pun kembali berkata, "Ma, maafkan aku, lain kali aku…"     

"Ah… Sakit sekali…" Tang Xinluo ingin mendorong Lu Yuchen, namun kedua tangannya malah ditarik ke belakang.     

Lu Yuchen merasakan pengelakan dari Tang Xinluo. Dia tidak hanya tidak berencana melepaskannya, tapi juga menarik keras ikatan tangannya.     

"Ehm…" Tubuh kecil Tang Xinluo sekali lagi tertarik ke belakang. Ugh… Memalukan sekali, aku benar-benar sudah hampir menangis, pikirnya.     

Lu Yuchen menunduk ke arah dada Tang Xinluo. Dia mencium dan menggigitnya dengan agresif. Dia ingin meninggalkan bekas di sekujur tubuhnya.     

"Ugh… Lembut sedikit, jangan menggigit… Aku salah, aku salah… Jangan…" Tang Xinluo lemas karena digigit oleh Lu Yuchen, kepalanya terasa pusing. Saat baru mulai, dia masih mengkhawatirkan sopir di depannya, dia menggigit bibirnya dan tidak berani berbicara. Namun kemudian, dia sudah disiksa sampai tidak bisa mengontrol apa yang keluar dari bibirnya. Tanpa memedulikan sekitarnya, dia merintih meminta ampun di kursi belakang. Isak tangisnya diiringi dengan godaan Lu Yuchen, hal ini benar-benar seperti hukuman. Kegiatan mereka terus berlanjut sampai mobil itu berhenti di depan pintu Blue Bay Villa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.