I'LL Teach You Marianne

Kesetiaan x ikatan batin



Kesetiaan x ikatan batin

0Muller Finance Internasional, Jenewa Swiss.     

Sejak Jack dinyatakan meninggal Erick pun mengambil alih kepemimpinan sementara atas dukungan tuan Kevin Cormier yang menjadi penanam saham terbesar, sehingga Edmund dan ayahnya tak bisa menguasai Muller Finance Internasional seperti mimpi mereka. Begitu mengetahui Jack jatuh di selat Inggris, ayah dan anak itu langsung datang ke kantor. Mereka ingin menunjukkan bela sungkawa dan keprihatinan yang besar sebagai keluarga, meskipun semua orang tahu mereka bukanlah keluarga Jack. Dan pada saat ia akan mencari celah untuk mengganti posisi Jack di kantor Erick dan Alice muncul, keduanya tiba dari Inggris dan langsung mengadakan konferensi pers yang mengatakan kalau Erick lah yang akan mengambil alih kepemimpinan sementara sampai Jack benar-benar dinyatakan meninggal.      

Alice menggerakkan tangannya didepan wajah Erick. "Kau kenapa Erick?"     

Pertanyaan Alice membuat Erick langsung tersadar dari lamunannya. "Tak terasa aku sudah duduk selama dua tahun di ruangan ini Alice, rasanya seperti baru terjadi kemarin."     

Mendengar perkataan Erick membuat Alice terkejut, ia pun kembali teringat akan peristiwa memilukan itu. Alice kemudian duduk kembali di sofa yang ada di depan Erick dengan lemas.      

"Dari semua orang yang bersedih, kak Anne adalah satu-satunya orang yang sangat hancur Erick,"ujarnya lirih.      

Deg     

"Astaga Tuhan, nona Anne. Alice apa kau sudah berhasil menghubunginya? Sudah hampir dua bulan ini aku tak mengetahui kabarnya,"ucap Erick dengan suara meninggi, ia langsung teringat akan keberadaan Anne wanita yang dicintai sang tuan.     

"Terakhir aku berkomunikasi dengan kak Anne ia mengatakan akan pergi untuk melakukan tugas akhir semester seperti yang sudah-sudah bersama teman-teman sekelasnya dan sepertinya ia saat ini ia sudah kembali lagi ke London karena sepertinya perkuliahan sudah dimulai lagi,"jawab Alice pelan mencoba mengingat-ingat jadwal perkuliahan para mahasiswa di London.      

Erick menghela nafas panjang mendengar perkataan Alice, ia terlihat sangat bersyukur kalau kondisi Anne baik-baik saja. Sejak Jack hilang Erick selalu memantau kondisi Anne dari jauh, ia merasa iba pada Anne yang sangat hancur. Setelah Erick kembali ke Swiss selama satu bulan ia kemudian sempat datang lagi ke London untuk menemui Anne untuk meminta maaf secara langsung kepadanya karena pergi begitu saja, Erick pun menjelaskan alasan sebenarnya kenapa ia harus kembali ke Swiss secepatnya dan pada saat itu Anne sangat mengerti dan tak marah. Namun tetap saja Erick merasa sangat bersalah, karena itulah ia selalu mengawasi Anne dari jauh. Berharap Anne memiliki kekasih lagi, akan tetapi sampai terakhir kali ia berkomunikasi dengannya Erick menemukan fakta bahwa Anne masih sendiri.      

"Kalau semua urusan kita selesai aku ingin kembali ke London Alice, aku ingin bertemu nona Anne dan mengunjungi selat Inggris,"ucap Erick lirih dengan suara parau memecah keheningan.     

Alice mengangkat wajahnya dan menatap Erick dengan tanpa berkedip. "Selat Inggris, kau yakin?"     

"Yakin, meskipun semua orang mengatakan kalau Tuan sudah meninggal namun entah bagaimana aku memiliki keyakinan yang sangat besar bahwa Tuan Jack masih hidup. Aku selalu berharap semoga saja ketika aku mengunjungi selat Inggris aku akan melihatnya tiba-tiba muncul entah darimana,"jawab Erick sedih.      

Alice sangat paham sekali perasaan Erick, ia tahu betapa besar kesetiaan Erick pada Jack. Karena itulah ia menolak mengatakan kalau Jack sudah meninggal dan selalu menyebutkan kalau tuannya itu hanya hilang, sehingga sampai saat ini surat kematian Jack pun selalu ia tolak keabsahannya. Meskipun setiap enam bulan sekali petugas dari dinas kependudukan datang untuk menemuinya dan memberikan surat kematian Jack atas perintah Edmund dan ayahnya, namun dengan tegas Erick selalu menolak menandatangani surat kematian itu. Ia yang sangat pintar berkata-kata selalu berhasil membuat orang-orang yang datang itu kewalahan, Erick selalu meminta untuk ditunjukkan jasad dari tuannya itu kalau memang ia sudah meninggal dan karena para petugas dinas kependudukan itu tidak bisa memberikan apa yang Erick minta maka Erick selalu menang ketika berargumen dengan mereka. Alhasil para petugas itu pun kembali pulang dengan surat kematian yang kosong tanpa tanda tangan dari pihak wali yang saat ini dipegang Erick.     

