Waktu Bersamamu

0"Baiklah, entah apa yang sedang dilakukan Yue Ze, tapi lebih baik kita menghindar dulu." Su Qing melindungi Tang Xinluo yang berjalan keluar. Walaupun sahabatnya itu mengenakan sepatu tanpa hak, tapi di sana ada banyak orang, bisa gawat jika sampai ada orang yang tidak sengaja menabrak perutnya.     

Kedua orang itu berjalan sampai ke pintu ketika tiba-tiba ada suara pria yang terdengar nyaring dari belakang.     

"Xinluo..."      

Suara Yue Ze tidak tinggi dan tidak rendah, tapi bisa terdengar oleh orang di sekitarnya. Rumor tentang Tang Xinluo dan Yue Ze belakangan ini sedang marak di dalam dunia hiburan. Memang benar hari ini pandangan mata Yue Ze terpaku pada Tang Xinluo. Semua orang yang tidak buta bisa membaca ada yang tidak beres di antara kedua orang itu dari tatapan mata yang terfokus dan dalam yang dilemparkan Yue Ze pada Tang Xinluo. Orang bodoh pun tidak akan percaya jika ada orang yang mengatakan bahwa tidak ada apa-apa di antara mereka.     

"Xinluo, ada hal yang ingin aku tanyakan padamu, apa kamu bisa bicara sebentar?" tanya Yue Ze dengan wajah yang tersenyum hangat dan elegan. Walaupun dia mengenakan baju kasual, tapi dengan senyuman yang hangat itu, membuat mata birunya sangat memesona. Tidak ada satu pun wanita yang bisa menahan tatapan yang dilemparkan kedua mata biru tersebut, apalagi ditambah dengan senyuman yang menawan itu, dia nyaris memaksa orang untuk tenggelam dalam senyuman yang hangat tersebut.     

Hanya saja sayangnya…     

"Maaf, aku ada urusan mendadak, aku tidak bisa tinggal lebih lama lagi… Jadi…" kata Tang Xinluo. Karena sudah terbiasa bertatapan dengan wajah yang tampan dan dingin, melihat wajah Yue Ze saat ini, dia sudah kebal. Apalagi, dia benar-benar tidak berani terlalu dekat dengan pria itu di depan umum. Kalau awalnya dia masih menganggap pria itu sebagai teman dan bersedia berkomunikasi dengannya, tapi sekarang, kebaikan aktor tersebut padanya malah membuatnya memiliki perasaan tidak nyaman. Beban itu terlalu berat dan bukan yang bisa dia tanggung.     

Mendengar perkataan Tang Xinluo, Yue Ze langsung merasa kecewa. Perasaannya itu terlukis jelas di wajahnya. Tapi kemudian, dia tersenyum datar sambil berkata, "Aku tidak akan menunda banyak waktumu. Ada hal menarik yang ingin aku bicarakan padamu, mengenai… Kalung kristal kuning."     

Kalung kristal kuning! Batin Tang Xinluo. Mata persik nan cantik miliknya memperlihatkan keterkejutan. Yue Ze… Kenapa dia bisa tahu kalung kristal kuning?!     

"Xiaoqing, tunggu aku di sini, aku…"     

"Xinluo, di sini ada banyak orang, apa tidak apa-apa?"     

"Tidak apa-apa, aku tidak akan pergi jauh…" Tang Xinluo melihat ke sekitarnya dan menunjuk ke sebuah sudut yang tidak jauh dari sana. "Aku akan pergi ke sana untuk berbicara dengan Yue Ze. Di tempat umum seperti ini, wajar kalau berbicara antara teman saja, tidak akan ada apa-apa. Tunggu aku di sini, aku akan kembali secepat mungkin."     

Setelah berpesan pada Su Qing, Tang Xinluo mengangguk pada Yue Ze dan langsung pergi ke sudut dari ruangan tersebut. Yue Ze pun mengikuti Tang Xinluo dengan menurut di belakangnya. Setelah sampai di sudut ruangan tersebut, melihat tidak ada orang di sana dan Su Qing juga bisa melihat dengan jelas bagaimana situasi mereka, Tang Xinluo baru mulai membuka pembicaraan.     

"Yue Ze… Dari mana kamu tahu tentang kalung kristal kuning itu?" tanya Tang Xinluo. Waktu itu, dia hanya mengungkit jika dirinya kehilangan sebuah kalung waktu kecil. Bahkan, waktu itu dia belum menyelesaikan pembicaraannya. Dia sama sekali tidak mengungkit bentuk dan bahannya dengan seksama.     

Yue Ze menunduk dan melihat ke dalam mata Tang Xinluo. Mata persik cantiknya terangkat dan terlihat luar biasa indah di bawah cahaya lampu. Melihatnya, dia mengangkat sudut bibirnya dan berkata, "Aku… Dan ibumu, memiliki sedikit hubungan."     

"Kamu kenal dengan ibuku?"     

Yue Ze berpikir, dia tersenyum, lalu mengangguk sambil menjawab, "Iya…"     

Jika Tang Xinluo benar adalah orang yang dicarinya dan mengenal Shen Wan, tentu saja bisa dibilang dia kenal dengan ibunya.