Waktu Bersamamu

Lu Yuchen, Aku Tidak Menginginkanmu Lagi



Lu Yuchen, Aku Tidak Menginginkanmu Lagi

0Tang Xinluo terus melihat wajah Lu Yuchen. Dia tidak hanya sedang mengatur kata-katanya, tapi dia juga ingin melihat wajah suaminya untuk terakhir kalinya dalam waktu yang lama agar dapat mengingatnya dengan jelas. Dia takut bahwa setelah hari ini, dia tidak akan bisa melihat Lu Yuchen dengan jarak sedekat ini lagi.     

Lu Yuchen mengerutkan alisnya, dia berjalan mendekat pada Tang Xinluo dan bertanya dengan suara hangat, "Shen Yi yang membiarkanmu kemari? Syarat apa yang dia ajukan?"     

Lu Yuchen tidak menyangka bisa bertemu dengan Tang Xinluo di sini. Namun setelah melihatnya, hal pertama yang dikhawatirkannya adalah keselamatan Tang Xinluo. Pasalnya, dia yakin Shen Yi tidak mungkin begitu baik membiarkan wanita ini bertemu dengannya begitu saja.     

Saat melihat Lu Yuchen mendekat, Tang Xinluo bangkit berdiri dan melangkah mundur untuk menghindarinya. Sorot mata Lu Yuchen yang melihat itu seketika menjadi muram. Kemudian, dia mendengar suara dingin dan tenang milik Tang Xinluo, "Aku mengatakan kepadanya kalau aku mau berpamitan denganmu."     

"Berpamitan…" Lu Yuchen mengerutkan alisnya dan sorot matanya berubah menjadi semakin muram dan dingin. "Kamu mau pergi di saat seperti ini?"     

"Iya…" Tang XInluo berusaha sekuat tenaga untuk tetap membuat wajahnya terlihat tenang.     

Lu Yuchen melihat wajah kecil yang selalu dipikirkannya siang dan malam itu. Namun, wajah cantik Tang Xinluo saat ini terlihat datar dan tidak berperasaan.     

"Aku tidak percaya," ucap Lu Yuchen sembari memegang pergelangan tangan Tang Xinluo dengan erat. Dia tidak membiarkan wanita itu menjauh darinya. "Nenek baru saja meninggal dan sekarang kamu mengatakan kepadaku kalau kamu mau pergi? Xinluo, aku tidak percaya kamu adalah orang seperti ini. Katakan, apa Shen Yi mendesakmu?"     

"Tidak, aku hanya sudah memahami semuanya," kata Tang Xinluo sembari melepaskan tangan Lu Yuchen. Namun karena dia tidak bisa berhasil melakukan itu, akhirnya dia tidak memberontak dan terus bersikap dingin.      

"Apa maksudmu? Kematian nenek adalah karena Shen Yi. Ini salahku karena meremehkan musuhku, tapi ini bukan salahmu," ujar Lu Yuchen. Dia langsung dapat mengetahui apa pemikiran Tang Xinluo. "Xinluo, aku tidak mau kamu berpikir yang aneh-aneh, kamu tidak perlu menyalahkan dirimu karena kematian nenek. Selain itu, kamu tenang saja, aku akan balas dendam untuk nenek!"     

Lu Yuchen menggenggam pergelangan tangan Tang Xinluo dengan sangat erat hingga ujung jarinya terlihat semakin putih. Tang Xinluo merasakan sakit pada pergelangan tangannya, tapi dia menggertakkan giginya dan tidak membiarkan dirinya merintih kesakitan Rasa sakit itu sama sekali dengan tidak sebanding dengan rasa sakit hatinya yang dirasakannya saat ini.     

"Lu Yuchen, kamu terlalu berlebihan, kenapa kamu mau balas dendam untuk nenek? Benar, aku mengakui kamu adalah kepala Keluarga Lu, kamu juga sangat hebat, tapi kamu juga lihat sendiri sekarang Keluarga Lu dalam masa krisis, mereka membunuh nenek, tapi kamu? Kamu hanya bisa berada di sini tanpa melakukan apa pun! Jangan lupa, kamu hanya seorang manusia, kamu bukan monster yang memiliki kepala tiga dan enam tangan. Kamu bisa melawan Shen Yi, kamu bisa melawan pihak presiden, tapi bagaimana kalau mereka bekerja sama? Kamu kira kamu memiliki kemampuan untuk mengurus mereka semua? Aku lelah, aku tidak mau menjalani hidupku dengan rasa takut seperti ini lagi."     

Tang Xinluo menahan rasa sakit di pergelangan tangannya yang semakin terasa jelas, dia dengan suara yang tetap dingin berkata lagi, "Jangan berpikir terlalu tinggi tentang diriku, aku melakukan ini bukan untuk siapa pun, aku hanya seorang penakut yang ingin menjalani hidup yang tenang. Jadi Lu Yuchen, kita akhiri semuanya di sini, aku tidak menginginkanmu lagi."     

Saat mendengar kalimat terakhir itu, akhirnya Lu Yuchen melepaskan tangan besarnya yang sejak tadi menggenggam pergelangan tangan Tang Xinluo. Dia melihat wanita yang ada di depannya itu dan sama sekali tidak percaya dapat mendengar hal itu dari mulutnya. Dia merasa seperti ada orang yang menusuk dadanya dengan pisau tajam. Tidak hanya menusuk dadanya, tapi pisau itu juga seperti menyayat-nyayat lukanya. Rasa sakit yang begitu kuat itu membuat wajah tampan dan sempurna miliknya sekarang terlihat sangat buruk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.