I'LL Teach You Marianne

Park Place Villas



Park Place Villas

0Setelah puas bermain di pantai Anne pun pulang bersama Jack, ia merasa kalau dirinya sudah jauh lebih baik dari yang sebelumnya. Ia bahkan sudah memaafkan dirinya untuk tak lagi menyimpan kesedihan atas apa yang sudah ia alami beberapa tahun yang lalu karena perbuatan orang-orang jahat kepadanya, cara yang Jack anjurkan kepadanya ternyata benar-benar membuatnya merasa jauh lebih baik. Memaafkan diri sendiri adalah cara paling tepat dan Anne akhirnya menyadari itu.      

"Jadi kau tinggal di apartemen ini?"tanya Jack datar saat mereka sudah sampai di apartemen Anne.     

"Huum, sederhana dan nyaman," jawab Anne singkat.     

"Ya sudah kalau begitu ayo turun," ucap Jack tanpa rasa bersalah.     

"Turun, kenapa kau harus ikut turun denganku?"tanya balik Anne bingung.     

Cetakkk! Jack melayangkan sebuah sentilan di kening Anne.     

"Jack kenapa memukul kepalaku!!!" jerit Anne kesakitan saat kepalanya disentil oleh Jack.      

"Itu untuk menghukummu agar tak banyak bicara," jawab Jack singkat tanpa rasa bersalah sambil membuka pintu mobilnya untuk turun dan mendekati Erick yang sedang berdiri disamping mobil Anne.     

Melihat Jack turun tanpa bicara lagi Anne pun turun, ia langsung berlari mengejar Jack yang sudah sampai didepan Erick dan terlibat pembicaraan singkat dengannya. Menyadari ada Anne dibelakangnya Jack langsung menyudahi pembicaraannya dengan Erick.     

"Anne, kenalkan tangan kananku Erick," ucap Jack pelan memperkenalkan Erick pada Anne.     

"Erick nona," sapa Erick sopan sambil mengulurkan tangannya ke arah Anne.     

"Anne," jawab Anne singkat, sesaat setelah ia menyambut uluran tangan Erick.     

"Ok kalau begitu ayo naik, aku harus tau kamarmu," sahut Jack tiba-tiba sambil melepaskan tangan Erick dari cengkraman tangan Anne.     

"Kenapa kau ingin tahu kamarku juga?" tanya Anne terkejut.     

"Sudah jangan banyak bicara, oh ya Erick dimana kunci mobil dan tas milik Anne," jawab Jack dengan cepat.     

"Ini tuan," sahut Erick singkat sambil mengulurkan kunci mobil Anne dan tas ransel warna hitam bermotif Leopard itu dengan cepat.     

Mata Jack memicing saat melihat motif tas Anne yang mirip kulit Leopard, ia benar-benar tak menyangka ada gadis seusia Anne yang masih memakai tas yang kekanak-kanakan seperti itu. Dengan cepat ia meraih tas milik Anne dan meletakkannya dipundak lalu berjalan menuju lift, Anne yang sebenarnya tak suka Jack mengantarnya naik ke kamar apartemennya hanya bisa pasrah. Ia tak mungkin bisa menang berdebat dengan Jack, si mantan anak buah yang ternyata adalah orang kaya itu.     

"Ok, ini kamarku. Lebih baik kau pergi, hari sudah semakin sore. Aku lelah, aku mau tidur," ucap Anne dengan cepat mengusir Jack pergi saat mereka sudah sampai didepan kamar Anne.     

"Lumayan, baguslah ternyata kau pintar mencari tempat tinggal," jawab Jack singkat dengan mata yang menyapu hampir seluruh interior bangunan apartemen itu.     

"Tentu saja, ya sudah sini berikan kunci mobil dan tasku," pinta Anne dengan cepat sambil mengulurkan tangannya ke arah Jack.     

Tanpa bicara Jack memberikan apa yang sedang ia bawa kepada Anne yang langsung disambut Anne dengan cepat, melihat Anne langsung menyambar benda yang ada di tangannya membuat Jack tersenyum.      

