Waktu Bersamamu

Kita Baikan



Kita Baikan

"Lu Yuchen, kenapa kamu begitu tega… Berkata kalau aku hanyalah barang dan kamu tega berseteru denganku… Ugh…"     
1

Sisa-sisa perkataan Tang Xinluo, Lu Yuchen tidak memberinya kesempatan lagi untuk melanjutkan. Dia membungkam bibirnya, membungkam semua kegelisahannya selama ini dengan ciuman lembut dan manis.     

"Istriku… Kamu bukan barang, tidak ada barang. Kita baikan ya…" kata Lu Yuchen. Ciumannya yang dari awal terasa lembut dan menghibur, sampai akhirnya menjadi penuh hasrat.     

"Ugh, Lu Yuchen…" Tatapan Tang Xinluo menjadi kabur, dia nyaris tidak mengetahui malam apa hari itu.     

"Menurutlah, panggil aku suamimu..." rayu Lu Yuchen dengan lirih. Suara seraknya yang memiliki magnet benar-benar menawan hati.     

"Ehm… Sua…" Belum selesai Tang Xinluo bicara, ucapannya terputus karena gerakan keras dari Lu Yuchen.     

"Ugh…" Tang Xinluo ditekan dengan keras olehnya sampai menjerit, bahkan sedikit menangis. Dia… Kenapa dia tiba-tiba masuk? Di dalam kandunganku masih ada bayinya! Batinnya.      

Melihat Tang Xinluo yang tegang, Lu Yuchen mengetahui jika istrinya itu sedang mencemaskan bayi dalam kandungannya. Dia tertawa lirih dan menggigit lembut telinganya, lalu mengembuskan napas dengan lembut.     

"Tenang saja, dokter sudah bilang kan kalau olahraga yang sesuai bisa membantu pertumbuhan janin. Aku tidak akan melukai anak kita." Setelah berbicara, Lu Yuchen menusuk semakin dalam.     

"Ugh… Lu Yuchen, jangan terlalu kuat!" Tang Xinluo sebenarnya bisa merasakan jika Lu Yuchen menahan diri. Tapi, mereka sudah tidak melakukannya tiga bulan, pria itu sudah lama tidak masuk ke dalamnya, sehingga dia merasa kesakitan.     

"Anak baik, kamu salah memanggil… Panggil aku suamimu, itu baru benar," ujar Lu Yuchen menggodanya. Sambil bergerak, dia menggunakan telapak tangan besarnya untuk menepuk pantat Tang Xinluo dengan lembut.     

Tang Xinluo pun gemetaran saat pantatnya ditepuk olehnya. Seluruh tulang di tubuhnya juga menjadi lemas. Dia mengedipkan mata persiknya yang berair dan terlihat menyedihkan itu.     

"Su… Suamiku…" Akhirnya, Tang Xinluo menuruti kata-kata Lu Yuchen untuk memanggil dengan 'suamiku'.     

"Bagus, istriku…" Lu Yuchen menunduk dan menggigit lembut bibir Tang Xinluo seolah memberi hadiah. Dia berputar dan bergesekan. Dia juga mencium bibir istrinya sampai merah dan bengkak. Tubuh mungil itu pun tidak tahan untuk menunduk. Percikan api warna-warni bermunculan di dalam otaknya.     

"Kamu… Pelan sedikit… Ugh… Hati-hati bayi kita…" Bulir keringat mulai bermunculan di dahi putih nan bersih milik Tang Xinluo. Wajah mungilnya saat ini sudah tampak merona merah.     

Melihat wanita yang sangat menggoda iman itu, Lu Yuchen nyaris tidak bisa menahan diri. Dia mengembuskan napas dan berkata di telinganya untuk menenangkannya, "Tenang saja sayang, aku tahu batas."     

Suaranya yang rendah itu terdengar seperti penghibur yang lembut.     

"Ehm, lembut sedikit…"      

Rengekan wanita mungil itu terdengar seperti tangisan kucing kecil. Suhu udara di kamar mereka terasa semakin tinggi. Perasaan luar biasa kini menyelimuti akal sehat Tang Xinluo. Dia hanya bisa menyerahkan seluruh tubuhnya di atas ranjang pada prianya.      

Benar…     

Prianya…     

Lu Yuchen adalah miliknya.     

***     

Malam yang indah dan manis itu berlalu. Cahaya matahari dari luar akhirnya masuk melalui tirai jendela yang berlapis-lapis, sehingga membuat bayangan-bayangan di dalam kamar. Di atas ranjang, terdapat tubuh telanjang seorang wanita yang dipeluk dari belakang oleh seorang pria. Lengan kanan sang pria yang kekar menjadi bantal kepala wanita itu. Sedangkan lengan kirinya memeluknya dari belakang. Telapak tangan besarnya melewati bawah lengan wanita itu dan mendarat di dadanya, sehingga membuat tubuh lembut wanita itu benar-benar masuk di dalam dekapan tubuh besar miliknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.