Waktu Bersamamu

Lu Yuchen Muncul di Lokasi Syuting



Lu Yuchen Muncul di Lokasi Syuting

0"Iya?" Tang Xinluo belum sempat merespons.     

Sedetik kemudian, Yue Ze mengulurkan tangannya untuk meraih wajah Tang Xinluo begitu saja di depan semua orang. Dengan jari-jari panjangnya yang lembut, dia membantu mengusap wajah yang entah terkena kotoran dari mana itu.      

Jari-jari Yue Ze yang mengusap wajah Tang Xinluo terasa sedikit dingin. Dia pun berkata, "Tidak perlu, aku bisa sendiri…"     

Penolakan Tang Xinluo belum selesai diutarakan saat tiba-tiba terdengar sebuah suara di pintu lokasi syuting. Suara langkah kaki yang teratur terdengar dari luar sana. Kemudian, seorang pria tinggi besar dengan aura dingin membawa pengawal berpakaian hitam muncul di sana. Tubuhnya sangat tinggi, dia mengenakan jaket hitam dan setiap indra di wajahnya seolah terukir sempurna. Sebuah wajah yang sangat tampan dan menawan, walaupun berada di antara wanita cantik dan pria tampan dunia hiburan, tapi dia tetap memiliki daya tarik luar biasa. Rasanya seperti roh kita tertarik keluar karena terkena tatapan mata hitam dari orang tersebut.     

Tang Xinluo tercengang menatap ke arah pintu, sepasang mata persiknya terbelalak. Lu Yuchen… Dia… Kenapa di muncul di sini?! Batinnya.     

Lokasi syuting seketika menjadi sunyi senyap dan terasa aneh. Walaupun tidak ada orang yang tahu siapa sebenarnya pria yang tiba-tiba muncul tersebut. Tapi dari aura menakutkan yang dikeluarkannya, pengawal yang ikut di belakangnya, serta wibawanya yang sangat berkelas itu, semuanya membuat seluruh lokasi syuting terguncang tidak percaya. Semua orang di sana menahan napas, seolah takut melewatkan sesuatu.     

Sementara Tang Xinluo sendiri, pada saat Lu Yuchen muncul, dia segera mundur dan menghindar dari sentuhan Yue Ze. Tapi walaupun begitu, dada sebelah kirinya berdebar kencang tidak karuan. Aura dingin yang disebarkan Lu Yuchen, walaupun berjarak puluhan meter, tetap saja bisa terasa dengan jelas. Dia melihatnya berjalan selangkah demi selangkah semakin mendekatinya. Rasa dingin di mata pria itu sedikit demi sedikit terkumpul. Sorot mata dingin suaminya kini mendarat di wajahnya. Terdapat rasa dingin yang menusuk tulang.     

Tang Xinluo membuka mulut, seperti ingin mengatakan sesuatu. Namun, tatapan Lu Yuchen langsung beralih ketika bertemu dengan tatapan Tang Xinluo. Sorot mata dinginnya melewati wajah istrinya dan mendarat ke Yue Ze. Saat      

Saat Lu Yuchen menatap Yue Ze, jantung lemah Tang Xinluo seperti diremas kuat-kuat. Rasanya, sakit sekali. Lu Yuchen, akhirnya berjalan sampai di depannya. Saat ini, Lu Yuchen dan Yue Ze saling bertatapan tanpa memedulikan Tang Xinluo. Pria yang satu memiliki tinggi 191 cm, sementara satu lagi 188 cm. Dirinya yang hanya memiliki tinggi badan lebih dari 160 cm, nyaris tidak bisa menghalangi tatapan mereka yang suram meski berdiri di antara dua orang tersebut.     

"Lu…" Tang Xinluo akhirnya mengumpulkan keberanian dan berusaha menjelaskan. Tapi, belum sempat dia memulai, ada tatapan tajam bagai pisau yang menatapnya. Keberanian kecil yang baru saja terkumpul dalam dirinya itu, terusir begitu saja karena tatapan tersebut. Dia pun menunduk dan mengunci mulutnya. Sepertinya, Lu Yuchen sekarang tidak melihat apa pun… Kenapa aku begitu sial! Pikirnya.     

Tang Xinluo yang menunduk sudah tidak tahu harus berkata apa lagi untuk menenangkan amarah Lu Yuchen. Sedangkan Yue Ze malah membuka mulut tiba-tiba.     

"Tuan Lu, senang bertemu denganmu," Yue Ze mengucapkan kata-kata sapaan sederhana. Tidak ada yang menyangka bahwa dia sudah tahu identitas Lu Yuchen.     

Lu Yuchen menaikkan sudut bibirnya dan mengeluarkan senyuman dingin, lalu berkata, "Tuan Muda Keluarga Reddington, ahh… Lebih baik bertemu langsung daripada mendengar dari luar."     

Suara Lu Yuchen terdengar berat, tawa lirihnya membawa aura yang menggetarkan semua orang. Sedangkan Yue Ze, mengulurkan tangan duluan dan wajahnya terlihat santai, tidak kalah sedikit pun. Dua pria itu bersalaman begitu saja di depan Tang Xinluo. Tangan kedua pria itu lewat di depan wajahnya. Melihat urat dan otot dua tangan pria itu terlihat jelas sedang bersalaman erat, dia tiba-tiba merasa seperti salah melihat.     

Dua orang pria ini… Mereka, kapan mereka mengenal satu sama lain? Gumam Tang Xinluo dalam hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.