Waktu Bersamamu

Apa Masih Bisa Menemukan Kalung Kristal Kuning?



Apa Masih Bisa Menemukan Kalung Kristal Kuning?

0"Yang perlu aku bicarakan sudah aku bicarakan dengan jelas padamu. Pernikahanku dan Xinluo akan berakhir saat waktu perjanjian berakhir. Sebelum itu, masih ada waktu tidak lebih dari 9 bulan. Semua biaya pengobatan yang kamu jalani tetap akan aku tanggung seperti sebelumnya. Sebelum sampai pada saat itu, aku harap kamu bisa mengerti kalau nanti menikah denganku… Selain status dan kedudukan, aku tidak akan bisa memberikan yang lainnya padamu."     

Perkataan Lu Yuchen berhenti di sini. Dia tidak tahu wanita seperti Gu Xuan'er akan memilih pilihan apa. Tapi yang harus dia katakan, semuanya sudah dikatakan dengan jelas di awal olehnya. Jika wanita itu masih terobsesi dan melakukan semuanya dengan caranya sendiri, nantinya jika sampai kehilangan nyawa, itu semua bukan salah Lu Yuchen.     

Setelah memberikan perkataan penuh harapan sekaligus mengecewakan pada Gu Xuan'er, Lu Yuchen langsung bergegas ke bandara bersama dengan Meng Ze. Sedangkan di dalam rumah manor, Gu Xuan'er duduk seorang diri di atas ranjang. Sampai beberapa saat kemudian, air matanya akhirnya mengalir dan dia menunjukkan tawa sinis serta dingin yang sangat dalam.     

Di hatinya hanya ada Tang Xinluo? Hanya mau menyentuh Tang Xinluo? Bagus sekali, aku pasti akan membuat wanita yang bernama Tang Xinluo itu menyesal. Menyesal karena telah merebut pria milik Gu Xuan'er! Gumamnya dalam hati.     

***     

Kini, Lu Yuchen duduk di kursi belakang mobil Maybach hitam. Dia sedang menuju ke bandara. Tiba-tiba, ponsel milik bergetar. Terlihat nama Gu Xuan'er di layar ponsel tersebut. Dia ingin mematikan panggilan tersebut, tapi dia berpikir mungkin saja wanita itu tergerak setelah mendengar kata-katanya tadi. Setelah ragu beberapa detik, akhirnya dia tetap menjawab panggilan tersebut.     

"Halo..." Terdengar suara pria yang berat dan dingin di dalam telepon.      

Suasana hati Lu Yuchen jelas tidak terlalu baik. Lagi pula, perkataan yang tadi dikatakannya pada Gu Xuan'er juga sekaligus memberitahunya bahwa pernikahannya dengan Tang Xinluo suatu hari pasti akan berakhir. Di sisi lainnya, Gu Xuan'er sudah membuat persiapan dari awal. Dia sengaja menghubunginya dan sudah mempersiapkan apa yang akan dikatakannya. Dia adalah orang yang pintar, jadi dia mengetahui bahwa pembicaraannya tadi dengan Lu Yuchen bisa dikatakan merupakan perpisahan yang tidak menyenangkan. Lu Yuchen sekarang ingin meninggalkannya untuk kembali ke Tiongkok dan menemani wanita pengganti penerus keturunan itu di sisinya. Dirinya yang penuh dengan ambisi tidak akan membiarkan pria itu pergi dengan membawa kekesalan terhadapnya. Jadi, dia ingin membuat pria itu mengingatnya. Selamanya, pria itu akan mengingat budi baiknya.     

Gu Xuan'er menenangkan napasnya, dia lalu sengaja berbicara dengan suara yang lemah, "Yuchen… Maaf, apa aku mengganggumu? Aku hanya… Teringat akan sebuah hal yang penting, makanya aku menghubungimu…"     

Lu Yuchen saat ini tidak ingin menghibur Gu Xuan'er dan hanya bertanya dengan dingin, "Ada apa?"     

"Mengenai kalung kristal kuning milikku itu… Maaf, aku tahu kalau ini bagimu hanyalah hal kecil, tapi kalung itu sangat penting bagiku… Aku ingin bertanya, soal kalungku itu, apa ada kabar di Tiongkok?"     

Mendengar Gu Xuan'er mengungkit kalung tersebut, Lu Yuchen mengerutkan kening. Hanya saja, wajahnya malah terlihat menjadi lembut. Dia lalu berkata, "Sementara ini belum ada kabar. Panti asuhan itu sudah tutup selama bertahun-tahun, aku dengar kepala panti juga sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Semua dokumen-dokumen adopsi di dalamnya banyak yang sudah hilang dan orang yang bekerja di sana juga sudah tidak ada kabar lagi."     

Mereka terpisah telepon, sehingga Lu Yuchen tidak bisa melihat ekspresi wajah Gu Xuan'er. Pria itu tidak mengetahui bahwa setelah dirinya memberitahu Gu Xuan'er bahwa dokumen-dokumen dan para pekerja di panti itu sudah tidak berkabar lagi, bukan penyesalan dan kesedihan yang muncul di wajahnya, namun malah terlihat lega dan senang. Dia sudah mengetahuinya sejak awal. Kejadiannya sudah sangat lama dan panti asuhan itu juga sudah tidak ada lagi, maka bukti-bukti sudah hilang semua.     

"Mana, mana mungkin tidak bisa ditemukan lagi…" Suara di telepon itu tersedak dengan penuh kekecewaan. "Kalung itu… Adalah pemberian nenek untukku, mana mungkin…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.