I'LL Teach You Marianne

Memuaskan dahaga



Memuaskan dahaga

0Ranjang, bathtub dan sofa, semua tempat itu benar-benar sudah Anne dan Jack gunakan untuk bercinta. Seperti yang Jack katakan sebelumnya, ia tak mau melepaskan Anne barang sedetikpun. Setiap kali Anne menginjakkan kakinya di lantai, tangan besar Jack langsung meraihnya. Kembali memeluknya erat dan memaksanya kembali berada di ranjang, berbaring di sampingnya.     

"Sudah jam empat sore, Jack. Apa kau tak bosan terus ada dikamar?"     

Jack yang sedang menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Anne menggeleng pelan tanpa membuka mulutnya.     

"Christian, aku ingin tahu dia sedang apa sekarang. Aku yakin dia pasti mencariku, Jack." Anne kembali mencoba mencari alasan agar Jack mau melepaskannya.     

Karena merasa terganggu Jack mengangkat wajahnya dan menatap Anne dengan tatapan sayu. "Saat ini Christian sedang bersama Erick dan Nicholas beserta Nanny barunya, jadi tak mungkin dia akan mencarimu."     

"Tapi Jack …"     

"Ssst...Kau cerewet sekali, apa tenagamu sudah kembali? Kalau memang begitu maka kenapa kita tidak melanjutkan permainan kita lagi seperti tadi?'     

Damn, wajah Anne langsung memerah. Ia membaca sinyal bahaya. Secepat kilat Anne menutup kedua matanya dengan rapat.     

"Aku lelah Jack, aku lelah. Aku ingin tidur,"ucap Anne dengan cepat.     

"Bagus, kalau begitu ayo tidur lagi. Aku tak mau membagimu dengan siapapun termasuk anak kita selama 2 hari kedepan. Sebelum tanda merah di leher dan dadamu menghilang, maka kau tak akan pernah bisa meninggalkan ranjang ini. Jadi tetaplah patuh padaku atau kau akan semakin lama berada di kamar ini karena aku akan memberikan sebuah tanda baru padamu,"sahut Jack pelan merespon perkataan Anne penuh ancaman.     

Anne menggigit bibir bawahnya. "Dasar pemaksa, menyebalkan."     

"Ini salahmu juga, kau menghukumku terlalu lama jadi jangan salahkan aku jika aku bersikap seperti ini."     

Anne menepuk tangan Jack yang berada di perutnya. "Mesum tetaplah mesum, jangan cari alasan untuk memberikan pembenaran, Jack."     

"Aku serius Anne, lagipula coba kau cari tahu di luar sana. Mana ada laki-laki yang bisa waras setelah ditinggal pergi wanitanya selama bertahun-tahun dan menahan dirinya dalam siksaan birahi yang berkobar, tidak ada Anne. Beruntung kau memiliki suami sepertiku yang tak tergoda wanita lain."     

Anne memutar bola matanya dengan kesal, beruntung Jack tak melihat apa yang ia lakukan karena jika tidak maka ia akan kembali mendapatkan hukuman dari suaminya karena dianggap sudah melakukan hal yang tidak sopan seperti itu.     

"Jangan bicara lagi, aku lelah dan ingin tidur,"ucap Anne ketus mengalihkan pembicaraan dan langsung memejamkan kedua matanya, pura-pura tidur.     

Jack terkekeh melihat tingkah istrinya, perlahan Jack kembali lagi pada posisinya semula. Menenggelamkan wajahnya di leher Anne, sembari mengeratkan pelukannya di perut Anne dari belakang. Sebuah posisi favorit Jack yang baru, karena menurutnya dengan posisi seperti itu maka ia akan tahu jika Anne akan pergi darinya.     

Setelah pura-pura tidur Anne membuka kedua matanya kembali, ia menghela nafas panjang saat menyadari kalau Jack sudah tertidur pulas. Pria itu benar-benar egois, setelah membuat yang kelelahan kini ia tidur terlebih dahulu. Pikiran Anne pun mulai berkeliaran, seketika Anne pun memutuskan untuk benar-benar tidur kali ini, ia harus merecovery tenaganya karena jika tidak maka ia akan benar-benar terkapar jika Jack kembali melahapnya kembali saat ia bangun nanti. Anne tak mau pasrah, ia berniat untuk menolak sentuhan Jack nanti. Karena itu Anne harus segera tidur demi menghindari Jack yang masih kelaparan, Jack sepertinya benar-benar sedang memuaskan dahaganya. Kalau saja tak kasihan pada Anne mungkin saja Jack sudah kembali memaksanya untuk bercinta lagi sampai pagi, tenaganya masih tersisa banyak.     

