Waktu Bersamamu

Salah Suami, Suami yang Datang Terlambat



Salah Suami, Suami yang Datang Terlambat

0Setelah mobil itu berhenti, sekelompok orang berbaju hitam yang terlatih segera turun dari mobil-mobil di barisan belakang. Lalu, para wartawan yang mengerumuni mobil pertama segera didorong mundur oleh mereka untuk memberikan jalan. Pada saat ini, dari kursi penumpang di depan, turun seorang pemuda yang terlihat sopan. Dia lalu berjalan ke samping pintu mobil belakang dan membuka pintu tersebut dengan penuh hormat.     

Kemudian, seorang pria yang diselimuti energi dingin keluar dari dalam mobil. Pria itu sangat tampan dengan fitur wajah tegas dan postur tubuh tinggi besar yang proporsional. Tinggi badannya mencapai lebih dari 190 cm, dia tampak mengenakan jas yang dibuat khusus untuknya dan tentunya terlihat mahal. Busananya itu membuatnya tampak sangat elegan, namun bertemperamen dingin.     

Baru saja Lu Yuchen turun dari mobil, tatapan burung falcon miliknya langsung melewati wajah para wartawan yang ada di sana. Melihat tatapan dingin itu, wartawan yang awalnya ingin mengangkat dan mengarahkan kamera padanya seketika tidak berani bergerak sembarangan.     

Sementara itu, raut wajah Lu Yuchen sudah mendingin secara maksimal. Tatapan dingin nan suram itu akhirnya berhenti di atas tangga. Tang Xinluo sedang berdiri di sudut dinding tangga paling atas. Wanita itu tampak sedang menatapnya seolah meminta belas kasihan. Dia pun mengerutkan kening saat melihatnya, baru saja satu hari tidak bertemu, wanita yang selalu membuatnya khawatir ini sudah bertambah kurus lagi. Dia sengaja tidak menghiraukan hatinya yang tiba-tiba terasa sakit, lalu bibirnya menjadi segaris dan dia pun berjalan selangkah demi selangkah naik ke atas tangga.      

Tang Xinluo yang meringkuk di sudut tembok melihat Lu Yuchen perlahan mendekat kepadanya. Mata hitam nan suram suaminya itu seolah sedang menyembunyikan amarah kecil, setiap langkahnya ke sana seperti sedang menginjak hatinya.     

Tidak hanya Tang Xinluo, bahkan anggota Keluarga Tang yang lebih dekat dan para wartawan di sana bisa merasakan aura dingin dan tekanan kuat yang keluar dari tubuh Lu Yuchen. Sementara itu, wajah Nyonya Besar Tang dan Tang Ruolan pun terlihat bangga. Walaupun tidak mengetahui siapa pria tersebut, tapi terlihat jelas kalau Tang Xinluo sepertinya sudah menyinggung tokoh besar yang sangat berkuasa.     

Masih ada dua langkah terakhir sebelum Lu Yuchen sampai di puncak tangga tersebut. Sementara Pengacara Fan tampak berdiri di tangga terakhir sebelum sampai ke puncak tangga. Dan sebagai orang yang sekarang berada di antara dua orang itu, dia merasa perlu menasihati Tuan Lu. Terlihat jelas kalau pria itu sedang marah terhadap istrinya. Tapi Tang Xinluo sedang mengandung, semarah apa pun Lu Yuchen, tetap tidak boleh melampiaskannya pada wanita hamil.      

Pengacara Fan sudah mengerti dengan jelas temperamen pria itu. Namun, saat tengah menahan rasa takutnya dan baru akan berbicara, dia mendengar suara rendah dan serak Lu Yuchen berkata, "Jangan takut, aku sudah datang."     

Apa? Aku tidak salah dengar, kan?! Tuan Lu yang naik dengan wajah dinginnya ternyata bukan untuk memberi pelajaran pada Nyonya Lu, tapi untuk menghiburnya? Batin Pengacara Fan.     

Sedetik kemudian, Tang Xinluo yang meringkuk di sana tiba-tiba merintih dan berlari ke dalam pelukan Lu Yuchen. "Ugh… Aku takut sekali..." Saat berada di suaminya itu, dia merasa hangat dan aman, perasaannya yang tegang akhirnya bisa tenang.     

Sementara Lu Yuchen balas memeluk tubuh mungil Tang Xinluo sambil menepuk pelan punggungnya. Dia pun mencoba menenangkannya, "Jangan takut, aku ada di sini."     

"Maaf, aku tidak menyangka akan seperti ini… Semuanya salahku, aku nyaris mencelakai anak kita," tutur Tang Xinluo yang menangis sedih. Sambil menangis dia terus berada dalam pelukan Lu Yuchen.     

Lu Yuchen pun menghela napas, dia mengetahui bahwa wanita mungil itu benar-benar ketakutan. Pasalnya, tadi dia melihat pertempuran ketika masuk ke sana. Tang Xinluo tampak dikerumuni oleh wartawan sebanyak itu, sementara orang-orang tersebut tidak mengetahui bahwa dia sedang mengandung, mendorongnya sedikit saja sudah bisa mencelakainya.     

"Bukan salahmu, kamu sangat baik," ucap Lu Yuchen. Dia kemudian mencium ujung kepala Tang Xinluo dengan lembut dan berkata untuk menenangkannya, "Aku yang salah karena datang terlambat."     

Semua adalah salahnya. Semalam dia marah tanpa sebab pada Tang Xinluo, sehingga hari ini istrinya itu harus menghadapi semua ini sendirian. Wanita itu sekarang adalah seorang wanita hamil, wajar kalau perasaannya terguncang dan tidak seharusnya dia mengujinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.