Waktu Bersamamu

Mencintai Pria yang Mudah Cemburu Benar-benar Sangat Menakutkan



Mencintai Pria yang Mudah Cemburu Benar-benar Sangat Menakutkan

0Setelah apa yang mereka lakukan sudah berakhir, Lu Yuchen memeluk Tang Xinluo dan berbaring di atas sofa sehingga tubuh mereka berdua menjadi sangat dekat. Tang Xinluo sudah merasa sangat lelah, dia bahkan sudah tidak memiliki tenaga untuk mengangkat jarinya. Tubuhnya terasa lemas dan dia hanya bisa bersandar di atas dada Lu Yuchen. Kemudian, Lu Yuchen mengusap tubuh Tang Xinluo dengan jarinya. Tang Xinluo yang sudah bersandar dengan malas dan nyaman di dadanya pun terlihat seperti seekor kucing yang sedang dibelai oleh majikannya.     

"Hm…" Tang Xinluo tidak bisa menahan diri untuk mengeluarkan suara desahan nyaman.     

Lu Yuchen yang rasional dan dingin itu benar-benar tidak bisa menahan dirinya dan ingin terus seperti ini bersama dengan Tang Xinluo. Jika bisa, dia ingin melihat wanita ini seumur hidupnya. Sorot matanya terlihat sangat lembut dan dalam, seolah menunjukkan bahwa dia merasa senang dengan keadaan mereka seperti ini. Saat dia sedang memikirkan itu, istrinya bergerak dan semakin mendekat ke arah tubuhnya dengan nyaman. Dia merasakan wanita yang ada di dalam pelukannya itu bergerak dan terus menggosokan wajah kecilnya ke dadanya. Dia pun tersenyum dengan sangat puas. Satu tangannya yang besar kemudian meremas pantat wanita itu. Sementara itu, tangan besarnya yang lain memegang tangan kanan Tang Xinluo yang lemas, lalu menempelkannya di wajahnya dan menciumnya dengan lembut.     

Tang Xinluo sudah lelah dan dia sama sekali tidak bisa marah. Dia hanya merasakan Lu Yuchen mencium tangan kanannya, kemudian terkadang dia merasakan jilatan di sana. Walaupun dia ingin menghentikannya, tapi dia sudah tidak bisa mengumpulkan tenaga untuk melakukan itu. Sudahlah, terserah dia saja. Lagi pula, tenaga Lu Yuchen memang tidak ada habisnya, walaupun sudah melakukannya berkali-kali, tenaganya tidak pernah habis untuk menindasku. Aku sudah tidak kuat lagi, aku hanya ingin berbaring. Kalau tidak, maka saat keluar dari kantor ini, citra pekerja keras yang sudah susah payah aku bangun akan hancur karena tidak bisa berdiri dengan tegap, batinnya.     

Dengan pikiran yang berantakan, Tang Xinluo bersandar di dada Lu Yuchen. Perlahan-lahan kelopak matanya terasa berat, hingga akhirnya dia tidak tahan lagi. Namun, saat akan tertidur, tiba-tiba jari tangan kanannya terasa sakit.     

"Hei, kenapa kamu menggigitku lagi?!" Tang Xinluo yang hampir tertidur itu seketika merasa terkejut Awalnya, dia hendak menarik tangannya, namun tenaganya tidak bisa melawan Lu Yuchen. Dia hanya bisa mengangkat kepalanya dan dengan marah berkata, "Dasar jahat, kamu membuatku kesakitan."     

Saat mengatakan itu, terdengar sedikit nada manja di dalam suaranya. Tang Xinluo hanya mengira bahwa Lu Yuchen hanya akan menciumnya, sehingga dia membiarkannya. Namun kemudian Lu Yuchen malah menggigitnya. Lalu, dia melihat ke arah jarinya itu dengan wajah memelas. Saat dia mengangkat kepalanya, dia malah melihat sorot mata Lu Yuchen lebih muram dari sebelumnya. Dirinya yang baru saja ditindas oleh Lu Yuchen itu merasakan pinggangnya terasa semakin tidak bertenaga. Jelas-jelas tadi masih baik-baik saja, tapi tiba-tiba raut wajahnya berubah lagi. Akhir-akhir ini suasana hatinya benar-benar tidak stabil, pikirnya.     

Tang Xinluo dengan tidak senang seolah sudah diperlakukan dengan tidak adil berkata, "Kenapa raut wajahmu berubah lagi? Kamu sudah menindasku berkali-kali, aku bahkan belum membuat perhitungan denganmu, tapi bagaimana kamu bisa menunjukkan raut wajah muram…"     

Sorot mata Lu Yuchen semakin lama menjadi semakin dingin, hingga akhirnya Tang Xinluo tidak bisa menyelesaikan perkataannya. Raut wajahnya terlihat semakin dingin dan semakin tidak senang, dia pun tertegun dan tidak tahu harus melakukan apa. Dia tidak berani bicara dan pria itu juga tidak mengatakan apa pun.     

Walaupun tangan kiri Lu Yuchen masih memegang tangan kanannya, sementara tangan kanan pria itu masih mengusap pantatnya, tapi Tang Xinluo merasa sikapnya yang diam tanpa mengatakan apa pun dan hanya melihat matanya itu, membuatnya merasa seperti masuk ke dalam perangkap di dalam hutan yang gelap. Hal itu benar-benar membuatnya merasa takut.     

"Aku…"     

Saat Tang Xinluo mau mengatakan sesuatu, perkataannya terpotong karena mendengar suara pelan, muram, dan dingin milik Lu Yuchen, "Di tanganmu ada roma pria lain."     

"Ha?" Kali ini, Tang Xinluo benar-benar tidak paham, dia mengedip-ngedipkan matanya dengan kebingungan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.