Waktu Bersamamu

Di Ujung Telepon, Masih Ada Wanita Lain



Di Ujung Telepon, Masih Ada Wanita Lain

0Baru tiga hari tidak bertemu Tang Xinluo, Lu Yuchen merasa suasana hatinya semakin tidak senang. Selama ini dia adalah orang yang tidak mudah diajak bersosialisasi, namun dua hari ini terlihat jelas jika dirinya semakin dingin dan sinis, sehingga membuat orang semakin tidak berani mendekatinya. Semua orang mengira jika dia seperti itu karena terlalu mengkhawatirkan Gu Xuan'er. Lagi pula, setelah operasi wanita itu terus tidak sadarkan diri di ruang ICU dalam waktu yang lama. Soal kapan wanita itu tersadar, semuanya mengandalkan dirinya sendiri.     

Tapi sebenarnya, alasan yang membuat Lu Yuchen seperti ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Gu Xuan'er. Namun, karena setiap malam tidak ada tubuh wanita mungil itu, Tang Xinluo, untuk dipeluk. Lalu paginya saat dia sadarkan diri, juga tidak ada wanita mungil yang tertidur tenang di pelukannya. Dia tidak bisa mencium mata persiknya yang indah, tidak bisa mencium hidungnya dan tidak bisa mencium bibir merahnya yang seperti buah ceri itu. Dan hal ini membuatnya hampir frustasi.     

Lu Yuchen sama sekali tidak menyangka jika suatu hari dia akan memedulikan seorang wanita sampai seperti ini. Saat dirinya sendiri belum menyadari apa arti semua yang dia rasakan ini, dia tidak tahan dan melakukan sebuah panggilan.     

"Saat aku tidak di Tiongkok, lebih baik kamu baik-baik di sana. Xinluo… Aku tidak ingin menghukummu hanya karena hal-hal kecil," tutur Lu Yuchen. Semakin tidak bisa bertemu dengan Tang Xinluo, dia semakin merindukannya, sampai-sampai dia ingin sekali mengikat wanita itu di sisinya.     

Tang Xinluo tidak mengerti kenapa Lu Yuchen tiba-tiba berubah seperti itu. Dia lebih arogan dari biasanya, bahkan terasa sulit dilawan. Tapi dia tidak berniat melawannya karena beberapa kali pelajaran memberitahunya jika mengganggu pria ini, yang akhirnya akan rugi tetap adalah dirinya sendiri.     

"Iya, tenang saja… Aku tahu harus bagaimana."     

Sikap Tang Xinluo akhirnya membuat Lu Yuchen puas. Dia masih ingin melanjutkan pembicaraan ketika tiba-tiba pintu ICU terbuka.     

"Yuchen, aku membawa sedikit sup untukmu. Beberapa hari ini kamu sudah letih…" Suara wanita yang lembut, terdengar dari seberang telepon.     

Tang Xinluo tercengang, dia mendengar jelas suara wanita di sana. Sementara tatapan Lu Yuchen terlihat sedikit marah. Tatapan dinginnya itu terjatuh pada Shen Wan yang masuk ke sana.     

"Aku masih ada urusan, aku tutup dulu ya. Ingat janjimu, jangan buat aku khawatir." Setelah berbicara, Lu Yuchen pun menutup teleponnya. Dia bahkan tidak meninggalkan satu penjelasan untuk Tang Xinluo.     

Hingga nada buta terdengar di telinganya, Tang Xinluo baru sadar dari guncangannya tersebut. Wanita yang mengantarkan sup untuk Lu Yuchen? Di sisinya masih ada wanita lain? Pikirnya.     

***     

Malam itu, Tang Xinluo tidak bisa tidur. Dia juga tidak mengerti kenapa dirinya tidak bisa tidur. Jelas-jelas dia tidak seharusnya memiliki perasaan yang berlebihan. Walaupun diam-diam menyukainya, tapi dia seharusnya sudah mengerti sejak awal. Lu Yuchen memang sejak awal bukan miliknya, dia juga tidak seharusnya dia menyukainya. Pria itu juga sejak awal tidak menjanjikan apa pun, bahkan tidak perlu memberi penjelasan padanya. Jelas-jelas dari awal sudah mengerti, entah kenapa dia masih mau masuk ke dalam lubang tersebut dan membuat dirinya sedih karena pria itu.     

"Nyonya Muda, sepertinya raut wajah Anda tidak baik, apa terlalu lelah? Kalau terlalu lelah, jangan mengurus masalah di luar lagi." Saat Bibi Zhang mengantarkan sarapan, dia bertanya pada Xinluo dengan penuh perhatian.     

"Tidak apa-apa, semalam aku bermimpi buruk, jadi tidak cukup tidur. Siang nanti aku akan mencari waktu untuk tidur di kantor saja." Tang Xinluo menjawab dengan memaksakan semangatnya.     

"Oh ya Bibi Zhang, apa kamu tahu Keluarga Qiao? Apa hubungan antara Keluarga Qiao dan Keluarga Lu sangat baik?"     

"Ini… Bisa dibilang cukup baik, semua berada di satu lingkaran sosial, jadi saling mengenal satu sama lain. Tuan Muda Qiao memiliki hubungan yang cukup baik dengan Tuan Muda kita, tapi anggota Keluarga Qiao lainnya biasa saja," kata Bibi Zhang. Dia takut Tang Xinluo berpikir sembarangan, jadi dia tidak berani memberitahunya jika bukan hanya Tuan Muda, tapi kedua keluarga itu sudah kenal dekat sejak dulu.     

Tang Xinluo awalnya masih ingin bertanya lagi apa Bibi Zhang memiliki nomor Keluarga Qiao. Tapi begitu mendengar jawaban tersebut, dia segera membatalkan niatnya itu. Sepertinya, mengenai masalah ini, dia terpaksa mengandalkan dirinya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.