Waktu Bersamamu

Menjebak Lu Yiyi



Menjebak Lu Yiyi

0"Lepaskan aku… Ini adalah kalung pemberian kakakku! Kembalikan kalung itu padaku!" Lu Yiyi menggoyangkan tubuhnya kuat-kuat, tapi polisi di belakangnya semakin menekannya dengan keras.     

"Bicara yang jujur! Kamu ini sudah tertangkap basah, masih saja berdalih!" Polisi yang memegang kalungnya berteriak, sampai-sampai membuat para wanita di sekitar sana mundur ketakutan. Mereka bukannya belum pernah bertemu polisi, tapi selama ini tidak pernah bertemu dengan polisi yang begitu garang. Sebenarnya, jika mendengar nama Keluarga Lu, para polisi biasanya pasti akan sedikit takut menindak Lu Yiyi. Tapi kali ini sikap mereka berbeda dari biasanya.     

Setelah Tang Xinluo mengambil barang di rumah Lu Qinghao, dia mengajak Pengacara Fan ke kantor polisi. Dia membawa kalung kristal kuning yang palsu dan terus mencari cara untuk mendapatkan yang asli. Dia mengetahui bahwa di tangan Gong Xuemei dan Lu Yiyi masih banyak barang miliknya yang telah diambil tanpa izin. Dia juga mengetahui bahwa dengan ketamakan ibu dan anak ini, pasti mereka tidak sungkan untuk memamerkannya di luar sana. Maka dari itu, sejak awal dia sudah membuat persiapan ke kantor polisi. Dia mengajak Pengacara Fan untuk mewakilinya melaporkan semua barang-barang miliknya, termasuk kalung kristal kuning miliknya. Pasalnya, barang-barang itu semua berharga tinggi. Dan ketika Pengacara Fan yang unjuk muka, polisi sangat menganggap penting kasus itu. Mereka bahkan bersiap untuk membuat tim khusus untuk memecahkan kasus ini.     

Begitu tadi melihat kalung zamrud di leher Lu Yiyi, Tang Xinluo pun langsung mengenali barang miliknya itu. Sehingga dia bergegas melaporkannya pada polisi dan menunggu Lu Yiyi membongkar aibnya di depan umum.     

"Lu Yiyi, masih ingat apa yang aku katakan saat kamu dan ibumu mengambil tas tanganku?" Tang Xinluo menatap Lu Yiyi dan berbicara dengan datar. "Waktu itu aku sudah memperingatkan, tidak apa-apa kalau kalian mencuri barang-barangku. Tapi kalau mencuri, sembunyikanlah baik-baik, paling bagus jangan biarkan aku melihatnya. Kalau sampai aku melihatnya, aku pasti akan menampar wajah kalian dan mengantarkan kalian ke kantor polisi!"     

"Tang Xinluo… Dasar wanita tidak tahu malu! Jangan kira kamu bisa mencelakaiku dengan bersekongkol bersama polisi! Kamu bohong… Bicaramu ngawur… Kalung ini adalah…"     

"Kalung ini terdiri dari 180 butir berlian Afrika Selatan 4C dan sebuah batu zamrud kekaisaran. 180 berlian ini, masing-masing memiliki kode GIA di dalamnya. Berlian ini dibeli ibuku dari luar negeri, bisa dicocokkan dengan pihak bea cukai. Sedangkan batu zamrud ini adalah batu giok yang didapatkan ibuku pada acara lelang tiga tahun lalu. Kemudian dia meminta bantuan guru besar ahli pengukir batu giok, Tuan Yan. Kalau kamu bilang ini dari kakakmu, coba beritahu aku, Lu Qinghao membelinya di mana?" Tang Xinluo menjelaskan asal usul kalung zamrud ini dengan sangat lancar.     

Awalnya, masih ada orang yang bersimpati pada Lu Yiyi. Mereka merasa jika Tang Xinluo terlalu kasar sampai memanggil polisi. Beberapa juga merasa jika Tang Xinluo terlalu menindas Lu Yiyi. Namun, saat melihat sikap Tang Xinluo yang terang-terangan dan sebaliknya Lu Yiyi yang semakin pucat, pandangan mereka padanya sedikit berubah.     

"Aku… Mana aku tahu di mana kakakku membelinya. Pokoknya kalung ini adalah pemberian kakakku!"     

Mendengar Lu Yiyi yang tidak mengaku sampai sekarang, Tang Xinluo bukannya marah, dia malah merasa ini adalah hal yang lucu. Baiklah, sepertinya kali ini, dia sudah mendapatkan cara merebut kalung kristal kuning itu kembali.     

"Pak polisi, kalung ini masih memiliki satu ciri khas yang menonjol. Sebenarnya, ibuku ingin memberikan kalung ini sebagai hadiah pertunangan untukku, sehingga dia mencari Guru Besar Yan untuk membuatnya. Jadi di belakang batu giok zamrud ini, tepatnya di sudut kanan atas, terukir dua huruf."     

Mendengar perkataan Tang Xinluo, polisi yang membawa kalung itu segera membalik kalungnya dan meraba-raba, ternyata benar ada dua huruf di sana.     

"Di kalung itu terukir dua kata 'Tong Xin (satu hati)', yang pertama sebagai simbol untuk selamanya bersatu dan kedua adalah huruf 'Xin' yang juga terkandung di dalam namaku. Pak polisi bisa melihatnya, apa benar ada dua kata yang aku sebutkan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.