I'LL Teach You Marianne

Your body is mine



Your body is mine

0Anne tak bicara apa-apa, ia masih berusaha menenangkan diri pasca mendapat ciuman dari Jack. Sementara Jack yang kesal dengan keberadaan cctv itu masih melipat kedua tangannya di dada, berdiri tepat di depan pintu lift yang masih tertutup. Ia sedang merencanakan complain pada dokter Pierre tentang keberadaan CCTV di dalam lift, keduanya masih diam sampai akhirnya lift berhenti di lantai 12 yang merupakan lantai tujuan mereka yang akan menyusul Linda dan Paul. Tanpa bicara keduanya lalu keluar dari lift dan bergegas berjalan menuju ruangan bertirai biru yang baru saja ditutup seorang perawat, saat hampir sampai di depan ruangan VIP itu tiba-tiba Anne menyentuh tangan Jack sehingga membuat Jack menghentikan langkahnya.     

"Ada apa?"tanyanya dingin, Jack masih kesal dengan apa yang terjadi di dalam lift.     

"Tadi, apakah yang baru saja terjadi di lift tidak apa-apa Jack?"tanya Anne hati-hati, Anne tahu kalau Jack marah. Karenanya ia bicara dengan suara lembut.     

"Tentu saja tak apa-apa, lagipula itu hanya sebuah kecupan biasa. Dan semua orang bisa melakukan di tempat manapun yang mereka mau,"jawab Jack ketus, diingatkan lagi soal keberadaan cctv membuat emosi Jack naik kembali.      

Setelah berkata seperti itu Jack lalu membalikkan badannya kembali dan meneruskan langkahnya, masuk kedalam kamar yang di pintunya terlihat jelas nama Linda dan Paul yang menjadi pasien di kamar VIP itu.      

"Kecupan apa? Tadi kau menciumku dengan sangat kasar dan menyakitkan Jack." Anne bicara sendiri, tangannya menyentuh bibirnya yang sedikit bengkak. Meskipun Jack hanya mencium sebentar akan tetapi karena kemahiran dan pengalamannya yang jauh lebih banyak dari Anne, dengan mudah ia meninggalkan sedikit karya di bibir tipis Anne yang kini terlihat tak seimbang karena bibir bawahnya kini lebih bervolume.      

Anen akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam kamar perawatan Linda dan Paul, ia tak ingin ketinggalan indo sekecil apapun dengan berharap tak akan ada orang yang menyadari keadaan bibirnya saat ini.      

"Nona ini mengalami luka memar akibat terkena benda tumpul di beberapa bagian, beruntung anda segera membawanya kemari Tuan. Jadi kami akan melakukan pemeriksaan lebih mendalam, sedangkan pasien pria ini luka tusukan yang sudah dijahit tak mengalami hal-hal yang mengkhawatirkan. Saya akan meminta perawat untuk melakukan pemeriksaan lebih rutin." Dokter Pierre memberikan penjelasan pada Jack panjang lebar dan Anne yang baru masuk bisa mendengar semua perkataan yang diucapkan oleh dokter itu pada Jack.      

Melihat ada seorang perawat yang ingin mengganti pakaian Linda yang saat ini dipakai Anne bertindak cepat, ia langsung menuju ranjang Linda dan menutup tirainya dengan rapat supaya para lelaki yang ada di ruangan itu tak melihat seluruh tubuh Linda. Begitu semua tirai tertutup rapat, perawat wanita itu pun mulai melepaskan pakaian dan celana jeans Linda menyisakan celana dalam dan bra yang mempunyai warna senada di tubuh Linda, kedua mata Anne menatap sayu ketika melihat ada beberapa memar di sekitar perut dan paha Linda yang terlihat jelas.     

"Aku baik-baik saja Anne, jangan menangis." Linda langsung bicara dengan suara yang hampir tak terdengar saat melihat kedua mata Anne berkaca-kaca.      

Anne langsung menyeka air mata yang belum sempat keluar dari kedua mata indahnya itu. "Iya kau baik-baik saja, kau sangat baik sampai tak tahu kalau kau juga terluka. Dasar Belinda bodoh, idiot hiks.."      

"Anne…"     

Srett     

Secara tiba-tiba tirai yang tertutup itu dibuka dari luar dan masuklah sebuah tangan kekar yang menarik tubuh Anne keluar dari dalam tirai yang membuat semua orang kaget termasuk Anne sendiri, sang pemilik tangan yang tak lain adalah Jack kemudian memeluk Anne dengan erat begitu Anne keluar dari tirai yang mengelilingi ranjang Linda.     

"Jack…"     

"Jangan menangis didepan pasien, kau akan memberikan energi negatif pada mereka." Jack bicara tanpa jeda sambil menatap Anne yang juga sedang menatapnya.      