****     

Christian yang sudah lelah bermain seharian dengan Erick dan Nicholas nampak sudah sangat mengantuk, ia terlihat beberapa kali tengah menguap saat sang nanny baru yang mengasuhnya sedang menyiapkan makan malamnya.     

"I wanna my Mommy, i wanna sleep with her,"ucap Christian lirih tanpa sadar saat sedang duduk di kursi bayinya.     

"Ok, kau bisa tidur bersama Mommy. Tapi sekarang kau harus makan terlebih dahulu, boy." Erick langsung menimpali perkataan Christian.     

"Iya benar, jadi ayo buka matamu. Nikmati makan malammu,"sahut Nicholas kembali.     

Dengan berbagai bujuk rayu akhirnya Christian menurut, ia tetap makan malam meskipun hanya beberapa suap saja sebelum akhirnya anak itu benar-benar tertidur pulas di kursinya. Dengan hati-hati Erick meraih Christian dari kursi untuk dibawa ke kamar, bersama Nicholas yang mengekor di belakang Erick membawa Christian menuju kamarnya. Saat melewati kamar sang tuan yang masih tertutup rapat Nicholas hanya menghela nafas panjang tanpa berani berkomentar, begitu juga dengan Erick yang hanya tersenyum saat melihat pintu kamar tuannya tidak berubah.     

Karena Linda dan Paul pergi akhirnya Christian tidur bersama Erick dan Nicholas, beruntung Christian bukanlah anak yang cengeng. Ia akan langsung tidur jika sudah lelah bermain sehingga tidak menyulitkan kedua asisten Jack, itu.     

"Sepertinya setelah kita kembali ke Swiss, Tuan muda kecil ini akan segera memiliki adik,"celetuk Nicholas tiba-tiba memecah keheningan di dalam kamar.     

Erick yang baru membuka pintu di balkon kamar tersenyum. "Kau harusnya tahu bagaimana buasnya pria yang sudah berpuasa selama 3 tahun lebih, Nick."     

Nicholas terkekeh mendengar perkataan Erick, sebenarnya Nicholas pun tahu apa yang sebenarnya tuannya rasakan selama 3 tahun terakhir ini. Karena itu dia hanya diam saat minta mengasuh Christian dan tak mengganggu sang tuan selama dua hari kedepan.     

"Aku akan mandi dulu, kau jaga Tuan muda kecil,"ucap Erick pelan sambil menguap.     

"Ok, take your time."     

Erick hanya mengangkat tangannya ke atas merespon perkataan Nicholas, hari ini benar-benar melelahkan untuknya. Menjaga anak balita yang masih sangat aktif sungguh membuatnya kehilangan semua energinya, sepertinya kedepannya nanti Erick akan lebih memilih bekerja sampai pagi di depan komputer daripada mengurus bayi.     

Baru saja Erick masuk ke kamar mandi, Nicholas sudah berbaring disamping Christian. Sama seperti Erick, Nicholas juga kewalahan menjaga Christian yang sangat aktif. Meskipun saat ini Christian sudah memiliki seorang pengasuh namun tetap saja ia tak bisa membiarkan pengasuhnya itu mengurus sang tuan muda sendiri, karena itulah ia sama lelahnya dengan sang pengasuh yang mulai bekerja hari ini. Christian benar-benar seperti memiliki tenaga kuda, anak itu tak ada lelahnya ketika bermain. Namun yang menyenangkan adalah ketika ia sudah tidur maka tidurnya akan tenang sekali, baru lima menit tidur di ranjang yang sama dengan sang tuan muda kecil akhirnya Christian tertidur pulas. Suara dengkurannya cukup keras terdengar, bahkan Erick yang ada di dalam kamar mandi bisa mendengar jelas. Apalagi ia tak menutup pintu kamar mandi dengan rapat.     

"Anak itu benar-benar menyebalkan, diminta menjaga Tuan muda malah ikut tidur," gerutu Erick kesal.     

Karena khawatir dengan sang tuan muda akhirnya Erick mempercepat kegiatannya, setelah merasa seluruh tubuhnya sudah bersih Erick kemudian langsung menyambar handuk yang berada tak jauh dari shower tempatnya mandi. Begitu kembali ke kamar Erick menggelengkan kepalanya perlahan saat melihat cara Nicholas tidur, dengan hati-hati Erick meraih tubuh mungil Christian dan ia pindahkan ke ranjangnya. Erick pun memutuskan untuk tidur satu ranjang dengan sang tuan muda, hal itu ia lakukan karena takut tubuh mungil tuan mudanya akan tertimpa tangan besar Nicholas yang tidur secara serampangan.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.