I'LL Teach You Marianne

You can't leave me



You can't leave me

0Saat Anne menceritakan pertemuan pertamanya dengan Alan sampai akhirnya ia menikah dengan pria itu Erick dan Alice tak berbicara sama sekali, keduanya tak menyangka Anne saat ini terikat pernikahan dengan seorang pria yang benar-benar mengerikan.     

"Aku sama sekali tak menginginkan pernikahan ini, aku juga menegaskan berkali-kali padanya bahwa aku tak menuntut tanggung jawabnya." Anne mengulang kalimat yang sama berkali-kali saat mengakhiri kisah kelamnya pada Alice dan Erick.     

"Jadi dia benar-benar bukan Tuan,"gumam Erick lirih, sampai detik ini Erick masih menyakini kalau Alan adalah tuannya yang ia layani sejak mereka masih remaja.     

Plak! Sebuah tamparan mendarat di punggung Erick.     

"Jangan gila Erick, bukankah aku sudah bilang sejak awal. Kalau pria itu bukan Tuan Jack, kenapa kau masih keras kepala sekali. Meski mereka memiliki wajah yang sama, postur tubuh yang sama serta suara yang sama akan tetapi mereka beda orang,"geram Alice pada Erick, ia merasa kesal sekali dan tak terima seorang Alan Knight Clarke disebut sebagai Jackson Patrick Muller. Alice sangat benci pada Alan meski ia belum bicara banyak dengan pria itu, baginya siapapun yang sudah membuat Anne bersedih maka ia akan membencinya. Alice terlalu memuja Anne sebagai sosok panutannya, karena itulah ia tak terima Alan disebut sebagai Jack oleh Erick.     

Erick meraba-raba punggungnya yang terasa panas akibat pukulan Alice, ia tak menyangka kalau wanitanya yang selalu kalah ketika berada diranjang itu memiliki tenaga yang luar biasa kuat.     

Melihat Alice sangat marah karena perkataan Erick membat Anne tersemyum. "Alice benar Erick, pria itu bukan Jack. Jack selalu sabar padaku, dia tak pernah menyentuhku meski kami sedang hanya berdua diapartment atau pada saat aku tinggal bersamanya sebelum kejadian naas itu. Jack sangat menghargai aku, dia seorang pria yang lembut sangat berbeda dengan Alan Knight Clarke."     

"Tapi nona..."     

"Alan memperkosaku Erick, dia merebut kesucianku yang aku jaga untuk Jack. Aku tahu siapa dia, dia tak mungkin Jack. Pria itu berbeda dengan Jack, jadi jangan menyebutnya sebagai Jack lagi. Aku tak rela Jack disamakan dengan monster itu." Anne memekik keras memotong perkataan Erick.     

Erick dan Alice langsung membeku seketika saat mendengar pengakuan Anne, mereka berdua tak menyangka Anne masih perawan sampai akhirnya Alan memperkosanya.     

"Mereka dua orang yang berbeda Erick, Alan bukan Jack...bukan,"imbuh Anne kembali dengan terisak.     

Tanpa bicara Alice kemudian memeluk Anne dengan erat, sebagai sesama wanita ia bisa memahami kebencian Anne pada Alan. Di ambil kesuciannya dengan paksa adalah hal yang paling mengerikan untuk seorang wanita, apalagi wanita itu menjaga dirinya dengan baik untuk pria yang dicintainya. Melihat Anne kembali menangis membuat Erick semakin bersalah, ia tak tahu harus berbuat apa. Alan Knight Clarke meski ia berasal dari negara kecil akan tetapi kekuasaan dan kekayaan keluarganya tak bisa diremehkan, sebenarnya Erick bisa saja melawannya dengan posisinya saat ini. Akan tetapi Erick yang menyadari bahwa ia hanya pimpinan sementara dari Muller Finance Internasional tak mau mengambil resiko yang membahayakan perusahaan milik tuannya yang ia jaga dengan baik saat ini, karena itulah Erick tak mau mencari masalah dengan keluarga Clarke.     

"Jujur saja akupun sangat bingung nona, aku sudah membaca silsilah keluarga Clarke. Aku juga sudah mencari tahu soal Alan Knight Clarke yang tumbuh dan besar di Luksemburg, akan tetapi entah dari mana aku tetap merasa Alan yang saat ini menjadi suami anda itu adalah tuan Jack. Mungkin karena aku terlalu merindukan tuan Jack sehingga aku tak membuka mataku lebar-lebar bahwa mereka berdua adalah orang yang berbeda,"ucap Erick pelan, memberikan penjelasan kenapa ia menganggap Alan adalah Jack.     

"Atau mungkinkah mereka saudara kembar? Bukankah hanya saudara kembar identik saja yang akan sangat mirip satu sama lain? Mungkin saja Tuan Jack saat ini menggantikan Alan dan..."     

Plak! Tamparan kedua dari Alice kali ini mendarat di pipi Erick.     

"Hentikan kebiasaanmu menonton film detektif Erick, sejak kau sering menonton film itu akal sehatmu hilang,"ucap Alice kesal setelah ia melayangkan tangannya ke wajah Erick.     

"Alice..."     

"Apa? Kau mau marah padaku?" Alice menantang Erick tanpa rasa takut.     

Erick memijit pelipisnya yang tiba-tiba terasa sakit, memikirkan pencarian tuannya selama dua tahun ini sudah membuatnya gila apalagi sekarang ditambah kemunculan pria yang sangat mirip tuan yang ia cari. Beban yang ada dikedua pundaknya pun terasa semakin berat saat ini.     

