Waktu Bersamamu

Lu Yuchen, Aku Mencintaimu!



Lu Yuchen, Aku Mencintaimu!

0Sebelum otak Tang Xinluo berputar, dia sudah melihat wajah tampan Lu Yuchen yang tiba-tiba begitu dekat dengan wajahnya. Lu Yuchen menundukkan kepalanya dan mencium bibir Tang Xinluo dengan lembut. Ciuman ini sangat berbeda dengan ciuman mereka biasanya yang sangat panas. Ciuman ini begitu lembut hingga Tang Xinluo merasa bibirnya seolah bersentuhan dengan air. Lu Yuchen mencium bibirnya dengan lembut dan hanya sebentar. Kemudian, dia langsung menjaga jarak dengan istrinya itu.     

Semua itu terjadi begitu cepat hingga Tang Xinluo tidak bisa bereaksi. Dia hanya duduk tertegun di tempatnya dan melihat ke arah Lu Yuchen dengan sorot mata kosong. Namun, Lu Yuchen malah tiba-tiba tersenyum kecil yang membuat wajahnya terlihat seksi.     

"Tiba-tiba aku ingin menciummu." Suara Lu Yuchen terdengar serak, pelan, dan hangat.     

Wajah Tang Xinluo seketika menjadi merah. Bahkan dia dapat mendengar suara detak jantungnya sendiri yang seperti sedang mengolok dirinya. Menyebalkan! Dasar mesum! Batinnya.     

Lu Yuchen yang tampan masih melepaskan sisa pakaiannya. Dia berdiri di depan Tang Xinluo dan menggodanya dengan cara yang lembut dan hangat. Itu sangat jarang terjadi dan membuat Tang Xinluo sulit menerimanya.     

"Aku… Aku…"Suara Tang Xinluo gemetaran, begitu pula dengan bulu matanya.     

Lu Yuchen melihat wajah kecil Tang Xinluo yang malu, namun dia tetap dengan sengaja tersenyum dan berkata, "Ayo aku gendong ke dalam bathtub…"     

Air di dalam bathtub sudah penuh, Lu Yuchen tentu saja sudah melepaskan seluruh pakaianny. Kemudian, dia membantu Tang Xinluo melepaskan pakaiannya. Tang Xinluo awalnya mengira bahwa menemani Lu Yuchen mandi adalah sebuah kesepakatan yang bagus untuk bisa tidur dengan tenang malam ini. Namun, tidak ada yang menyangka bahwa dia memandang rendah pesona pria satu ini. Saat Lu Yuchen membantunya melepaskan pakaiannya, kelima jarinya sesekali menyentuh kulit lembutnya, hingga membuat tubuhnya gemetar.     

Lu Yuchen tentu sangat mengetahui setiap titik sensitif di tubuh istrinya itu. Tapi dia bersikap seolah tidak tahu apa pun dan terus melepaskan pakaian Tang Xinluo dengan wajah serius. Setelah dia melepaskan seluruh pakaiannya, Tang Xinluo yang sejak awal sudah tidak bisa menahan diri lagi, tubuhnya lalu bersandar di dalam pelukannya dengan lemas.     

Rencana berhasil, batin Lu Yuchen dengan sorot mata yang terlihat senang.     

Lu Yuchen memeluk Tang Xinluo dan dengan suara pelan bergumam, "Aku akan membantumu mandi, setelah itu kita istirahat."     

Sebagian tubuh Tang Xinluo sudah terasa lemas, dia hanya menganggukkan kepalanya dengan pikiran kosong. Saat melihat Tang Xinluo yang lemas dan berada di dalam pelukannya dengan tenang, Lu Yuchen tersenyum lebar.     

Bathtub di kediaman Keluarga Lu sangat besar, jadi tentu saja cukup untuk mereka berdua. Bahkan mereka bisa melakukan berbagai pose di dalamnya. Tang Xinluo yang tubuhnya terasa panas karena Lu Yuchen itu kembali dicium. Kemudian, tubuhnya dibawa berendam di dalam air hangat. Pada akhirnya, selain suara tangisan dan suara memohon Tang Xinluo, terkadang terdengar suara teriakan yang pelan di dalam kamar mandi itu.     

Pada akhirnya, Tang Xinluo tidak ingat lagi bagaimana dirinya bisa keluar dari dalam kamar mandi. Dia hanya ingat Lu Yuchen membungkus tubuhnya dengan handuk, kemudian menggendongnya kembali ke atas ranjang. Setelah itu, dia dengan panik memberontak dari pelukan Lu Yuchen dan hendak bersembunyi di dalam selimut. Namun, Lu Yuchen menarik kakinya dari belakang. Tang Xinluo dapat merasakan tangan besar Lu Yuchen menahan pinggangnya, kemudian dia melakukan itu lagi dari belakang. Dia pun kembali menangis, dia bahkan menangis lebih keras daripada Youyou. Jika saja bukan karena kamar tidur mereka kedap suara, maka para pelayan di luar kamar tidur mereka pasti akan mengira Lu Yuchen sedang mengamuk.     

"Xiao Luo, aku mencintaimu…" Suara Lu Yuchen yang serak dan pelan terdengar begitu senang. Kemudian, dia menggigit telinga Tang Xinluo dari belakang.     

Namun, saat Lu Yuchen merasa senang, Tang Xinluo merasa pinggangnya akan hancur. Dia menangis dan berkata, "Tidak, aku tidak mau kamu mencintaiku… Aku boleh kan tidak mencintaimu lagi? Aku mau mundur saja!"     

Walaupun Tang Xinluo mengatakan itu karena kesal, tapi Lu Yuchen tetap merasa tidak senang saat mendengarnya berkata seperti itu. Dia pun menjawab, "Tidak boleh…"     

Lu Yuchen kemudian menggertakkan giginya dan gerakannya menjadi semakin keras, bahkan hampir membuat Tang Xinluo ingin menyerah. Hingga akhirnya, di dalam kamar mereka, hanya tersisa suara tangisan dan memohon Tang Xinluo.     

"Iya, iya, iya. Aku mencintaimu… Aku benar-benar mencintaimu… Lu Yuchen, aku mencintaimu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.