Waktu Bersamamu

Menangis Dipukul Lu Yuchen!



Menangis Dipukul Lu Yuchen!

0Lu Yuchen mendengar wanita mungil itu bergumam begitu panjang. Semakin mendengar setiap ucapannya, wajahnya semakin memburuk. Setelah mendengarkan hingga akhir, akhirnya sudut bibirnya sedikit terangkat, dia tersenyum tipis. Hanya saja, sayangnya senyumannya tidak terlihat di matanya.     

Tang Xinluo sendiri tidak mengerti kenapa dirinya mengatakan semua itu tadi. Kemudian, dia mendengar suara dingin Lu Yuchen berkata, "Bagus sekali, sepertinya Xiaoluo yang sudah begitu lama menjadi Nyonya Lu, masih belum jelas di mana kesalahannya?"     

"..." Aih, ternyata benar aku memang melakukan kesalahan dan membuatnya marah, batin Tang Xinluo. Dia tidak berani menjawab karena takut dirinya salah bicara. Dia terpaksa mengangkat wajah, menggigit bibir bawahnya, lalu menggunakan wajah menyedihkannya dan menatap Lu Yuchen.     

Setelah beberapa waktu mengikuti Lu Yuchen, Tang Xinluo belum berani bilang dirinya sudah memahami jelas wataknya. Tapi minimal ketika pria itu marah, dia masih mengerti bagaimana cara melindungi diri. Asalkan dia meminta ampun dengan baik-baik, pria itu pasti tidak akan mempersulitnya.     

Tapi sayang, kali ini perhitungan Nyonya Lu mungkin salah. Melihat Tang Xinluo mengangkat wajahnya dan memohon ampun dengan mata persik yang berair, api di hati Lu Yuchen malah semakin membara. Dia tidak tahan untuk mengulurkan tangan dan memegang dagu istrinya itu     

"Tahu letak kesalahanmu di mana?" tanya Lu Yuchen.     

Tang Xinluo segera menganggukkan kepala. Namun, saat sadar jika tatapan Lu Yuchen menjadi tajam, lalu segera menggelengkan kepala. Sudahlah, lebih baik aku jujur saja. Ini lebih baik daripada mendapat hukuman, pikirnya.     

"Tidak tahu…" Tang Xinluo mengakui dengan suara pelan. Kemudian, dia segera menambahkan, "Bagaimana kalau kamu yang memberitahuku suamiku?"     

Begitu mendengar panggilan tersebut, Lu Yuchen langsung terlihat menjadi lebih hangat. Topeng dinginnya akhirnya retak. Beberapa saat kemudian, dia menarik rambutnya dan kembali duduk di tempatnya sendiri. Dia mengulurkan tangan dan menarik wanita yang berada di sudut kursi itu, lalu memeluknya di atas pangkuannya.     

"Dengarkan baik-baik, aku hanya mengingatkanmu sekali saja, kalau lain kali kamu mengulanginya, maka aku akan…" Tatapan sinis Lu Yuchen jatuh ke wajah istri mungilnya, sesaat dia kehilangan kata-kata.     

Tang Xinluo yang tampak cemberut bertanya, "Akan apa?"     

Melihat bibir Tang Xinluo, mata Lu Yuchen terlihat sinis. Dia pun menjawab, "Akan menggarapmu dengan ganas."     

Saat Lu Yuchen mengatakan hal ini, suaranya yang tidak ditekan terdengar keras, sampai sopir dan pengawal di dalam mobil itu dapat mendengarnya. Seketika Tang Xinluo merasa sangat malu, dia pun membelalakkan matanya pada pria itu.     

Namun, Lu Yuchen tidak memedulikannya. Dia mencengkeram pergelangan tangan Tang Xinluo yang terluka, lalu menunjuknya dan berkata dengan serius, "Ini, inilah kesalahanmu."     

Bengkak di tangan Tang Xinluo perlahan mengecil berkat obat yang dioleskan oleh Lu Yuchen tadi. Sayangnya, Tang Xinluo tidak mengerti apa maksud suaminya, dia pun bertanya, "Aku adalah korban, aku juga kesakitan… Kenapa ini salahku?"     

Melihat raut wajah Lu Yuchen yang buruk, Tang Xinluo pun segera mengoreksi kata-katanya, "Terserah apa yang kamu bilang sajalah…"     

"Paling-paling, lain kali kalau orang lain menindasku aku tidak akan melawan." Semakin bicara Tang Xinluo semakin merasa dirinya tertindas.     

"Jangan sembarangan." Tangan besar Lu Yuchen menepuk pantat Tang Xinluo dengan ringan.      

Hanya menepuknya secara simbolis. Namun hasilnya, Tang Xinluo yang merasa tertindas sekarang makin merasa tertindas. Saat dirinya tadi dicengkeram oleh Lu Qinghao, yang dia pikirkan adalah Lu Yuchen Dia berpikir bahwa apa pun yang terjadi, dia tidak akan menyetujui syarat dari Lu Qinghao. Jika dia sampai menurutinya, entah bagaimana dengan Lu Yuchen. Tapi sekarang, pria menyebalkan yang bersikap hangat di depan orang lain ini, langsung menindasnya begitu tidak ada orang di sana. Mungkin saja saat wanita terjebak dalam perasaan tertentu, semua akan berubah aneh dan selalu berbuat onar tanpa sebab. Dia juga tidak tahu kenapa, padahal dirinya hanya ditepuk lembut oleh pria itu, tapi tiba-tiba terasa asam di hidungnya dan dia tidak bisa menahan air matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.