Waktu Bersamamu

Aku Tidak Akan Pernah Kembali ke Tiongkok Selamanya



Aku Tidak Akan Pernah Kembali ke Tiongkok Selamanya

0"Xiao Luo, kamu tidak boleh pergi… Jangan lupa kalau kamu pernah mengatakan kepadaku, kamu akan bergantung kepadaku selamanya," ucap Lu Yuchen sambil memeluk Tang Xinluo dari belakang Dia memeluk pinggangnya dengan erat dan tidak membiarkannya pergi. "Kamu pernah mengatakan kepadaku kalau kita akan bersama selamanya, aku tidak akan membiarkanmu pergi!"     

Perasaan Tang Xinluo sangat sedih saat ini, air matanya pun hampir menetes. Dia sudah hampir tidak bisa menahan diri. Namun, dia mengetahui bahwa dia tidak boleh menangis dan dia tidak boleh membuat Lu Yuchen menjadi ragu dengan sandiwaranya ini. Dia menarik napas dalam-dalam, kemudian memegang tangan Lu Yuchen yang memeluk pinggangnya itu dan melepaskan satu persatu jarinya.     

"Tidak ada gunanya Lu Yuchen, kata-kata manis saat perasaan seseorang sedang sangat kuat tidak bisa dipegang. Aku akan pergi ke Negara M, ayah dan ibuku ingin aku ke sana. Di Keluarga Gu adalah adalah nona besar, namun di Keluarga Lu, walaupun aku adalah Nyonya Muda, tapi aku harus menjalani hari-hari dengan ketakutan."     

"Xinluo, aku tidak percaya, aku tidak percaya…" Lu Yuchen terus memeluk Tang Xinluo dan tidak mau melepaskannya. Tang Xinluo adalah wanita yang dicintainya, harta karunnya dan orang yang berharga baginya. Dia sama sekali tidak percaya bahwa istrinya ini berubah menjadi wanita asing seperti sekarang.     

"Apa yang tidak bisa kamu percaya? Semua orang bisa berubah. Lu Yuchen kamu jangan lupa, awalnya kamu menikahiku juga hanya untuk sebuah perjanjian, tapi sekarang kamu malah berubah tidak mau aku pergi. Oh benar, batas perjanjian kita juga sudah hampir habis. 12 bulan adalah waktu yang pas, ini tidak buruk. Kamu ingin bercerai denganku menggunakan surat perceraian, tidak masalah. Kamu mau menggunakan surat perjanjian tentang aku yang akan hamil untukmu, itu juga tidak masalah, aku tidak peduli. Selama kamu bisa membiarkanku pergi dan meninggalkan tempat ini, aku tidak peduli. Lu Yuchen, lepaskan aku, aku ingin menikmati hidupku, jadi jangan menahanku lagi…"      

Suara Tang Xinluo terdengar sangat tenang dan dingin. Namun, akhirnya keteguhan terakhir Lu Yuchen hancur karena perkataannya. Dia akhirnya melepaskan tangan wanita itu, kemudian melangkah mundur. Dia melihat punggung Tang Xinluo yang tidak asing itu dengan sorot mata yang perlahan berubah menjadi muram.     

Sedangkan itu, Tang Xinluo tanpa berpikir langsung pergi begitu saja. Cahaya terakhir yang terlihat di mata Lu Yuchen pada akhirnya benar-benar padam dan tidak bersisa. Sorot matanya menjadi dingin, tidak berperasaan, dan matanya perlahan mulai terlihat merah karena pembuluh darahnya perlahan muncul.     

Setelah melewati pintu itu, Tang Xinluo akhirnya tidak bisa menahan air matanya lagi. Dia sangat ingin untuk berbalik dan langsung memeluk Lu Yuchen, lalu mengatakan kepadanya bahwa semua yang dikatakannya itu adalah kebohongan dan tidak benar. Namun, dia tidak bisa mengatakan itu, dia tidak mau membuat seluruh Keluarga Lu terluka karena dirinya. Lu Yuchen, kamu memang benar, apa yang aku katakan semuanya tidak benar, semuanya kebohongan. Aku begitu menyayangimu, begitu mencintaimu… Semua kalimat yang aku katakan untuk melukaimu di saat yang sama juga melukai diriku sendiri, tapi aku tidak bisa kembali, aku hanya bisa terus berjalan ke depan… Batinnya.     

Saat Tang Xinluo berjalan keluar dari markas militer dan melihat Gu Zonghan, seluruh wajahnya sudah penuh dengan air mata.     

"Rourou, jangan menangis. Kalau kamu menangis, maka kakak akan semakin sedih melihatmu… Kalau kamu tidak rela, maka kita berdua tidak perlu pergi, ya? Kakak akan menemanimu untuk menjelaskan semuanya kepada Lu Yuchen."     

"Tidak perlu kak… Ayo kita pergi ke bandara." Suara Tang Xinluo terdengar serak karena dia menangis. Namun, dia terus berusaha untuk tetap kuat.     

Gu Zonghan merasa sangat khawatir saat melihat Tang Xinluo yang berusaha untuk bersikap kuat. Tetapi, dia hanya bisa melakukan apa yang diminta oleh adiknya itu.      

Tang Xinluo yang duduk di samping kursi pengemudi lalu mengirimkan pesan singkat kepada Shen Yi untuk memberitahunya bahwa dia sudah pergi. Tak lupa dia memintanya untuk melepaskan Lu Yuchen. Setelah itu, saat mobil mereka melewati jembatan besar, dia membuka kaca jendela, lalu langsung melemparkan ponselnya ke bawah jembatan.     

"Rourou, apa yang kamu lakukan?!" tanya Gu Zonghan. Tanpa ponselnya, bagaimana dia bisa menghubungi orang-orang di Tiongkok nanti? Batinnya.     

Tang Xinluo mengusap air matanya, lalu memaksakan diri untuk tersenyum dan berkata, "Karena aku sudah memutuskan untuk pergi, maka aku tidak seharusnya memiliki hubungan apa pun dengan orang di sini. Lagi pula, aku tidak akan pernah kembali ke Tiongkok lagi."     

Aku mengingat nomor telepon Xiao Qing, nanti saat tiba di Negara M, aku bisa menyimpan nomornya lagi. Sedangkan Lu Yuchen dan Youyou… Aku hanya bisa diam-diam mengingat mereka di dalam hatiku selamanya… Batin Tang Xinluo.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.