Waktu Bersamamu

Percakapan Yue Ze dan Shen Yi (1)



Percakapan Yue Ze dan Shen Yi (1)

0Tidak hanya itu, industri entertainment juga mulai bergabung dengan media. Jika Tang Xinluo bisa mengembangkan Tang Group dan You An Group, saat Lu Yuchen menghadapi krisis, maka dia berharap dia bisa memberikan bantuan dalam hal uang. Selain itu, jika Lu Yuchen memerlukan artikel untuk menggiring opini publik dia bisa mendukungnya dengan media.     

Karena memikirkan hal itu, Tang Xinluo menjalani hari-harinya sama seperti Lu Yuchen, selalu sibuk. Hanya saja, sesibuk apa pun, dia selalu pulang lebih awal daripada Lu Yuchen. Pasalnya, dia tahu mencari uang tidak akan ada habisnya, sedangkan jika memiliki keluarga, itu merupakan pelabuhan yang hangat dan abadi. Dia selalu menantikan saat Lu Yuchen pulang, orang pertama yang akan dilihatnya adalah dirinya. Dia ingin menghapus semua rasa lelah Lu Yuchen dan membuatnya merasa tenang. Di dalam hatinya, dia memiliki harapan kecil agar pria itu dapat beristirahat dengan baik setelah sibuk sepanjang hari di perusahaan. Namun, saat Lu Yuchen terus menindasnya di atas ranjang dan tidak mau melepaskannya, dia tetap membiarkannya melakukan apa yang diinginkannya.      

Sebenarnya selain sibuk sepanjang hari, saat malam hari Tang Xinluo masih harus 'menemani' Lu Yuchen. Dia juga merasa lelah hingga hampir tidak kuat lagi. Tapi karena dia tahu itu yang diinginkan oleh suaminya, dia pun hanya bisa menguatkan dirinya. Dia hanya bisa membiarkan pria yang semakin mudah cemburu dan semakin mendominasi itu untuk menguasai tubuhnya. Walaupun kehidupannya saat ini sangat sibuk dan tidak mudah, tapi penuh dengan kebahagiaan.     

Dalam sekejap, satu bulan lebih telah berlalu…      

***     

Di Kota B, kediaman Keluarga Shen.     

Di dalam ruang baca sangat sunyi, selain suara napas berat Shen Yi, tidak terdengar suara lainnya. Saat ini, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari luar. Tidak lama kemudian, pintu ruang baca dibuka dari luar. Tubuh Yue Ze yang tinggi itu terlihat di pintu ruang baca. Dia bukan hanya datang tanpa diundang, dia bahkan langsung membuka pintu ruang baca. Hal itu membuat Shen Yi mengerutkan alisnya karena Yue Ze selama ini selalu menghormatinya, sehingga hal seperti langsung masuk tanpa mengetuk pintu belum pernah terjadi sebelumnya.     

"Paman, aku dengar paman bersiap untuk membuat tentara ikut campur dalam hal ini, ini terlalu…"     

Sebelum menyelesaikan perkataannya, Yue Ze melihat Shen Yi mengangkat kepalanya. Pria yang begitu serius dan berwibawa itu menunjukkan sorot mata yang dingin. Di dalam bola matanya yang berwarna hitam itu perlahan seolah mengeluarkan aura yang dingin. Bagaimanapun juga, pria itu adalah orang yang lebih tua. Pria itu juga adalah paman yang melindunginya sejak kecil hingga sekarang, jadi saat dia melihat wajah tidak senang Shen Yi, dia hanya bisa menutup mulutnya dan berhenti bicara.     

Daripada kepada kedua orang tuanya, Yue Ze lebih menghormati Shen Yi. Pasalnya, bagaimanapun juga, setelah kejadian yang menimpa adiknya, pamannya menghindari Yue Ting selama bertahun-tahun. Walaupun kemudian kebenarannya terungkap, tapi Shen Zi tetap marah kepada Yue Ting. Dia juga bersembunyi dan tidak mau menemuinya. Saat semua itu terjadi, Yue Ting hanya sibuk mengejar kembali Shen Zi dan dia sama sekali tidak memiliki waktu untuk mengurus Yue Ze, anaknya sendiri. Saat suami istri itu sudah berbaikan dan pulang, mereka baru sadar bahwa anak mereka sudah menjadi autis dan memiliki dunianya sendiri. Ketika itu terjadi, orang pertama yang mengulurkan tangan dan membantu Yue Ze adalah pria yang ada di depannya saat ini.     

Saat mengingat semua itu, perasaan panik dan tidak senang perlahan menghilang dari kedua bola mata Yue Ze yang berwarna biru itu. Dia menutup pintu, lalu duduk di depan Shen Yi, kemudian dengan suara yang lebih sopan berkata, "Paman, ada yang ingin aku bicarakan denganmu."     

Shen Yi mengerutkan alisnya. Yue Ze adalah anak dari keluarga bangsawan, dia selalu memperlakukan orang lain secara hangat. Shen Yi bahkan tidak pernah melihat raut wajah Yue Ze yang baru saja ditunjukkannya sekarang, tidak tenang, panik, dan gelisah, meskipun saat mereka hanya sedang berdua. Bola matanya yang berwarna hitam dan dingin itu melihat ke arah keponakannya. Dia lalu menganggukkan kepalanya dan berkata, "A Ze, kebetulan kamu datang, ada yang mau paman bicarakan denganmu…"     

"Paman, paman lebih tua, jadi bicaralah lebih dulu…" Walaupun Yue Ze merasa tergesa-gesa, tapi dia tidak melupakan sopan santunya. Dia bisa bersikap tidak sopan kepada ayahnya sendiri, tapi dia tidak bisa melakukan itu kepada Shen Yi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.