Waktu Bersamamu

Tidak Boleh Tersenyum Secantik Ini Kepada Orang Lain



Tidak Boleh Tersenyum Secantik Ini Kepada Orang Lain

0"Diam!" ucap Lu Yuchen sambil mencubit pipi Tang Xinluo yang lain. Kemudian, dia menggigit lagi pipi Tang Xinluo yang baru digigitnya hingga beberapa kali.     

Kali ini, Tang Xinluo hanya berdiri dan tidak berani bergerak. Dia hanya bisa memejamkan matanya dan terus mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa dia tidak perlu merasa tegang. Lu Yuchen terus menggigitnya. Awalnya, pria itu menggigit pipinya, tapi semakin lama dia bergerak ke samping, lalu menggigit bibir merahnya yang gemetar.     

"Hm…" Kali ini, Tang Xinluo tidak bisa menahan dirinya lagi, dia membuka matanya dengan lebar dan hampir saja terjatuh. Namun, dua tangan besar milik Lu Yuchen segera memeluk pinggangnya dengan erat dan menahannya.     

"Sekarang, kamu sudah mengerti apa itu sakit?" tanya Lu Yuchen dengan suara yang serak, pelan, dan berat.     

Lu Yuchen yang biasanya begitu menyayangi Tang Xinluo dan tidak tega melihatnya kesakitan walaupun hanya sedikit saja, kali ini tetap tidak peduli meski melihat wanita itu mengerutkan alisnya dan menunjukkan raut wajah yang sedikit kesakitan. Wajahnya yang tampan terlihat tetap dingin dan sama sekali tidak berubah.     

"Tadi kamu menggunakan wajahmu untuk tersenyum kepada orang-orang itu. Xiao Luo, kamu tahu tidak? Melihatmu tersenyum secantik dan selembut itu, membuatku ingin menekan tubuhmu di atas meja rapat saat itu juga dan melakukan hal itu denganmu di depan semua orang."     

Saat mengatakan itu, pelukan Lu Yuchen di pinggang Tang Xinluo menjadi semakin erat. Tubuh Tang Xinluo seketika langsung menempel pada dada Lu Yuchen karena pelukan yang semakin erat itu. Dia merasa hatinya berdebar semakin cepat saat berada di dalam pelukan suaminya. Dia dapat mendengar bahwa perkataan Lu Yuchen itu bukan sebuah kebohongan.      

Sikap Lu Yuchen sangat mendominasi. Dia memeluk Tang Xinluo dengan sangat erat. Selain itu, saat bicara raut wajahnya terlihat sangat tegas dan dingin. Tang Xinluo sendiri tidak bisa menahan diri untuk membayangkan jika sampai Lu Yuchen tadi benar-benar tidak bisa menahan diri dan menekan tubuhnya di atas meja ruangan rapat di depan pemegang saham, kepala Keluarga Lu cabang, dan Nyonya Besar Lu, maka…      

Jika sampai semua itu benar-benar terjadi, walaupun mereka tidak melakukan apa pun, tapi setelah semua orang melihat Lu Yuchen menekan tubuh Tang Xinluo di atas meja, maka…      

Aku tidak berani membayangkan kalau semua itu benar-benar terjadi, maka kelak aku akan hidup di Kota A dengan perasaan malu. Tidak, tidak hanya di Kota A, mungkin di seluruh Tiongkok, batin Tang Xinluo.     

"Aku, aku salah… Aku janji kelak aku tidak akan tersenyum begitu cantik di depan orang lain." Tang Xinluo merasa takut hingga nada suaranya berubah. Walaupun dia sama sekali tidak mengerti apa maksud Lu Yuchen dengan 'tersenyum cantik'. Kalau dia memberitahuku, maka aku bisa berubah kan? Pikirnya.     

Tang Xinluo merasa panik dan dia langsung memeluk leher Lu Yuchen. Kemudian, dia menempelkan bibir lembutnya ke bibir tipis dan dingin Lu Yuchen, sehingga pria itu tidak bisa bicara lagi. Raut wajah Lu Yuchen tetap dingin, dia menatap ke arah Tang Xinluo dengan sorot mata kebingungan.     

Tang Xinluo kemudian langsung bersikap manis dan berkata, "Aku janji kelak aku hanya akan tersenyum cantik di depanmu, ya?"     

Sudah jelas bahwa janji seperti itu tidak bisa dipegang karena bagaimana mungkin dirinya tidak tersenyum kepada orang lain. Namun, menghadapi pria yang sedang cemburu itu, Tang Xinluo mau tidak mau membuat janji seperti itu.     

Mendengar hal itu, Lu Yuchen tersenyum kecil. Namun, senyumannya terlihat dingin. Dia lalu berkata, "Ingat ya, kamu yang bilang sendiri. Aku tidak memaksamu mengatakan itu."     

Astaga… batin Tang Xinluo yang seketika merasa seperti masuk dalam perangkap.     

Tang Xinluo yang berwajah polos ingin mencari jalan keluar dengan berkata, "Tapi kata nenek, aku harus belajar untuk bisa berbagi beban dan membantumu untuk menjalin hubungan dengan orang luar. Saat berhubungan dengan orang luar, bagaimana bisa aku tidak tersenyum sama sekali?"     

Lu Yuchen yang melihat sikap penurut Tang Xinluo langsung mencium bibir merahnya tanpa ragu, lalu menggigitnya dengan pelan. Setelah itu, dia berkata dengan suara dingin, "Kenapa tidak bisa?"     

Tang Xinluo tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sekarang dia mengerti, kenapa Lu Yuchen tidak pernah tersenyum saat bicara dengan orang lain. Pasalnya, bagi Lu Yuchen semua orang itu sama seperti dirinya, saat berhubungan dengan orang lain, hanya perlu bersikap dingin dan arogan, tidak perlu tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.