Alice yang sebelumnya kesal pada Erick yang selalu menyebut Alan sebagai Jack merasa sedikit bersalah saat melihat pria itu menunduk, Alice tahu betapa banyak beban yang harus dipikul oleh Erick. Sebuah beban yang menunjukkan kesetiannya pada Jackson Partrick Muller untuk menjaga perusahaannya dari orang culas yang sampai detik ini berusaha merebut posisi Jack di perasaan milik orang tuanya itu, perlahan Alice mendekati Erick dan memberikannya ciuman di kedua tangan Erick yang lunglai didepan lututnya.     

Anne akhirnya menyadari kesalahan yang ia buat, ia kini justru menambah beban Erick dan itu membuatnya merasa bersalah. "Maaf Erick, aku tak bermaksud untuk memberikanmu kesulitan. Aku benar-benar menyesal,"ujarnya lirih.     

Perkataan Anne sukses membuat Erick mengangkat kepalaya yang tertunduk. "Tidak nona, jangan bicara seperti itu. Anda sama sekali tak memberikan kesulitan apapun."     

"Sepertinya mungkin aku ditakdirkan Tuhan untuk hidup bersama monster itu Erick, mungkin ini saatnya aku melupakan Jack dan menerima takdirku bersama..."     

Anne tak melanjutkan perkataannya saat Erick tiba-tiba bangkit dari kursi dan mencengkram erat kedua pundaknya."Jangan nona, jangan hilangkan keyakinan anda. Anda harus tetap percaya kalau tuan masih hidup, jangan hilang harapan nona. Kita pasti akan menemukan tuan, aku yakin sekali seorang Jackson Patrick Muller belum meninggal. Tuanku tak akan meninggal dengan cara seperti itu."     

"Ouchh pundakku sakit Erick."     

Erick langsung melepaskan cengkraman tangannya pada pundak Anne, ia tak menyadari kalau sudah bersikap berlebih pada Anne. Selama dua tahun ini satu-satunya orang yang memiliki keyakinan yang sama kalau Jack masih hidup adalah Anne, karena itulah Erick langsung bereaksi.     

"Maaf nona, aku tak bermaksud menyakiti anda,"ucapnya lirih penuh sesal.     

"It's ok Erick, aku tahu..aku hanya..."     

"Anne... Marianne... kau dimana?!"     

Suara teriakan dari Alan membuat Anne menghentikan perkataannya, wajahnya pun langsung berubah tegang seketika. Begitu juga dengan Alice serta Erick, mereka terlalu serius berbicara sampai lupa soal keberadaan Alan Knight Clarke.     

"Anne...jangan main-main denganku Anne..."     

Teriakan Alan kembali terdengar sangat jelas di tenda milik Erick dan Alice, menyadari Alan sedang mencari Anne secepat kilat Erick mengeluarkan dompetnya dan memberikan kartu nama pada Anne. "Nomor ponselku ada dikartu ini nona, kau bisa menghubungiku kapan saja saat kau mendapatkan ponsel yang baru nanti."     

"Ponsel baru?"     

"Ya, aku yakin pria itu tak akan mungkin membiarkanmu mendapatkan ponsel lamamu kembali. Simpan kartu nama ini dan hubungi aku, sekarang lebih baik anda keluar dan temui pria itu. Aku tak mau hal buruk akan menimpa anda lagi,"jawab Erick dengan cepat. "Tenang nona, aku akan menyelamatkan anda, percayalah."     

Anne menganggukan kepalanya, ia pun bergegas memasukkan kartu nama pemberian Erick ke saku jaket tebalnya. Karena teriakan Alan semakin menggila Anne akhirnya memutuskan untuk segera keluar dari tenda milik Erick dan Alice, ia tak mau membuat kedua orang itu terkena masalah. Ketika Anne keluar dari tenda Erick yang memiliki jarak tak jauh dari tendanya Alan sedang berbicara dengan seseorang di ponselnya, dari suaranya yang serak terlihat jelas kalau ia sangat khawatir saat ini.     

"Anne my love where are you? You can't leave like this baby...i cant..."     

"Alan."     

Panggilan Anne memang terdengar lirih dan samar, akan tetapi suara itu cukup untuk menghentikan detak jantungnya. Secara spontan Alan langsung menoleh, mencari sumber suara dan tertegun saat melihat wanitanya berdiri tak jauh darinya. Tanpa berpikir lama Alan langsung berlari menghampiri Anne yang berdiri dijalanan yang dipenuhi salju, karena terburu-buru pijakan kaki Alan tak stabil dan membuatnya terjatuh di salju. Seorang Alan Knight Clarke yang tak pernah mengejar wanita kini bahkan sampai terjatuh saat wanita itu sudah berada didepan matanya.     

"Sayangku...cintakuuu...aku kira kau meninggalkan aku,"ucap Alan dengan suara serak, dadanya naik turun saat memeluk Anne dengan erat.     

Bersambung     

Hallo sahabat pembaca \(^_^)/     

Terima kasih sudah menunggu novel saya terbit. Bagi yang ingin membaca novel berikutnya, Saya rekomendasikan novel sahabat saya "dewisetyaningrat" dengan judul "CIUMAN PERTAMA ARUNA" aku yakin kakak-kakak penasaran. So, tambahkan ke daftar pustaka. ^_^     

Salam hangat Anne-Jack     

Dan jangan lupa ikuti kisah Angelica dalam Cruel CEO : The Forgotten Princess, secepatnya Angelica akan di update secara rutin di webnovel tentunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.