I'LL Teach You Marianne

Orang baik untuk orang baik



Orang baik untuk orang baik

0Sebagai CEO sementara dari Muller Finance Internasional Erick harus datang ke berbagai pertemuan bisnis penting, termasuk saat ini ia datang ke Tromso Norwegia untuk menghadiri sebuah acara amal yang di gagas oleh salah satu rekan bisnis Muller Finance Internasional. Erick tentu tidak datang seorang diri, ia selalu di dampingi oleh Alice kemanapun ia pergi. Karena itulah keduanya menjadi dekat dan terlibat hubungan yang lebih dari rekan kerja semata, beruntung keduanya sangat profesional sehingga hubungan asmara mereka tak diketahui oleh siapapun. Sejak mengajak Alice untuk berkomitmen Erick menegaskan kalau ia tak bisa menjanjikan apapun selama Jack belum di temukan dan mempersilahkan Alice mencari pria lain jika Alice sudah tidak sabar ingin menjalin hubungan yang lebih normal, namun tanpa disangka Alice ternyata tetap memilih berada disamping Erick. Alice merasa berhutang budi sekali pada Jack yang sudah memberinya kesempatan kerja yang lebih baik, karena itulah ia memilih berada disamping Erick sampai Jack datang kembali memimpin perusahaan. Meski banyak rekan bisnis yang selalu menebak mereka berdua memilki hubungan namun Alice dengan tegas mengatakan kalau ia hanya sekertaris pribadi seorang Ercik Maguire sang CEO sementara dari Muller Finance Internasional.     

"Kami sudah menyiapkan kamar terbaik untuk anda Tuan, sebuah kamar yang memiliki pemandangan indah di Tromso,"ucap tuan Antonio kembali saat sudah berada di mobil bersama Erick dan Alice.     

"Aku tak terlalu mempermasalahkan kamar tuan, asal aman, bersih dan nyaman itu sudah lebih dari cukup untukku,"jawab Erick singkat.     

"Ternyata yang dikatakan orang-orang selama ini benar, CEO Muller Finance Internasional benar-benar rendah hati. Saya sangat kagum pada anda tuan, masih muda sudah sukses dan..."     

"Saya hanya CEO sementara menggantikan atasan saya Tuan, saya bukan apa-apa dibanding beliau." Erick langsung memotong perkataan rekan bisnisnya itu dengan cepat, ia tak mau banyak orang salah paham kepada dirinya mengenai statusnya. Karena itulah ia selalu mengatakan kalau ia hanyalah CEO sementara, meskipun ia sudah memegang jabatan itu selama dua tahun lebih sejak Jack dinyatakan tewas.     

Tuan Antonio tersenyum, ia tahu kemana arah pembicaran Erick. Perlahan pria tua itu menepuk pundak Erick, mencoba menguatakan Erick. Meski belum pernah bertemu dengan Jack namun tuan Antonio mendengar berita mengenaskan yang menimpa CEO dari Muller Finance Internasional dua tahun lalu di selat Inggris.     

Iring-iringan mobil milik tuan Antonio yang menjemput Erick akhirnya tiba di sebuah rumah yang sangat mewah di Tromso, lebih pantas disebut dengan villa sebenarnya karena interior dan desainnya. Sebagai tuan rumah tuan Antonio turun terlebih dahulu dari mobil dan mempersilahkan Erick untuk turun, setelah para tamunya sudah menginjakkan kaki di halaman rumah musim dingin milik tuan Antonio.     

"Ini adalah salah satu rumah pribadiku yang di bangun atas rancangan mendiang istriku tuan, sejak istriku meninggal karena serangan jantung rumah ini sering aku sewakan kepada para tamu penting perusahaan atau para turis yang berkunjung ke Tromso. Aku ingin menghidupkan kembali kesunyian di rumah ini dengan kehadiran banyak orang yang singgah di tempat ini, apa anda keberatan jika bermalam di tempat ini tuan?"     

Erick tersentak, ia kaget karena mendapatkan pertanyaan tiba-tiba seperti itu setelah mengetahui sejarah dari rumah yang akan ia jadikan tempat bermalam itu.     

"Tentu saja saya tidak keberatan tuan, saya justru sangat beruntung di berikan kesempatan untuk bisa merasakan mahakarya dari mendiang istri anda ini,"ucap Erick sungguh-sungguh.     

"Syukurlah kalau begitu, saya menjadi lega. Baiklah kalau begitu mari kita masuk, saya akan tunjukkan kamar anda dan kamar nona Alice sekertaris anda,"sahut tuan Antonio penuh semangat, ia senang karena tamunya menyukai tempat tinggal yang ia siapkan. "Mari masuk."     

Erick dan Alice beserta beberapa orang yang masih setia pada Jack pun mengikuti langkah tuan Antonio, saat baru berada di lantai satu mereka semua dibuat kagum dengan keindahan interior rumah itu. Terutama Alice, sebagai seorang wanita sudah pasti ia akan mudah terkagum-kagum akan segala sesuatu yang menarik dan indah. Termasuk desain rumah tuan Antonio yang luar biasa itu, mereka semua dengan patuh mengikuti langkah sang tuan rumah menuju kamar yang sudah disiapkan sebelumnya oleh para pelayan.     

