Waktu Bersamamu

Gu Xuan\'er Dan Shen Wan Sama-sama Menundukkan Kepala



Gu Xuan\'er Dan Shen Wan Sama-sama Menundukkan Kepala

0"Rourou… Hm, aku seharusnya memanggilnya kakak, kan?" tanya Gu Xuan'er kepada Gu Xinheng dengan mengangkat kepalanya, matanya masih berair sehingga dia terlihat begitu lembut dan tulus.     

Gu Xinheng mengerutkan alisnya, dia berpikir sejenak sebelum kemudian dengan santai menjawab, "Hm, Rourou lebih tua sedikit daripada kamu…"     

"Hm, kalau begitu aku memanggilnya kak Rourou." Gu Xuan'er tersenyum. Senyuman itu terlihat sama sekali tidak berbahaya.     

"Ayah, ibu, aku merasa Kak Rourou sudah berpisah dengan kita terlalu lama. Saat ini, kita seharusnya tidak terlalu memikirkan banyak hal dan fokus memberikan kehangatan yang tulus untuknya agar dia memiliki kesan yang baik terhadap kita. Ayah, untuk masalah ini, seharusnya tidak hanya ibu yang minta maaf. Sebenarnya, aku dulu juga pernah melakukan hal buruk kepada Kak Rourou, saat itu aku tidak tahu identitasnya, makanya aku… Tapi, aku benar-benar sudah menyadari kesalahanku. Aku berpikir, kalau aku dan ibu pergi minta maaf bersama, selama kami tulus, maka pasti bisa meluluhkan hati Kak Rourou. Ayah, apa ayah… bisa memberikan aku dan ibu satu kesempatan lagi?"     

Saat Gu Xinheng mendengar Gu Xuan'er yang hendak pergi meminta maaf, sorot matanya yang sebelumnya muram terlihat sedikit lebih berbinar. Setidaknya, di matanya, Gu Xuan'er sudah menggantikan posisi Tang Xinluo dan mengakui bahwa dia adalah pemilik kalung kristal kuning itu. Untuk masalah Lu Yuchen, walaupun dia tidak terlalu menyukainya, tapi bagaimanapun juga, pria itu adalah suami Tang Xinluo. Jadi, di matanya, Gu Xuan'er berhutang kepada Tang Xinluo atas semua hal itu.     

"Perkataanmu benar, kamu dan ibumu bersalah kepada Rourou. Walaupun keluarga sendiri, tapi bukan berarti tidak perlu minta maaf setelah melukai seseorang." Perkataan Gu Xinheng ini sengaja dikatakan agar Shen Wan mendengarnya. "Karena kamu paham hal itu, maka aku akan memberikan kalian kesempatan lagi. Kalian berdua pergilah meminta maaf kepada Rourou. Selama dia bisa luluh, maka aku akan membiarkan kalian menetap di Keluarga Gu untuk sementara waktu."     

Setelah Gu Xinheng selesai berbicara, dia berbalik badan, lalu pergi dengan raut wajah yang dingin. Dia meninggalkan Shen Wan yang memeluk Gu Xuan'er sambil menangis.     

***     

"Xuan'er, kamu tidak seharusnya mengatakan itu kepada ayahmu. Rourou… Keluarga Lu tidak mungkin membiarkan kita menemuinya dengan mudah. Kalau tidak bisa membujuk kakakmu untuk pulang, maka ayahmu benar-benar tidak akan menginginkan kita lagi!" tutur Shen Wan. Saat ini, dia benar-benar merasa panik. Dua juga benar-benar menyesal. Jika dia tahu bahwa semuanya bisa menjadi seperti ini, maka saat itu dia tidak akan melukai perasaan Tang Xinluo demi Gu Xuan'er.     

Saat memikirkan hal itu, Shen Wan melihat wajah Gu Xuan'er. Walaupun tidak terlihat dengan jelas, namun Gu Xuan'er yang sensitif itu, dapat merasakan amarah dari mata Shen Wan. Hm, dasar bodoh… Kalau kamu sudah tidak ada gunanya lagi, maka aku tidak mungkin membuang waktu untuk memedulikanmu, batinnya.     

Gu Xuan'er menyembunyikan perasaannya dan dengan sabar berkata kepada Shen Wan, "Tidak apa-apa bu. Entah bagaimanapun, Kak Rourou setidaknya melihat ketulusan kita. Kita bisa dengan tulus meminta bertemu dengannya. Kalau benar-benar tidak bisa bertemu dengannya, maka kita bisa memikirkan hal lain."     

Gu Xuan'er sudah memiliki rencananya sendiri. Dia mengetahui bahwa Tang Xinluo tidak akan mau menemui mereka, namun dia tidak peduli. Karena itu memang adalah hal yang diinginkannya untuk terjadi.     

***     

Keesokan harinya, saat hujan turun, Gu Xuan'er dan Shen Wan pergi ke rumah Keluarga Lu bersama-sama. Tidak lama kemudian, seperti biasanya, mereka diusir. Hari ini, Lu Yuchen tidak ada di rumah, sehingga tidak ada yang melepaskan anjing untuk mengusir mereka. Jika Shen Wan datang seorang diri, maka saat ini dia pasti sudah pergi karena merasa marah. Namun Gu Xuan'er berbeda, dia menarik tangan Shen Wan dan terus berlutut di bawah hujan dan menunggu di luar pintu gerbang kediaman Keluarga Lu.     

Sikap mereka berdua itu, membuat raut wajah Zhuo Yarong berubah. Di dalam ruang tamu Keluarga Lu, dia mendengar laporan dari Bibi Zhang. Raut wajahnya menjadi muram, lalu dia meletakkan cangkir teh yang ada di tangannya di atas meja. Dia tersenyum dingin, lalu berkata, "Nyonya Gu ini, benar-benar pintar bermain sandiwara… berlutut? Hm! Dia mau apa? Dia mau mempermainkan hati Xinluo?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.