I'LL Teach You Marianne

Semakin terpikat



Semakin terpikat

0Karena pekerjaannya makin banyak Anne memutuskan berangkat lebih pagi, ia memilih datang lebih cepat daripada harus lembur. Begitupun dengan Edward, ia juga memilih untuk mengikuti cara Anne yang sudah ia lakukan dua hari terakhir itu.     

"Anne." Edward yang baru saja datang langsung memanggil Anne dengan keras.     

Anne yang hampir menekan tombol lift langsung menghentikan pergerakannya, secara spontan ia langsung menoleh ke arah sumber suara dan tersenyum saat melihat si empunya suara.     

"Jangan berlari, kau bisa jatuh Edward,"ucap Anne pelan pada Edward yang kini sudah ada di hadapannya dengan terengah-engah.     

"Diluar sangat dingin Anne, maka dari itu aku memilih untuk langsung masuk kantor mencari kehangatan,"jawab Edward berbohong, ia menyembunyikan alasan sebenarnya pada Anne bahwa alasannya berlari dari luar adalah karena Anne. Ia ingin bisa menghabiskan sebanyak mungkin waktu bersama Anne.      

"Ya sudah ayo naik, aku pagi ini membuat sandwich. Kau mau?"tanya Anne pelan dengan mengangkat kotak bekal makannya lebih tinggi.     

"Jangan tanya kalau soal itu Anne, ya sudah ayo naik. Aku sudah lapar,"jawab Edward cepat, dengan senyum yang tersungging lebar saat mengetahui Anne juga membuatkan makanan untuknya.      

Karena belum ada staf lain yang masuk selain para cleaning service dan beberapa orang editor yang lembut suasana kantor masih sepi, Anne pun memutuskan untuk makan di pantry. Ia tak mau membuat orang-orang menyebarkan gosip yang tidak-tidak tentangnya jika berduaan dengan Edward di ruangannya sepagi ini, Edward yang sudah dua hari ini menikmati makanan buatan Anne terlihat lahap sekali makan dua potong sandwich yang Anne buat untuknya itu.     

Tiga puluh menit pun berlalu dengan cepat untuk Edward, padahal ia merasa baru beberapa menit yang lalu masuk ke pantry dan duduk berhadapan dengan Anne menikmati makan pagi bersama. Namun karena staf lain sudah mulai berdatangan Anne pun mengajak Edward untuk langsung bekerja, padahal jam kerjanya baru mulai empat puluh lima menit lagi. Staf lain yang baru datang juga masih menikmati waktu bersantai dengan saling berbincang, membicarakan sulitnya mereka berangkat ke kantor dengan cuaca yang cukup ekstrim. Akan tetapi Anne memilih langsung bekerja, ia tak mau menyia-nyiakan waktu lebih banyak lagi. Kedatangan staf lain bagi Anne adalah penanda dirinya harus mulai bekerja, karena Anne sudah masuk ke ruangannya mau tak mau Edward pun melakukan hal yang sama walaupun sebenarnya ia masih ingin bercengkrama dengan Anne.     

Leon yang masih perang dingin dengan sang istri juga terlihat datang ke kantor lebih pagi, ia benar-benar sudah muak dengan Steffi yang hanya bisa menuntutnya untuk membelikan barang barang mewah saja. Padahal sebenarnya bukan itu tujuan Leon menikahi Steffi, Leon hanya ingin Steffi bisa melayaninya dengan baik sebagai seorang istri di rumah. Namun ternyata kenyataannya jauh dari harapan Leon yang dilakukan oleh Steffi justru berbanding terbalik dengan harapan Leon, yang dilakukan Steffi justru menghabiskan waktunya dengan berada di luar rumah bersama teman-teman sosialitanya dengan kegiatan yang tidak jelas.      

Meskipun mereka memiliki acara amal tiap bulan, namun sebenarnya itu bukanlah 100% acara amal. Pasalnya saat acara berlangsung mereka justru saling berlomba-lomba memamerkan pakaian, perhiasan serta tas terbaik mereka saat datang dan hal ini sudah terjadi selama dua tahun Steffi menyandang gelar nyonya Ganke. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Steffi tak menjadi masalah besar untuk seorang Leon, barang-barang yang dibeli oleh Steffi pun masih dengan mudah di bayar oleh Leon. Namun semakin lama Leon semakin muak dengan gaya hidup istrinya yang semakin tak terkontrol itu, apalagi semenjak mereka pindah ke Inggris. Padahal sebenarnya Leon menginginkan Steffi tidak melakukan hal berlebihan seperti itu, mengingat dirinya adalah seorang pengusaha yang baru memulai bisnis di Inggris dari bawah. Walaupun ia adalah seorang pengusaha sukses dan sangat terkenal di Jerman. Leon ingin membuat citranya baik di mata masyarakat Inggris dengan tak melakukan hal-hal yang merugikan, ia justru bersemangat sekali membuka lapangan pekerjaan baru untuk anak muda di kota London. Karena itulah ia tak mau Steffi hidup dengan gaya hidup glamornya seperti itu, apalagi sejak Leon bertemu Anne yang sederhana. Ia selalu membandingkan Anne dan Steffi, meskipun Anne tak memakai pakaian mahal namun entah mengapa Leon lebih suka melihat cara berpenampilan Anne dibanding istrinya yang terlalu heboh tiap datang ke kantor. Karena itu ketika ia bertengkar dengan Steffi kali ini Leon tak mau meminta maaf terlebih dahulu pada Steffi seperti yang ia lakukan dulu, ia memilih mengacuhkan Steffi dan dengan sengaja berangkat ke kantor lebih cepat.     