Anne pun langsung menyeka air matanya dan berusaha tersenyum, namun kedua matanya yang masih sendu gak dapat menipu siapapun yang melihat. Jack hanya tersenyum tipis tanpa suara melihat apa yang dilakukan oleh Anne, ia kemudian mengajak Anne keluar dari ruangan VIP itu meninggalkan Linda dan Paul yang akan mendapatkan beberapa penjelasan dari dokter Pierre.      

Ketika sudah berada diluar ruangan Jack kemudian membimbing Anne untuk duduk disebuah kursi yang nyaman, ia sendiri lalu berlutut di hadapan Anne dan mulai menggerakkan tangannya menyentuh wajah Anne yang masih lembab karena air mata yang masih menetes sesekali.      

"Cengeng sekali, kau bukan anak kecil Anne. Sembunyikan air matamu, jangan kau buang semudah ini,"ucap Jack pelan saat sudah selesai membersihkan sisa air mata yang tertinggal di wajah cantik Anne.     

Anne menatap Jack dengan mata yang masih basah. "Aku tidak cengeng, aku hanya menangis sesekali saja."     

"Benarkah? Aku tak percaya, apa perlu aku ingatkan berapa kali kau menangis seperti ini dulu saat kita masih ada di Newcastle Upon Tyne Anne?"     

"Jack!!!!"jerit Anne dengan keras.      

Jack tertawa lebar, ia senang bisa menggoda Anne dan membuat Anne tak menangis lagi. Perlahan Jack bangun dari lantai dan duduk di samping Anne, ia menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi sambil meletakkan kedua tangannya di belakang kepala sebagai bantalan menatap pintu ruang perawatan Linda dan Paul.     

"Dokter Pierre sedang meminta sepasang kekasih itu menceritakan apa yang terjadi pada mereka sebelumnya saat ini dan akan memberikan bukti rekaman pengakuan mereka padaku untuk diserahkan pada polisi, ia sengaja melakukan itu untuk memaksimalkan waktu istirahat keduanya. Karena dokter Pierre adalah orang yang paling tak suka melihat pasiennya terus menerus dikunjungi polisi untuk dimintai keterangan, maka dari itu ia berinisiatif untuk melakukan wawancara singkat pada mereka berdua,"ucap Jack pelan memberitahukan apa yang sedang terjadi di dalam ruang perawatan Linda dan Paul kepada Anne.     

Anne langsung menoleh ke belakang menatap Jack yang sedang tersenyum. "Benarkah? Apa setelah ini penjahatnya akan tertangkap?"     

"I hope so, tapi yang lebih penting adalah pemulihan mereka saat ini."     

Anne menganggukan kepalanya berkali-kali, ia setuju dengan perkataan Jack. Dalam pose seperti itu Anne terlihat sangat menggemaskan dan membuat Jack semakin tak tenang, saat ia ingin melanjutkan apa yang sudah ia mulai sebelumnya di lift tiba-tiba Jack teringat hal penting yang ingin ia tanyakan pada Anne sejak awal. Dengan sedikit kasar Jack meraih tangan Anne tempat dimana ia kemarin memasang cincin dan mencengkramnya dengan kuat.      

"Cincin, dimana cincin itu? Apa kau malu menunjukkan statusmu pada semua orang Anne? Apakah kau ingin orang-orang itu tak tahu bahwa kau adalah milikku saat ini? Ataukah kau tak suka dengan cincin itu sehingga kau enggan memakainya?" Jack memberikan pertanyaan bertubi-tubi pada Anne, kedua matanya berkilat tajam menunjukkan kemarahan yang besar.      

Anne menghela nafas panjang, ia tak menduga Jack akan bertanya masalah cincin disaat seperti ini.      

"Lepaskan dulu tanganku Jack,"jawab Anne tenang.     

Alis Jack langsung bertautan mendengar perkataan Anne. "Apa hubungannya tangan dengan cincin?"     

"Bukankah kau ingin tahu di mana cincin itu berada? Jadi aku membutuhkan tanganku untuk bergerak bebas supaya aku bisa menunjukkan keberadaan cincin itu padamu."      

Tanpa diminta dua kali Jack lalu melepaskan tangan Anne dengan ragu, tubuhnya pun langsung duduk dengan sigap berusaha untuk mendominasi Anne agar Anne tak bisa melarikan diri dari pertanyaannya. Saat sedang memperhatikan Anne tanpa berkedip, Jack tiba-tiba dikejutkan dengan pergerakan tangan Anne yang mengarah ke bagian dadanya. Awalnya ia berusaha tenang saat Anne masih menyentuh bagian atas kemeja yang ia pakai, namun jantungnya mulai berdegup kencang saat Anne mulai membuka satu kancing kemeja paling atas. Dengan gerakan sigap Jack menahan pergerakan kedua tangan Anne lebih jauh, ia bahkan sampai menggunakan tubuhnya untuk menindih Anne ke sandaran kursi.      

"Apa kau gila Anne!!! Apa kau ingin menunjukkan tubuhmu pada semua orang? Apa kau lupa kalau semua bagian dari tubuhmu itu adalah milikku sekarang!!"      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.