Waktu Bersamamu

Menemani Teratai Putih Bersandiwara



Menemani Teratai Putih Bersandiwara

0Gu Xuan'er perlahan mengelus rambut panjangnya dan tersenyum masih dengan wajah memelas pada Lu Yuchen yang sedang berjalan mendekat. Dia menyapanya, "Yuchen, kamu sudah datang."     

"Iya..." Lu Yuchen menjawab singkat sambil mengangguk. "Aku datang menjengukmu."     

Mendengar itu, senyuman Gu Xuan'er semakin dalam. Mata panjang dan kecilnya yang berair itu semakin menyentuh orang. Dia sudah mengetahui bahwa Lu Yuchen masih menyayanginya seperti dugaannya. Namun, tiba-tiba dia mendengar suara pria itu yang rendah dan menggoda melanjutkan kata-katanya, "Setelah menjengukmu, aku akan langsung pergi. Masih ada masalah yang menungguku di Tiongkok."     

"Apa kamu terburu-buru kembali demi menyelenggarakan jamuan untuk Nona Tang?" Setelah mengatakannya, Gu Xuan'er baru merasa jika dirinya barusan lepas kontrol. Dia segera menahan bibir kecilnya yang lembut dan menunjukkan wajah pucatnya sambil menatap Lu Yuchen dengan resah. "Maaf, bukan maksudku seperti itu… Aku tahu kalau Nona Tang sedang mengandung pewaris Keluarga Lu, sedangkan tubuhku malah benar-benar. Yuchen, tidak peduli keputusan apa yang kamu buat, aku bisa memahaminya. Kalau bisa… Aku benar-benar tidak ingin menjadi penghalang antara kamu dan Nona Tang."     

Bicara sampai di sini, mata Gu Xuan'er tampak merah dan terlihat bulir air mata telah mengalir dari matanya. Lu Yuchen sendirei mengerutkan kening menatap air mata tersebut. Waktu itu, wanita di hadapannya ini juga begini, menemaninya bersembunyi di dalam semak-semak yang dingin dan gelap. Tubuh mungilnya saat itu semakin gemetar hebat, tapi malah terus berpura-pura berani dan kuat memberitahu dia untuk jangan khawatir dan jangan takut. Waktu itu, juga seperti ini, wanita ini berbicara dengan matanya yang merah dan menangis sambil membohonginya dengan mengatakan bahwa matanya merah karena tertiup angin.      

Memori yang dulu terjadi perlahan memasuki pikirannya lagi. Walaupun sudah berlalu beberapa tahun, tapi wanita mungil di dalam ingatannya yang sudah mulai kabur, sekarang perlahan berubah menjadi wanita di depannya yang penampilannya sudah berubah drastis. Namun, rasa haru dan terima kasih padanya saat itu selamanya tidak akan dilupakan. Hanya saja, entah kapan malaikat kecil yang pemberani dan baik hati itu berubah menjadi wanita yang penuh ambisi seperti ini. Sudahlah, biarkan saja, batinnya.     

Lu Yuchen menarik napas dalam di secara perlahan. Hubungannya dan Tang Xinluo tetap saja tidak mungkin berakhir dengan baik. Jika ini memang yang diinginkan Gu Xuan'er, dia akan memberikannya. Dia hanya berharap nanti wanita itu tidak akan menyesal karena sudah dengan sengaja mendapatkan semua ini.     

Setelah itu, Lu Yuchen menekan kekesalan dalam dirinya. Tiba-tiba, dia berjalan ke sisi ranjang, lalu mengulurkan tangannya untuk memeluk Gu Xuan'er yang menangis. Dia berdiri begitu saja di sisi ranjang dengan seluruh tubuhnya yang tegang dan kaku. Berbeda dengan Tang Xinluo yang cantik dan menggemaskan yang menyandarkan kepalanya ke perutnya, Gu Xuan'er yang terus menangis juga tetap tidak bisa membangkitkan gairah pria yang ada pada dirinya walaupun kini berada di dalam pelukannya Dia memeluk Gu Xuan'er seperti sedang menghibur pasien yang sangat menyedihkan. Hanya ada simpati dan rasa kasihan, tapi tidak ada rasa cinta sedikit pun.     

"Baiklah, jangan menangis lagi..." ucap Lu Yuchen. Punggungnya sangat kaku, bahkan seluruh otot di tubuhnya mengeras. Perasaannya sangat tidak nyaman ketika memeluk wanita lain. Bahkan, jika dia tidak sengaja menekan perasaannya, makhluk buas dalam dirinya itu nyaris ingin menendang terbang wanita yang sedang berada dalam pelukannya itu. Dengan susah payah, dia akhirnya bisa menekan ketidaknyamanan tersebut. Dia kemudian memberi sapu tangan pada Gu Xuan'er dan berkata, "Hapus air matamu, jangan menangis lagi. Jangan khawatir, begitu waktu perjanjianku dan Xinluo berakhir, aku akan segera mengurus perceraian. Kamu juga jangan mengkhawatirkan masalah anak… Setelah anak itu lahir, aku akan menyuruh Xinluo untuk membawanya pergi dan tidak akan mempengaruhi posisimu."     

"Yuchen, bukan begitu maksudku…"     

"Aku mengerti." Lu Yuchen menghalangi kata-kata Gu Xuan'er. "Tapi aku bermaksud seperti itu."     

Lu Yuchen melihat Gu Xuan'er yang berada di ranjang, walaupun tampak pucat dan lemah, tapi dia masih muda. Sekarang, wanita itu sudah mendapatkan jantung yang sehat, asalkan memulihkan diri baik-baik, perlahan dia pasti bisa menjalani hidup sebagai orang sehat lagi. Jika wanita itu tidak serakah, dia bisa menjalani hidup yang lebih baik lagi. Tapi karena ini adalah jalan yang dia pilih, maka jangan salahkan orang lain ke depannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.