"Ya sudah aku akan mencoba untuk menghubungi kak Anne setelah semua pekerjaanku selesai, aku yakin kak Anne pasti mau pergi bersama-sama ke tempat itu,"ujar Alice pelan sambil merapikan berkas-berkas yang baru saja ditandatangani Erick sebagai CEO sementara dari Muller Finance Internasional.     

Alice pun meninggalkan ruangan Erick dan bergegas menuju ruangannya, menjadi sekretaris pribadi seorang CEO bukan hal mudah untuknya. Meskipun ia dan Erick memiliki hubungan khusus akan tetapi tetap saja ia harus profesional di kantor, seperti yang selalu Erick katakan selama ini bahwa mereka berdua lah orang yang bertugas menjaga Muller Finance Internasional sampai Jack kembali. Karena itulah Alice bekerja dengan sangat baik selama dua tahun terakhir ini, kemampuannya benar-benar sudah jauh meningkat dari saat ia masih tinggal di London.     

"Aku yakin kau pasti masih hidup tuan, seorang Jackson Patrick Muller tak selemah itu. Aku yakin aku pasti masih hidup tuan…aarrgghh fuck!!!! Kenapa semua ini harus terjadi, kenapa kau buat tuanku seperti ini Tuhan? Seorang Jackson Patrick Muller adalah pria baik, pria penyayang keluarga dan sangat mencintai kekasihnya. Mereka bahkan sudah...aarrgghh fuck!!!"      

Erick berteriak dengan keras menyesali nasib buruk yang menimpa Jack, ia benar-benar sangat sedih dan merasa bersalah karena malam itu memisahkan diri dari Jack untuk pergi ke toilet. Seandainya saja waktu itu ia bisa menahan diri lebih lama untuk tak buang air kecil mungkin saja peristiwa naas itu tak akan terjadi, Erick benar-benar menyesali tindakan bodohnya itu sampai saat ini.      

"Akhhh!!!!"      

Alan yang tidur seorang diri diranjang pengantinnya langsung terbangun secara tiba-tiba, ia mendapatkan mimpi buruk lagi. Mimpi yang sudah hampir satu tahun yang lalu selalu menghantuinya dan menghilang kini datang lagi, dimalam pertama pernikahannya dengan Anne.      

Dengan tubuh penuh keringat Alan duduk menatap pintu kamarnya yang terkunci rapat.      

"Mimpi itu lagi, kenapa mimpi itu datang lagi,"ucap Alan lirih dengan nafas tersengal-sengal, setiap mengalami mimpi itu ia selalu kehabisan nafas. Mimpi mengerikan yang membuatnya tak tenang karena apa yang ia mimpikan itu seperti nyata.      

Setelah berhasil menenangkan diri akhirnya kesadaran Alan pun kembali, ia pun menyadari kalau beberapa saat yang lalu berhasil menikahi Anne wanita yang membuatnya hampir gila. Biasanya setelah ia meniduri seorang wanita Alan tak akan pernah memikirkan wanita itu lagi, apalagi kalau ia hanya baru bertemu sekali saja. Akan tetapi dengan Anne lain ceritanya, setelah menyadari Anne ternyata masih perawan rasa posesifnya sangat tinggi. Hasrat untuk memiliki Anne seutuhnya pun semakin menggebu-gebu, meskipun sebenarnya ia sudah mendapatkan apa yang selama ini Anne jaga. Alan pun menoleh ke bagian sisi ranjang yang lain dan terkejut saat tak menemukan kan wanita yang ia sangat gila itu, Alan hampir saja berteriak memanggil nama Nicholas kalau ia tidak melihat sepasang telapak kaki yang tak tertutup selimut di atas sofa. Rasa takutnya akan kehilangan Anne sangat besar, Alan tak mau merasakan kebingungan seperti satu minggu yang lalu saat ia kehilangan Anne karena dibawa Luis pergi.      

Dengan perlahan Alan menurunkan kakinya dan berjalan mendekati sang istri yang tertidur diatas sofa dalam posisi meringkuk, tubuhnya terlihat sangat lemah tidur dalam posisi seperti itu. Senyum Alan pun mengembang saat menyadari betapa pulasnya sang istri, karena itulah ia memutuskan untuk tak mengganggu istrinya. Saat Alan akan pergi ke kamar mandi tiba-tiba ia mendengar suara Anne yang mengigau.      

"Jack.. kau dimana Jack...maaf, maafkan aku Jack.."     

Deg     

Deg      

Deg     

Jantung Alan berdetak kencang saat mendengar wanita yang sudah menjadi istrinya itu menyebut nama pria lain dalam tidurnya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.