Waktu Bersamamu

Nyonya Lu yang Mengenakan Rok Terlihat Lebih Cantik



Nyonya Lu yang Mengenakan Rok Terlihat Lebih Cantik

0Lu Yuchen merangkul Tang Xinluo dengan satu tangan, sementara tangannya lagi memegang dagunya dan mengangkatnya. Mata hitam nan dalam itu menatap istrinya, terlihat sekelebat cahaya lewat di dalamnya. Kemudian, dia menunduk dan mencium bibir cantik wanita tersebut.     

"Kamu cantik sekali saat mengenakan rok…" Suaranya terdengar rendah dan serak, sangat menggoda. "Aku suka kamu saat kamu mengenakan rok."     

Dan makna dari kata-katanya itu memang sesuai dengan yang dikatakan. Hal ini membuat wajah Tang Xinluo semakin merah. Dia sedikit menggeliat, tapi malah dipeluk semakin erat oleh Lu Yuchen. Sampai akhirnya puas menciumnya, pria itu baru mengakhiri ciumannya.     

"Ayo kita turun untuk sarapan." Lu Yuchen menggendong Tang Xinluo dan menolak untuk menurunkannya. Dia pun membawanya turun ke bawah. Sementara itu, Tang Xinluo pasrah di dalam gendongannya.     

Bibi Zhang sudah menunggu di dalam ruang makan. Melihat Lu Yuchen menggendong Tang Xinluo turun, wajahnya menunjukkan senyum lega. Aiyoo, bagus sekali… Batinnya. Dia mengetahui bahwa yang paling disayangi pria itu adalah Nyonya Muda mereka.     

"Tuan Muda, kami sudah menyiapkan sarapan sesuai pesananmu," ujar Bibi Zhangyang melihat mereka berdua masuk ke dalam ruang makan. Dia pun segera menyuruh pelayan untuk menyajikan sarapan.     

Di atas meja makan, kini sudah penuh dengan berbagai macam mie. Mie wonton, mie sobek, ramen, mie Zhajiang, mie daging sapi dan masih banyak lagi. Berbagai macam mie yang dikenal dan tidak dikenal memenuhi meja makan.     

Tang Xinluo yang digendong oleh Lu Yuchen akhirnya diletakkan di kursi makan Melihat berbagai macam makanan di atas meja itu, dia tak bisa menahan untuk menelan air liurnya. Dia juga bertanya, "Kenapa… semuanya mie?"     

Lu Yuchen hanya menjawab sekedarnya, "Aku menyuruh dapur untuk menyiapkannya, bukannya semalam kamu berkata suka makan mie?"     

"Ini… Begini…" Tang Xinluo mengangkat sumpitnya, dia tidak tahu harus berkata apa. Langit mengetahui bahwa sebenarnya perasaannya terhadap terhadap mie biasa saja, tidak sampai menyukainya secara khusus. Ternyata benar, begitu seseorang mulai berbohong, dia harus menggunakan kebohongan lainnya yang tak terhitung jumlahnya untuk menutupi kebohongan lainnya.     

Tang Xinluo menangis di dalam hati. Dia pun memakan mie yang ada di depannya dalam diam. Agar tidak membuat Lu Yuchen curiga, dia bahkan berpura-pura terlihat senang dan mencicipi berbagai macam mie itu.     

Sampai Tang Xinluo selesai makan, Lu Yuchen juga meletakkan sumpitnya. Dia mengangkat wajahnya dan menatap bibir merah istrinya. Tanpa terasa, muncul keinginan untuk menggendongnya lagi. Dia pun bangkit berdiri dan berjalan ke samping Tang Xinluo. Jari panjangnya memegang dagu wanita itu, sementara satu tangan lainnya mengambil lap makan dan dengan lembut membantunya membersihkan mulut. Setelah bersih, ibu jari tangannya yang memegang dagu istrinya itu naik ke atas. Jari yang sedikit kasar miliknya dengan lembut mengusap bibir wanita itu.     

"Xiaoluo…" Tiba-tiba, Lu Yuchen tersenyum.      

Wajah tampan dan sempurnanya itu dipadu dengan senyum menawan membuat hati Tang Xinluo bergetar ditatapnya. Gawat gawat, sepertinya aku sudah tidak bisa jalan lagi, batinnya.     

Lu Yuchen tidak melepaskan pandangannya dari Tang Xinluo. Mata hitam dan dalamnya menyiratkan perasaan yang tidak bisa ditebak.     

"Sayang..." Lu Yuchen berkata lirih, "Lima hari lagi, kandunganmu akan genap tiga bulan."     

"Ap… Apa maksudmu?" Tang Xinluo merasa saat Lu Yuchen mengucapkan perkataan ini, cahaya yang melintas di dalam mata hitamnya seolah ingin melahapnya. Maksud dari perkataan ini tidak seperti yang aku pikirkan, kan? Batinnya.     

Tang Xinluo tanpa sadar menutupi dadanya sambil berkata, "Kamu… Jangan sembarangan ya. Walaupun masih ada lima hari lagi, tapi belum saatnya!"     

Hasrat Lu Yuchen sangat kuat. Jika dulu Tang Xinluo tidak tahu, tapi setelah berkali-kali, dia sudah memahaminya. Dia sedikit pun tidak merasa jika dirinya yang sedang mengandung bisa bertahan dengan keganasan suaminya.     

"He, kamu berpikir ke mana?" Lu Yuchen tertawa kecil. Jari telunjuknya melewati hidung mancung Tang Xinluo dan berkata, "Kalau Nyonya Lu ingin, tinggal beritahu Tuan Lu saja. Tuan Lu, pasti akan memuaskan Nyonya Lu."     

"Tapi…" Lu Yuchen tersenyum menunduk dan mencium daun telinga putih Tang Xinluo. "Sekarang yang ingin aku katakan adalah hal lainnya."     

Kemudian, Tang Xinluo mendengar suara Lu Yuchen yang menggoda itu, "Nyonya Lu, aku ingin memperkenalkanmu pada semua orang."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.