"Ya sudah aku pulang, karena hari sudah sore lebih baik kau mandi dan istirahat. Kurasa hari ini pasti sangat melelahkan bagimu karena sudah menangis selama hampir bersamaku, kau tak menyadari bukann kalau saat ini kedua matamu itu sudah mirip dengan buah apel ya," ejek Jack menggoda Anne.     

"Buah apel apanya, memangnya kau pikir aku ini monster yang memiliki mata sebesar apel," sengit Anne dengan cepat sambil melipat bibirnya maju ke depan.     

"Hahaha bukan aku yang bilang kau monster ya, ya sudah cepat masuk. Kau harus banyak istirahat, hari ini aku membiarkanmu menangis dengan puas. Tapi tidak untuk kedepannya, kalau kau berani menangis lagi maka aku akan menghukummu," ucap Jack kembali sambil melepaskan satu kancing kemeja putihnya.     

"Aku tau, sana pergi kau juga harus istirahat. Terima kasih hari ini Jack, aku merasa lega sekali saat ini," jawab Anne tulus.     

Tanpa bicara Jack mengulurkan tangannya ke arah kepala Anne dan mengacak-acak rambut Anne kembali dengan gemas.      

      

"Ya sudah aku pulang, sampai jumpa besok," ucap Jack lembut berpamitan pada Anne.     

Anne menganggukan kepalanya perlahan merespon perkataan Jack, tanpa sadar sebuah senyum tersungging di wajahnya.     

"Terima kasih untuk hari ini Jack," teriak Anne dengan keras saat Jack hampir sampai di lift.     

Jack hanya melambaikan tangannya ke udara tanpa menengok kebelakang merespon perkataan Anne, ia lalu masuk ke dalam lift dan menghilang dari pandangan Anne yang masih berdiri sambil memeluk tas Leopard kesayangannya. Setelah memastikan Jack pergi, Anne lalu masuk ke dalam kamarnya langkah kakinya sangat ringan sekali hari ini. Melampiaskan semua rasa dalam dadanya di samping Jack sangat membuatnya tenang saat ini, ia sudah memaafkan dirinya yang dulu seperti anjuran Jack. Sehingga kini tak ada dendam ataupun perasaan kesal lagi yang tersisa dalam dirinya, kini ia benar-benar merasa menjadi orang baru yang tak akan mengingat-ingat lagi apa yang sudah terjadi.     

Anne berdiri di jendela menatap Jack yang pergi bersama Erick dan anak buahnya yang lain, setelah tiga mobil mahal itu meninggalkan apartemen Anne kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi. Ia ingin menyebarkan dirinya lebih lama di bathup kali ini, niatnya untuk merapikan toko bunga pun terpaksa ia batalkan.     

"Terima kasih Jack, terimakasih sudah membuatku menghargai diriku lagi.Terima kasih telah membukakan mataku dengan lebar dan memberitahuku bahwa diriku ini sangat berharga," ucap Anne lirih sambil memainkan sabun di dalam bathup.      

Walaupun hari masih terlalu sore untuk pergi tidur namun ia memilih untuk segera naik ke ranjangnya dan memejamkan kedua matanya di bawah selimut, setelah mandi dan berendam selama tiga puluh menit Anne memilih untuk tidur. Yang dikatakan Jack benar, kedua matanya kini sudah sangat bengkak karena terlalu banyak menangis. Dengan menggunakan masker di kedua matanya Anne lalu berusaha untuk tidur disaat jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh malam, waktu yang sangat cepat untuk pergi tidur malam.      

Sementara itu di dalam mobilnya Jack masih tersenyum sembari menatap layar ponselnya yang menunjukkan nomor ponsel Anne, rupanya Erick tadi berhasil mendapatkan nomor ponsel Anne walau ponsel itu memiliki pasword. Menjebol password ponsel lain bukan hal sulit untuk seorang Erick, sehingga ia akhirnya bisa mendapatkan nomor ponsel Anne dan langsung memberikannya pada Jack sesuai instruksi dari Jack sebelumnya.     

"Oh ya Jack, bagaimana tadi? kau tak mengalami masalah serius bukan?" tanya Jack pelan.     

