Waktu Bersamamu

Dipeluk Yue Ze



Dipeluk Yue Ze

0Tang Xinluo menelan air liurnya, lalu berkata, "Aku… Aku sudah memasak mie untukmu."     

Tanpa sadar, Tang Xinluo mengangkat nampan yang dibawanya dan menatap Yue Ze, seolah sedikit merayunya agar tidak marah lagi. Rambut perak yang tipis menutupi mata Yue Ze, bola mata biru tua itu terlihat tidak jelas di dalam kegelapan. Dia merasa tubuh pria itu diselimuti kesuraman, seperti kotak pandora yang mengeluarkan aura yang sangat menggoda, tapi tidak boleh mendekatinya sembarangan.     

"Masuklah..." Yue Ze menatap datar dan membuka jalan untuk Tang Xinluo.     

Tidak ada cahaya penerangan di dalam kamar, jendelanya juga tertutup rapat. Tang Xinluo merasa seolah dirinya masuk ke dalam sebuah sarang harimau. Tapi, jika tidak masuk ke sarang harimau bagaimana mau menangkap harimau tersebut. Dia membutuhkan Yue Ze, sedangkan dia juga sudah bersalah padanya. Akhirnya, dia meyakinkan dirinya dan membawa masuk nampan itu. Dia berjalan selangkah demi selangkah masuk ke kamar pria itu.     

Setelah Tang Xinluo masuk ke kamar, dia pun mendengar suara…     

Brak!     

Pintu kamar di belakangnya tertutup. Seketika kamar itu menjadi gelap gulita.     

"Yue… Yue Ze…" Tang Xinluo segera menenangkan dirinya dan mencoba bersuara. Dia berdiri terpaku di tempat sambil masih membawa nampan di tangannya dan tidak berani bergerak. Seketika kamar itu menjadi sunyi senyap. Pandangannya belum beradaptasi dengan kegelapan di sana. Padahal, dia baru berada di sana hanya beberapa detik saja, tapi dia merasa seperti seabad lamanya. Akhirnya pria itu mengeluarkan suaranya yang serak dan rendah, memecahkan keheningan kamar tersebut.     

"Akhirnya kamu datang juga…."      

Suara Yue Ze terdengar dari belakang. Suaranya begitu dekat, seolah berada di belakang telinga Tang Xinluo. Dalam perkataannya itu, dia bisa merasakan aura dingin pria itu yang menyebar ke daun telinganya hingga membuat tangannya yang memegang nampan gemetar dan punggungnya menjadi tegang. Seharusnya, dia segera berlari melarikan diri dan tidak kembali ke rumah itu lagi. Benar juga, dia bukannya tidak memiliki pilihan lain selain Yue Ze. Walaupun pria itu tidak berpartisipasi, Tang Group tetap bisa melewati kesulitan ini. Dia berpikir bahwa dirinya benar-benar tidak perlu sampai seperti ini.     

Di benak Tang Xinluo, terlintas banyak pemikiran untuk melarikan diri. Tapi akhirnya, dia tetap menarik napas dalam-dalam dan mengumpulkan keberaniannya. Dia memasang senyum tipis dan berbalik badan. Dia pun berkata, "Aku sudah membuatkan semangkok mie untukmu… Mie yang paling kamu sukai. Kamu sudah lapar kan? Cepat makanlah."      

Dalam kegelapan, Tang Xinluo membawa mie tersebut ke hadapan Yue Ze. Wajahnya tersenyum datar dan sudut bibirnya sedikit terangkat. Walaupun di dalam kegelapan, sorot kelembutan dalam matanya masih bisa terlihat dengan jelas.     

Ini adalah salah satu dialog dalam film 'Cahaya Bulan Perak', perkataan seorang gadis sederhana di desa kecil kepada pemuda pembangkang tersebut. Karena Yue Ze tidak bersedia keluar, maka Tang Xinluo akan menemaninya memerankan film ini. Seketika bola mata biru tua pria itu menyusut, sebuah perasaan terlintas dalam sorot matanya.     

"Ayo, makanlah..." Tang Xinluo saat ini sudah bisa beradaptasi dengan kegelapan di sana. Kemudian, dia meletakkan nampan di atas meja. Baru saja dia meletakkan nampan itu, tiba-tiba terdengar suara tirai yang ditarik terbuka oleh Yue Ze. Cahaya matahari pun masuk ke dalam kamar tersebut. Dalam kehangatan di tengah musim dingin, rambut perak di ambang jendela itu terlihat bersinar menyilaukan.     

Yue Ze berdiri di ambang jendela dengan sorot matanya yang dalam bagai lautan menatap Tang Xinluo. Sementara Tang Xinluo membuka mulut dengan tidak tenang, seperti ingin mengatakan sesuatu. Namun, dia tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya.     

"Xiaoru..." Yue Ze memanggilnya lembut dengan suara berat dan menawan. "Terima kasih."     

Setelah selesai berkata, Yue Ze membuka lengannya di hadapan Tang Xinluo. Pemuda rambut perak itu berdiri dengan penuh kehangatan di ambang jendela, bibirnya berhiaskan senyum datar. Mata Tang Xinluo sedikit bergetar.     

Xiaoru adalah nama gadis desa di film tersebut. Tiba-tiba, Tang Xinluo merasakan sesuatu. Mungkin ini adalah saatnya dia menarik Yue Ze keluar dari film itu. Dia merasa ragu beberapa detik, kemudian berjalan menuju ke arah pria itu. Di depan jendela dengan gaya Perancis tersebut, dia masuk ke dalam pelukannya.      

Adegan ini seindah di dalam film tersebut. Pemuda pembangkang itu akhirnya menemukan cahaya matahari dalam kehidupannya. Dia membuka kedua lengannya dan membawa masuk gadis desa yang hangat itu ke dalam pelukannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.