Waktu Bersamamu

Membawa Gu Xuan’er Pergi



Membawa Gu Xuan’er Pergi

0Di luar kamar pasien, Meng Ze dan Shen Wan sedang menunggu Lu Yuchen. Mendengar adanya pergerakan, dua orang itu mengangkat wajah bersamaan dan melihat pintu kamar pasien tersebut. Mereka melihat pria itu menggendong Gu Xuan'er dan berjalan keluar.     

"Yuchen… Kamu, kenapa kamu membawa Xuan'er keluar??" Melihat Gu Xuan'er yang ada di dalam pelukan Lu Yuchen, wajah Shen Wan terlihat kebingungan. Anaknya itu baru saja menyelesaikan operasi transplantasi jantung. Walaupun sekarang sudah lewat satu bulan dari operasi itu, tapi kondisi pemulihannya tidak bagus, sudah seharusnya dia meneruskan pengobatan pemulihan di rumah sakit, kenapa malah dibawa pergi.     

"Xuan'er tidak cocok untuk terus tinggal di sini. Tenang saja, aku akan mengaturnya untuk tinggal di rumah manor dan memberikan tim medis terbaik untuknya," tutur Lu Yuchen yang terlihat muram. Dia hanya dapat sebisa mungkin tidak menghiraukan rasa tidak nyaman karena dirinya menggendong Gu Xuan'er. Dia menganggapnya sebagai pasien bukan seorang wanita. Dia mengetahui bahwa dirinya memiliki tanggung jawab yang tidak bisa dihindari pada wanita itu. Setelah dia jatuh cinta pada Tang Xinluo, perhatiannya pada Gu Xuan'er jauh lebih berkurang dari yang dulu, mungkin karena ini dia membuat dirinya dimanfaatkan orang lain.      

Mendengar perkataan Lu Yuchen di dalam pelukannya, tatapan Gu Xuan'er menjadi sinis. Sial… Tidak berhasil! Batinnya.     

Gu Xuan'er mengira bahwa Lu Yuchen akan langsung membawanya pulang ke Tiongkok. Namun, dia tidak menyangka bahwa pria itu malah ingin mengantarnya untuk tinggal di rumah manor miliknya di Negara M. Tidak bisa, tidak bisa dibiarkan begitu saja! Batinnya lagi.     

Kemudian, Gu Xuan'er membenamkan setengah wajahnya di balik rambut panjangnya dan sengaja menggesek-gesekkan wajahnya di dalam pelukan Lu Yuchen. Kedua tangannya menarik kerah baju pria itu dengan pelan dan berkata seolah sedang ketakutan, "Yuchen… Aku takut… Biarkan aku tinggal di sisimu. Jangan tinggalkan aku ya?"     

Lu Yuchen menunduk untuk melihat wajah lemah Gu Xuan'er dengan air mata yang masih mengalir, dia terpaksa menekan suaranya dan menenangkannya, "Jangan khawatir, aku akan mengatur semuanya untukmu. Semua orang di rumah manor adalah orang-orang kepercayaan Keluarga Lu, tidak akan ada orang yang menindasmu."     

"Menindas…?" Shen Wan dengan peka menangkap inti pembicaraan itu.     

Maka dari itu, Lu Yuchen kembali menceritakan semuanya pada Shen Wan dan Meng Ze sambil menggendong Gu Xuan'er turun ke lantai bawah.     

"Meng Ze, bawa orang untuk membereskan dua orang dokter yang menganiaya Xuan'er itu," kata Lu Yuchen dengan wajah hitam. Walaupun di sana adalah Negara M, tapi adalah hal mudah untuknya membereskan dua orang biasa itu. "Nyonya Gu, ikutlah denganku menemani Xuan'er di rumah manor selama beberapa hari."     

Shen Wan saat ini juga menyalahkan dirinya sendiri. Bagaimanapun juga, dia tidak menyangka dirinya yang setiap hari menjaga putrinya bisa sampai membiarkan penganiayaan seperti itu terjadi. Dia pun berkata, "Baik baik, aku akan pergi denganmu. Semuanya salahku, salahku tidak menjaga Xuan'er baik-baik. Xuan'er… Ibu bersalah padamu…"     

Shen Wan ternyata memang terbuat dari air. Dia bahkan menangis sepanjang perjalanan kembali ke rumah manor dengan Lu Yuchen. Air mata itu bahkan jauh lebih deras dari Gu Xuan'er. Sementara itu, Lu Yuchen sendiri dibuat frustasi karena wanita dalam pelukannya dan di sampingnya menangis keras tidak berhenti. Jika bukan karena tatapan Shen Wan yang seringkali menatapnya setelah menangis sejenak mirip dengan seorang wanita yang dia kenal, tak mungkin dia bisa bertahan untuk tidak menurunkannya di tengah jalan.     

***     

Sesampainya di rumah manor...     

Pihak rumah tersebut sudah mendapatkan kabar untuk membereskan kamar. Kini, Lu Yuchen sudah meletakkan Gu Xuan'er di ranjang. Sementara Shen Wan juga ikut di sampingnya, seolah ada perkataan yang tidak bisa diutarakannya. Lu Yuchen kemudian membantu menyelimuti wanita itu. Lalu, saat dia ingin pergi, punggung tangannya dicengkram oleh tangan kecil wanita itu yang terasa dingin.     

"Yuchen… Jangan pergi… Aku, aku takut…" kata Gu Xuan'er. Orang yang baru saja mengalami penganiayaan pasti akan takut jika tinggal seorang diri. Dia haus akan perhatian orang yang bisa memberinya rasa aman, hal ini rasanya sangat wajar.     

Tatapan Lu Yuchen jatuh pada jari kurus Gu Xuan'er yang menariknya. Di dalam mata dinginnya tersirat cahaya dingin. Dia merasa semua ini sangat mengganggu pandangannya, ingin sekali rasanya dirinya menampik tangan wanita itu yang sedang menariknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.