"Tidak Tuan, semuanya berjalan lancar. Para pengganggu itupun sudah mendapatkan ganjaran yang setimpal karena mereka saat ini dimintai keterangan di kantor polisi, terkait perbuatan tidak menyenangkan yang didakwakan kepada mereka semua. Bahkan pengendara mobil Audi A4 yang ada di rumah sakit kini menjadi tersangka karena mengancam nona Anne dengan meminta uang ganti rugi diatas harga mobil baru yang ia kendarai," jawab Erick sambil tersenyum.     

"Good job Erick, sudah seharusnya pria itu membusuk di penjara. Beraninya ia menyebut Anne sebagai wanita jalang," desis Jack penuh emosi, mengingat perkataan pria itu lagi disaat ia memaki Anne dengan sebuat jalang membuatnya naik darah.     

Mendengar nada bicara Jack yang terlihat penuh emosi membuat Erick tersenyum, ia pun memilih berkonsentrasi membawa mobil menuju rumah baru milik sang Tuan yang sudah berhasil dibayar secara tunai oleh pengacara pribadi Jack yang sudah ditunjuk sebelumnya. Walaupun rumah Jack tidak sebagus milik Aaron, namun tetap saja kawasan perumahan Jack adalah termasuk sepuluh besar perumahan termahal dan termewah yang ada di London. Sehingga tak mengurangi sedikitpun kewibawaannya sebagai seorang pengusaha yang sukses, Jack bisa saja membeli rumah di kawasan Kensington tempat tinggal keluarga bangsawan Inggris. Namun ia tak melakukan itu karena tak mau membuang uangnya dengan sia-sia, pasalnya ia juga baru saja membuka Muller Finance Internasional yang berpusat di Swiss. Oleh karena itu ia harus membagi uangnya secara detail supaya tidak terjadi pengeluaran yang berlebihan.     

Senyum Jack tersungging saat masuk ke kawasan perumahan Park Place Villas yang merupakan tempat tinggal barunya, ia menyukai design dan suasana di komplek perumahan mewah itu. Tak terlalu berlebihan namun tak juga mengurangi kemewahannya sebagai kawasan tinggal prestisius.      

"Para bintang film, model dan beberapa pejabat juga tinggal di kawasan ini Tuan. Jadi nanti anda tak perlu khawatir jika akan melihat beberapa paparazi yang berkeliaran di kawasan ini," ucap Erick pelan sambil memperlambat laju mobilnya.     

"Benarkah, hmmm sangat menarik," sahut Jack singkat.      

Tak lama kemudian Erick menghentikan mobilnya saat sampai di depan rumah tiga lantai yang cukup besar dan indah, dua mobil yang ada dibelakang mobilnya pun ikut berhenti. Mereka semua lalu turun dari mobil dan berjalan menuju rumah milik sang Tuan yang sangat asri itu.     

"Pengacara yang mengurus tempat ini sudah memberikan semua informasinya pada saya tuan, jadi saya sudah sedikit banyak mengetahui informasi tentang kawasan ini. Rumah yang akan anda tempati adalah rumah baru yang didirikan di atas lahan yang dulunya dibangun sebuah toko buku klasik yang mengalami kebangkrutan tahun lalu, setelah bangkrut pihak marketing kompleks ini lalu merobohkan toko itu dan membangunnya dengan rumah baru yang akan anda tempati ini Tuan," ucap Erick pelan sedikit menceritakan sejarah rumah baru Jack yang berdiri kokoh di depannya.     

"Good, aku suka bangunan ini. Kau pintar memilih tempat tinggal yang sesuai seleraku Erick," jawab Jack dengan cepat.     

Wajah Erick memerah karena di puji oleh sang Tuan, mendapatkan pujian seperti ini sangatlah jarang ia dapatkan. Pasalnya selama ini Jack selalu marah-marah padanya.     

"Sekarang kau berdoa saja semoga Anne menyukai tempat ini," imbuh Jack pelan disertai tatapan dingin ke Erick yang masih menyungging senyum.     

"Nona Anne…"     

"Ya Anne, dia calon nyonya di rumah ini. Kalau dia tak suka tempat ini maka bersiap saja menerima hukuman dariku," ucap Jack tanpa rasa bersalah sambil berjalan menuju ke dalam rumah dimana saat ini sudah ada sang pengacara dan marketing komplek perumahan Park Place Villas.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.