Waktu Bersamamu

Telepon Manis



Telepon Manis

0Hari ini, Tang Xinluo sibuk di lokasi syuting seharian. Sampai langit sudah gelap, dia baru kembali ke rumahnya.     

"Fiuh..."      

Setelah mandi, Tang Xinluo berganti baju tidur dan berbaring di ranjangnya. Dia benar-benar merasa jika otaknya tidak cukup lagi menampung semuanya. Dalam satu hari ini, telah terjadi banyak hal. Yue Ze tiba-tiba mengumumkan mau mundur dari dunia hiburan dan Qiao Mohan menunjukkan sikap yang sangat jelas ingin mengejar Su Qing. Selain itu, hal-hal ini mungkin akan menarik perhatian paparazi dan mungkin juga akan menimbulkan perbincangan di antara staf pekerja mereka. Di internet, sekarang terdapat sebuah rumor yang mengatakan jika Yue Ze mundur dari dunia hiburan untuk menikah dengannya secara diam-diam. Untungnya, rumor antara Qiao Mohan dan Su Qing belum beredar, jika tidak, kru drama 'Selir Kesayangan' benar-benar akan berada di ujung tanduk.     

Ketika Tang Xinluo sedang melamun sambil berbaring, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Dia mengambil ponsel tersebut, begitu melihat, ternyata itu adalah panggilan video call dari Lu Yuchen. Tanpa sadar, sudut bibirnya terangkat. Dia menerima panggilan video tersebut dan tersenyum pada Lu Yuchen di dalam layar ponselnya.     

"Suamiku…"     

Lu Yuchen yang baru kembali ke kamar langsung merasa seluruh rasa lelah yang dirasakannya lenyap seketika saat melihat senyum Tang Xinluo yang manis di dalam layar ponselnya.     

"Istriku…" Lu Yuchen bersandar di ranjang dan berkata pada Tang Xinluo yang berada di layar ponselnya, "Aku rindu sekali padamu…"     

"Puhhh!!" Mendengar hal itu, Tang Xinluo tidak bisa menahan diri untuk tertawa dengan keras. Belum sampai 24 jam berpisah, Lu Yuchen yang biasanya selalu dingin tanpa perasaan, sejak kapan berubah menjadi tergantung pada seseorang begini.     

Mendengar suara tawa wanita mungilnya yang tidak bisa ditahan, Lu Yuchen sengaja menunjukkan wajah serius dan bertanya, "Kenapa? Apa kamu tidak rindu pada suamimu, uh?"     

Tang Xinluo melihat mata dalam Lu Yuchen. Dia mengetahui jika dirinya berani berkata 'tidak rindu', maka pria itu pasti akan mengesampingkan semua pekerjaannya di Negara M dan langsung naik pesawat pribadi kembali ke Tiongkok untuk 'membereskannya'. Dia pun berbalik ke samping di ranjang dan segera memohon ampun, "Tentu saja rindu. Suamiku… Aku juga sangat merindukanmu!"     

Setelah mengungkapkan perasaannya beberapa waktu lalu, Tang Xinluo sekarang tidak menutup-nutupi lagi isi hatinya. Dia juga tidak malu-malu untuk berkata mesra. Dirinya juga tidak merasa berlebihan ketika mengutarakan kata-kata manis dan mesra seperti ini.     

Saat ini, Tang Xinluo mengenakan baju tidur yang longgar. Jadi, ketika berbalik badan tadi, kerah bajunya tidak sengaja terbuka sedikit. Dari sudut pandang Lu Yuchen yang kebetulan melihat istrinya itu, dia dapat melihat baju tidur sutra asli berwarna merah muda yang sedikit terbuka sehingga menunjukkan kulit putihnya. Hanya dalam sekejap mata saja, satu bagian tubuhnya segera bereaksi. Dia menarik napas dalam-dalam dan berkata pada istrinya itu, "Aku tahu kamu merindukanku. Jangan nakal di sana ya... Paling lambat, besok malam aku akan sampai rumah."     

Masalah di sini sudah dibereskan, jadi Lu Yuchen tidak berencana tinggal lebih lama lagi. Dia pun berencana akan kembali ke Tiongkok besok pagi.     

"Cepat sekali!" Tang Xinluo bangkit dan duduk di atas ranjangnya. Karena terlalu cepat duduk, salah satu lengan baju tidur sutra asli yang dikenakannya langsung turun dari bahunya. Tulang selangka yang menggoda, bahu putihnya dan juga separuh dadanya yang terlihat, semuanya tanpa sengaja tertangkap kamera.     

"Ah… Tunggu dulu…" Pemandangan itu hanya sekelebat saja. Lu Yuchen belum sempat melihat keindahan tubuh istrinya, namun tiba-tiba layar ponselnya menjadi hitam dan sambungan telepon terputus. Ketika tersambung lagi, pemandangan indah bagai lukisan itu sudah tidak ada lagi.     

Tang Xinluo menelepon Lu Yuchen kembali. Kali ini, dia menghubunginya melalui panggilan suara setelah menutup panggilan video. Dia lalu menjelaskan, "Tadi itu tidak sengaja ya… Hmm… Jangan berpikir sembarangan!"     

Rupanya, istrinya itu malu. Lu Yuchen pun hanya bisa menahan tawa. Dia melihat bagian bawah tubuhnya yang sudah bereaksi dan berkata dengan lembut, "Baiklah, aku tidak berpikir sembarangan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.