Tring     

Telepon interkom yang ada di meja Anne berdering cukup keras dan membuat Anne yang sedang fokus dengan pekerjaannya kaget.      

"Iya Tuan,"jawab Anne sopan setelah ia menerima panggilan dari Leon itu.     

"Datanglah ke ruanganku, bawa laptopmu. Ada hal penting yang harus kita diskusikan sekarang Anne." Suara Leon terdengar berat saat berbicara dengan Anne.      

"Baik Tuan, saya mengerti,"sahut Anne pelan.     

Setelah Leon menutup telponnya, Anne pun mulai bersiap. Ia merapikan beberapa sketsa mentah yang belum ia sempurnakan ke dalam file karena tak mau gambar-gambar itu hilang, tanpa rasa curiga Anne membawa laptopnya menuju ruangan Leon. Ia kini sudah bisa bersikap profesional menghadapi Leon, baginya yang sedang ia lakukan saat ini murni urusan pekerjaan yang biasa dilakukan para pekerja lainnya.      

"Permisi Tuan."sapa Anne ramah saat ia baru saja melangkahkan kakinya masuk ke ruangan Leon.     

"Masuk dan duduklah Anne, aku perlu membicarakan beberapa potongan video yang baru dikirimkan editor padaku. Sebagai penata visual karakter kau harus melihatnya terlebih dahulu sebelum aku beri kepastian pada mereka untuk melanjutkan sisanya." Leon langsung bicara pada inti dan tujuannya memanggil Anne datang.      

"Baik Tuan,"jawab Anne singkat saat ia duduk di hadapan Leon.      

Setelah Anne duduk Leon lalu memutar beberapa potongan video yang akan ada dalam scene filmnya, ia sebenarnya merasa cukup bagus dengan hasil kerja para editornya. Akan tetapi ia membutuhkan pendapat Anne sebagai salah satu orang penting dalam pengerjaan proyek film ini, ia tak mau asal memutuskan tanpa berkoordinasi dengan bawahannya terlebih dahulu. Leon adalah seorang pengusaha yang sangat perfeksionis, ia sangat detail dalam setiap melakukan pekerjaannya. Sebelumnya Leon juga sudah mengirimkan video itu pada Edward untuk meminta pendapat Edward tentang audio yang ada di dalam potongan video yang baru saja dikerjakan para editor itu dan karena Edward hanya perlu mendengarkan videonya saja Leon tak memintanya datang ke ruangannya seperti saat ini, karena untuk pengecekan audio perlu dilakukan diruangan khusus dan tak bisa dilakukan di sembarang tempat.      

"Aku rasa semua potongan video ini sudah cukup baik, hanya perlu penambahan beberapa permainan warna di beberapa wajah karakter pemeran utama ini supaya tidak mencolok perbedaannya dengan para pemain pendukung. Pasalnya pemeran utama dalam film ini kan adalah seorang anak kulit hitam yang berasal dari Afrika, jadi kita harus membuat dia semirip mungkin dengan kenyataannya. Jadi aku rasa mungkin wajah pemain utamanya dibuat lebih dari hitam lagi dari para beberapa pemain pendukung ini supaya memberikan kesan yang lebih nyata,"ucap Anne pelan sesaat setelah ia menonton empat video yang baru diputar Leon.       

"Bravo, aku suka pendapatmu Anne. Tapi dari semuanya tak ada masalah lagi bukan?"tanya Leon kembali dengan serius.     

"Overall ini sudah sangat bagus Tuan, kita bisa memberitahu para editor agar mengerjakan sisanya dengan patokan beberapa potong video ini. Jadi kita tak perlu melakukan pengecekan per part seperti ini, karena ini akan membutuhkan waktu lama untuk para editor dan memperlambat proses lainnya Tuan,"jawab Anne cepat menyampaikan pendapatnya.     

Leon menganggukkan kepalanya perlahan, ia setuju dengan pendapat yang Anne berikan. Saat Anne kembali memberikan beberapa masukan lagi Leon tiba-tiba tersenyum dengan tatapan penuh kasih pada Anne, setiap kata yang terucap dari bibir Anne berputar-putar kembali dalam ingatan Leon.     

"Kau benar-benar sempurna Anne, dengan keberadaanmu di sisiku maka aku akan lebih mudah mencapai keinginanku. Akan kupastikan kau secepatnya kembali kesisiku Anne, Marianne sayangku." Leon membatin dalam hati, ia saat ini sudah sangat terpikat dengan pesona dan kecerdasan yang Anne miliki.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.