Waktu Bersamamu

Memimpikan Lu Yuchen



Memimpikan Lu Yuchen

0"Tuan Blanc… Maksudmu adalah, ingin menyuruhku untuk terus memasakkan mie untuk Yue Ze, sekalian… Berakting menjadi pacarnya?"     

Usul ini, Tang Xinluo sudah pasti tidak berani menerimanya. Bersandiwara menjadi kekasih Yue Ze dan membantunya keluar dari trauma. Dia bukannya tidak mau membantu, tapi begitu terbayang akan bagaimana reaksi Lu Yuchen setelah mengetahuinya… Tidak, dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk membayangkannya.     

"Tidak perlu bersandiwara menjadi kekasihnya, kamu hanya perlu melihat film itu dan menjadi seperti wanita dia dalamnya sudah cukup. Nona Tang, kalau kamu bersedia membantu, kesulitan pada drama kalian 'Catatan Perjalanan Selir Tercinta' ini, aku Blanc akan menjamin keberhasilannya."     

Tawaran Blanc ini, tidak diragukan lagi cukup menggiurkan. Namun, Tang Xinluo lebih ingin tahu bagaimana peran wanita di dalam film tersebut. Jika ada adegan ciuman, bermesraan atau bahkan naik ranjang, dia pasti tidak bisa menerimanya.     

"Tenang saja, tidak ada hubungan antara pria dan wanita, semuanya sangat polos. Kamu lihat saja sendiri. Nona Tang, anggap saja aku memohon padamu. Aku sudah susah payah menemukan penyelamat yang bisa membantu Yue Ze keluar dari dunia tertutupnya, mohon bantu aku."     

Tang Xinluo sama sekali tidak ingin menerima hal ini, tapi sikap Blanc sangat teguh. Akhirnya dia terpaksa menyetujuinya. Setelah dia melihat film itu terlebih dahulu, dia akan mengambil keputusan.     

***     

Setelah kembali, Tang Xinluo menemukan film yang berjudul 'Bulan Perak'. Dia pun menontonnya sendirian di atas ranjang. Sampai film itu selesai, dia bisa keluar dari suasana melankolis dan depresi di dalamnya. Entah kapan wajahnya sudah berlinang air mata. Dia bukan pertama kali menonton film Yue Ze, tapi ini baru pertama kalinya dia membintangi film seni. Seluruh film ini dipenuhi masa muda yang penuh tekanan dan kenyataan yang kejam. Tapi di dalam film ini hanya ada satu cahaya matahari hangat yang terus di sana dan tidak pernah pergi, yakni ibu pemuda berambut perak yang selalu memasak mie untuknya, itu adalah bagian terlembut di dalam hatinya. Setelah pria itu membangkang, wanita yang memasak mie di kedai mie di dalam gang menjadi penerus ibunya.     

Saat akhir film, wanita itu tidak sengaja ditabrak oleh mobil yang dikendarai orang mabuk. Dan setitik kelembutan dalam hati pemuda berambut perak itu juga pergi mengikutinya. Air mata Tang Xinluo tanpa terasa mengalir. Dia mengusap air matanya, lalu mengambil ponselnya untuk mengirimkan pesan Wechat pada Blanc.     

"Aku akan membantumu untuk menyembuhkan Yue Ze."     

***     

Malam itu, Tang Xinluo bermimpi. Di dalam mimpinya, dia sedang menemani Yue Ze dan memasak untuknya. Baru saja dia membawa masakan yang baru matang keluar, tiba-tiba mimpinya berubah. Yue Ze yang mengenakan baju santai warna putih duduk di samping meja makan tiba-tiba menghilang. Dan yang menggantikannya adalah sosok tinggi yang sudah lama tidak dilihatnya. Pria itu, sedang membelakanginya. Pria itu mengenakan jas lengkap dan hanya berdiri di sana, namun sudah cukup menarik perhatian. Tangannya pun gemetar, bahkan nyaris menjatuhkan piring yang dipegangnya. Pria itu mendengar ada gerak gerik dan akan menoleh. Mereka pun akhirnya saling bertatapan. Dia menjadi panik dan semuanya tertutupi oleh mata hitam pria tersebut.     

Di dalam mimpi itu, Tang Xinluo ingin menjelaskan. Namun, sekeras apa pun dia berusaha, bibirnya hanya terbuka, tapi tidak ada suara yang keluar. Sementara itu, tatapan mata Lu Yuchen jatuh ke wajahnya. Di dalamnya, terdapat kemarahan, kekecewaan dan kebencian. Kebencian itu seperti palu besar yang mematikan dan menghantam hatinya.     

Tang Xinluo meronta setengah mati dan berusaha menjelaskan. Saat dia akhirnya bisa melepaskan simpul di kerongkongannya dan memaksakan diri mengeluarkan suara, tiba-tiba terdengar suara lembut seorang wanita di belakangnya.     

'Yuchen, aku bawakan sedikit sup untukmu. Beberapa hari ini, aku sudah menyusahkanmu.'     

Mimpi buruk itu tiba-tiba berhenti. Tang Xinluo pun bangun dari mimpinya dengan keringat dingin yang membasahi tubuhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.