"Baiklah tuan, saya hanya bisa menemani anda sampai disini. Saya harus kembali ke tempat acara untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik, nanti malam anak buah saya akan datang menjemput anda untuk pergi ke tempat acara,"kata tuan Antonio dengan penuh wibawa saat akan berpamitan dengan Erick.     

"Siap Tuan, saya mengerti. Sebenarnya saya merasa tidak enak sekali anda langsung menjemput kami disaat kesibukan anda masih banyak seperti ini, apalagi sampai menyiapkan tempat tinggal semenakjubkan ini." Erick menjawab tulus dari dalam hati atas semua kebaikan tuan Antonio kepada dirinya.     

Tuan Antonio tersenyum, ia lalu meraih tangan Erick dan mencengkramnya erat. "Saya yang senang karena anda bersedia tinggal di rumah ini tuan, baiklah saya permisi orang-orang ditempat acara pasti sudah sangat berisik karena saya tak kunjung datang. "     

Erick hanya bisa tersenyum mendengar kata demi kata dari rekan bisnisnya yang sudah rela menjemputnya itu, dari yang Erick dengar tuan Antonio memang sangat ramah pada rekan bisnisnya. Akan tetapi tak semua orang akan mendapatkan perlakuan istimewa seperti dirinya, tanpa Erick tahu ternyata tuan Antonio memberikan pelayanan istimewa seperti ini kepadanya karena ia merasa terharu akan kesetiaan seorang Erick Maguire kepada Jackson Patrick Muller yang dinyatakan tewas dua tahun yang lalu. Karena itulah tuan Antonio ingin memberikan pelayanan khusus pada Erick, ia sangat penasaran sekali ingin mendengar banyak cerita dari Erick tentang seorang Jackson Patrick Muller. Tuan Antonio penasaran bagaimana cara Jack memperlakukan Erick sehingga Erick bisa sesetia itu sampai saat ini.     

"Tuan baik hati itu sudah pergi?"Alice yang muncul tiba-tiba dari arah belakang mengejutkan Erick.     

"Baru saja, dia pria baik Alie."     

"Sama sepertimu." Alice langsung menyahut perkataan Erick.     

Senyum Erick mengembang mendengar perkataan kekasihnya. " Kita masih punya waktu tiga jam untuk datang ke acara itu, kau mau berjalan-jalan sebentar denganku?"     

"Sure!! Siapa yang menolak, tunggu aku ambil jaket."     

Dengan penuh semangat Alice berlari menuju lantai dua, menuju kamarnya masih menggunakan sepatu hak tinggi yang selalu menjadi temannya beraktivitas. Kadang Erick merasa heran bagaimana ada wanita setabah itu, rela menyiksa dirinya dalam kesakitan memakai sepatu hak tinggi demi. Namun untuk seorang Alice yang memiliki tinggi yang sangat jauh dari kata ideal hak tinggi adalah penyelamatnya, tak lama kemudian Alice sudah kembali di lantai satu bergabung dengan Erick kembali. Dua orang bodyguard pun menemani Erick dan Alice, meski hanya berjalan-jalan sebentar namun Erick tetap mendapatkan pengawalan dari para pengawalnya untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Edmund dan ayahnya sampai saat ini masih mengincar posisinya sebagai pengganti Jack, karena itulah ia selalu dikawal oleh orang-orang terlatih yang siap melindungi Erick dengan nyawanya.     

Karena rumah milik tuan Antonio berada disekitar pelabuhan tempat pertama yang menarik untuk dikunjungi tentunya adalah pelabuhan Tromso itu sendiri, meskipun saat ini salju turun namun hal itu tidak mengurangi semangat Alice untuk melihat pemandangan di Tromso.     

"Hati-hati."     

"Aku tahu Erick, tenang saja. Wanita itu lebih handal dalam berjalan di medan yang sulit seperti ini." Alice kembali menyakinkan Erick kalau dirinya baik-baik saja berjalan menggunakan sepatu hak tinggi di cuaca seperti ini.     

Alice mendengus, ia kesal karena di remehkan oleh Erick. Dengan kesal Alice menghentikan langkahnya, ia kemudian merebut teropong yang dipegang oleh Erick dan mulai melihat pemandangan kota Tromso menggunakan teropong.     

"Wahhh indahnya.." Suara Alice terdengar lantang saat sedang melihat pemandangan kota Tromso melalui teropongnya.     

Erick yang sedang menatap laut yang ada didepannya hanya bisa diam, setiap kali bertemu laut ia kembali sedih mengingat peristiwa mengerikan yang menimpa sang tuan.     

Brak     

Tiba-tiba Alice menjatuhkan teropongnya.     

"Ada apa Alice?"tanya Erick kaget.     

"A-aku melihat tuan Jack di antara gedung-gedung itu."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.