Waktu Bersamamu

Belum Cukup Memberi Pelajaran Pada Wanita Ini



Belum Cukup Memberi Pelajaran Pada Wanita Ini

0Lu Yuchen akhirnya melepaskan tangannya. Tang Xinluo yang tidak bertenaga bersandar di dada keras pria itu dan terisak. Memalukan sekali, memalukan sekali, batinnya. Di mobil masih ada orang lain dan semuanya mendengar kelakukan mereka tadi.     

Sementara itu, Lu Yuchen menunduk untuk melihat wajah Tang Xinluo yang tidak sengaja menunjukkan wajah merah malu-malunya. Hasrat di dalam hatinya pun semakin tidak bisa ditahan. Dia mengetahui apa yang sedang digusarkan oleh istrinya ini. Dia membenamkan makhluk kecil itu dalam pelukannya, dia tidak memberi kesempatan untuk menoleh. Sebenarnya, papan pembatas di belakangnya sudah dinaikkan oleh sopir yang sangat peka ketika dia menyobek gaun istrinya tadi. Orang-orang di sisi Lu Yuchen semuanya sudah terlatih dan tidak berani berbuat salah. Selain itu, fungsi kedap suara di dalam mobil mewah puluhan juta itu juga sangat bagus.      

Lu Yuchen mengetahui dengan jelas jika Tang Xinluo sedang malu, tapi dia sama sekali tidak memberitahunya. Dia hanya menunduk dan dengan puas melihat dada putih istrinya yang penuh dengan bekas cintanya. Akhirnya, tatapan sinis di matanya perlahan menghilang.     

"Turun..." Lu Yuchen menepuk-nepuk lembut wajah Tang Xinluo yang penuh dengan air mata, nada bicaranya tetap terdengar sangat dingin. Namun, pelukannya tidak melonggar sama sekali. Kemudian, dia meletakkan wanita mungil yang terisak itu ke kursi mobil yang terbuat dari kulit asli. Dia membuka pintu mobil dan turun. Pakaian di tubuhnya masih sangat rapi. Dari dalam ke luar, dia mengenakan jas yang sudah disetrika rapi tanpa kerutan dan ditutupi lagi dengan mantel kasmir berwarna hitam. Selain daerah kerah yang terlihat sedikit basah, tempat lainnya masih rapi dan bersih. Sedangkan bekas basah itu adalah air mata yang ditinggalkan wanita mungil itu di dadanya.     

Sebaliknya, rambut panjang sedikit bergelombang milik Tang Xinluo telah menutupi separuh wajahnya. Dia menunduk dan terisak, sehingga membuatnya terlihat menyedihkan di dalam mobil itu. Kedua tangannya masih terikat ke belakang tubuhnya, sementara tubuh mungilnya membungkuk hingga memperlihatkan kulit putih lembutnya dan lekukan tubuhnya di balik gaun yang sudah rusak.     

Hanya melihat sekilas, tatapan mata Lu Yuchen bertambah muram. Dia segera melepas mantel besarnya dan menutupi tubuh kecil Tang Xinluo menggunakannya. Lalu, hanya dengan mengeluarkan sedikit tenaga, dia sudah menarik wanita itu keluar dari mobil dalam keadaan menggendongnya.     

Tang Xinluo baru saja tadi ditindas dengan mengenaskan oleh Lu Yuchen. Walaupun dirinya bersalah, tapi tidak seharusnya pria itu berbuat seperti ini pada dirinya. Dia hanya bisa menggigit bibir bawahnya, tidak berbicara dan menunduk karena tidak ingin menatapnya secara langsung.     

Lu Yuchen mengetahui jika Tang Xinluo sedang kesal karena kegiatan mereka tadi. Biasanya, setelah memberi pelajaran seperti tadi, dia mungkin akan langsung melepaskannya. Tapi kali ini…     

Terlihat hasrat memuncak di dalam mata hitam Lu Yuchen. Tang Xinluo tidak berbicara, begitu juga dengan Lu Yuchen, dia hanya menggendongnya di dalam pelukannya. Dengan wajah yang dingin, dia berjalan ke dalam rumah.     

Baik Lu Qi ataupun pekerja lainnya di sana tidak berani maju mengganggu Lu Yuchen yang terlihat berwajah gelap. Sementara Bibi Zhang mengkhawatirkan perut Tang Xinluo. Bibi mengandung tidak boleh kelaparan dan juga tidak boleh marah, walaupun dia takut pada Lu Yuchen, namun dia hanya bisa menguatkan tekad untuk menghampiri mereka.     

"Tuan Muda… Kalian sudah pulang, apa mau… Apa mau snack malam?" tanya Bibi Zhang. Saat itu, waktu sudah menunjukkan lebih dari pukul 11 malam. Dia juga tidak tahu apakan Tang Xinluo sudah makan atau belum.     

Karena pertanyaan Bibi Zhang, Lu Yuchen akhirnya menghentikan langkah cepatnya ke atas. Dia menunduk untuk menatap wanita mungil itu dan ingin bertanya apakah dia merasa lapar atau tidak. Tapi, dia melihat istrinya itu sedang cemberut dan wajahnya sedikit marah. Seketika terasa api di dalam dirinya kembali memanas.     

Lu Yuchen tersenyum dingin. Dia mengalihkan tatapan dinginnya dari Tang Xinluo menuju ke Bibi Zhang. Kemudian, dia menggunakan tatapan itu untuk mengamati Bibi Zhang dari atas ke bawah beberapa kali. Kaki dan perut Bibi Zhang pun gemetaran karena tatapan bosnya tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.