I'LL Teach You Marianne

Amarah Sarah



Amarah Sarah

0Anne kembali menjadi perbincangan di kalangan mahasiswa setelah peristiwa yang baru saja terjadi, dimana Edward meminta beberapa teman-temannya meminta maaf kepada Anne secara langsung dihadapan Profesor Gilbert saat pelajaran sedang berlangsung. Kabar ini pun langsung terdengar di telinga kekasih Edward yang bernama Sarah, ia menjadi terbawa emosi dan terpancing api cemburu saat mengetahui kekasihnya ternyata membela gadis lain. Hanya karena masalah sepele yang sebenarnya tidak perlu dibesar-besarkan, sebagai kekasih Edward      

Sarah merasa memiliki hak sepenuhnya atas Edward. Apapun itu termasuk perhatian-perhatian Edward yang menurutnya hanya perlu diberikan kepada dirinya, dan  tidak untuk dibagi ke gadis yang lain.      

Oleh karena itu ia sangat marah sekali saat ini dan berusaha mencari Anne untuk membuat perhitungan dengannya, Sarah datang ke kantin bersama teman-temannya menyusul Anne yang sedang menikmati makan siang bersama Linda.      

Byuurr!!. Sarah menyiramkan segelas air dingin tepat diatas kepala Anne.     

"Heiii apa-apaan kau ini!!!" pekik Linda dengan keras.     

"Diam kau, ini tak ada hubungannya dengan mu!! aku sedang masalah dengan si penggoda ini," jawab Sarah dengan keras sambil menunjuk ke arah Anne yang masih duduk dengan kepala yang sudah basah kuyup.      

"Penggoda apanya, siapa yang digoda? kalau kau tak tau apa-apa jangan langsung menyiramkan air seperti itu kepada Anne. Kau cari masalah namanya ini Sarah!!" hardik Linda kesal sambil meraih tubuh Anne.      

"Tentu saja temanmu ini, dia dengan sengaja merayu Edwardku untuk membelanya di depan semua teman-temannya saat pelajaran berlangsung tadi. Memangnya kau kira aku tidak tau, walaupun aku tidak mengikuti kelas kalian namun aku tau apa yang sebenarnya terjadi. Jadi kau tak usah menutup-nutupi kelakuan temanmu ini," sahut Sarah dengan suara meninggi sambil menunjuk menunjukkan jari telunjuknya ke arah Anne yang sudah berdiri disamping Linda.      

"Siapa yang memberitahumu? coba katakan apa yang sudah ia laporkan padamu, aku ada di kelas bersama Anne. Dan aku tau dengan pasti apa yang sebenarnya terjadi, jadi kau tak usah mengarang cerita seperti itu Sarah," ucap Linda kesal.     

"Alaah, tak usah banyak bicara. Aku tau kau adalah temannya, aku pasti yakin kau akan membelanya dengan mati-matian seperti itu. Jadi kau tak perlu tau apa yang dilaporkan orang itu padaku, karena aku lebih mempercayainya ketimbang kalian berdua. Wanita busuk yang mencoba merayu Edward Cole milikku," jawab Sarah kembali sambil menatap tajam kearah Anne.      

Suasana kantin yang panas itu akhirnya terdengar oleh Edward yang baru saja keluar dari kamar mandi, beberapa anak buahnya langsung mencari dirinya dan menceritakan apa yang dilakukan oleh Sarah kepada Anne dikantin. Tanpa pikir panjang Edward langsung berlari menuju kantin dengan penuh emosi, yang ada di dalam pikirannya saat ini adalah ingin secepatnya melihat kondisi Anne. Karena ia tau betul siapa Sarah, Sarah adalah seorang gadis yang nekat yang tak akan mungkin bermain-main.     

Saat masih terjadi perdebatan sengit antara Linda dan Sarah beserta beberapa anak buah Sarah yang memojokkan Anne yang diam saja tiba-tiba Edward datang dengan, dengan nafas tersenggal-senggalnya ia berdiri diantara para mahasiswa lainnya. Kedua mata elangnya langsung menangkap sosok Anne yang sudah basah kuyup di samping Linda.      

"Sarah apa yang kau lakukan!!" hardik Edward dengan suara keras.      

"Kenapa kau memarahiku Edward, aku hanya melakukan apa yang harusnya aku lakukan sebagai kekasihmu. Kau tau bukan apa alasannya, aku melakukan ini karena aku mencintaimu Edward. Aku tak ingin ada wanita lain yang yang mengambilmu dariku apapun alasannya," jawab Sarah dengan cepat tanpa rasa takut.      

"Kau gila Sarah, memangnya apa yang sudah merasuki otakmu itu sampai kau berbuat sejauh ini kepada Anne. Apa kau tahu Anne bisa menuntutmu atas perbuatan tidak menyenangkan ini, kalau ia tidak terima," sahut Edward kesal.     

"Ya sudah kalau ingin menuntut, tuntut saja aku. Aku tidak takut berhadapan dengannya, lagi pula dia bukan apa-apa dibanding dengan orang tuaku. Orang tuaku punya nama yang besar di kota ini, jadi aku tak takut dengan apapun," jawab Anne kembali dengan sesumbar menyombongkan status keluarganya.      

Mendengar perkataan Sarah membuat Edward semakin murka, ia benar-benar tidak suka dengan cara bicara Sarah yang sesumbar seperti itu.     

"Anne kau mau kemana?" tanya Linda tiba-tiba saat Anne melepaskan pelukannya dan ingin berjalan pergi meninggalkan kantin.      

"Anne jangan pergi, selesaikan masalah ini terlebih dahulu Anne," panggil Edward dengan keras.     

      

"Iya Anne, angan pergi dulu. Kau harus menyelesaikan masalah ini, perempuan itu harus minta maaf padamu karena berani menyerang mu tanpa alasan yang jelas seperti itu," imbuh Linda dengan cepat sambil menahan tangan Anne agar tidak pergi.      

"Tapi.."      

Edward pun bergerak kemudian meraih tangan Anne untuk diajak duduk, melihat apa yang dilakukan Edward pada Anne membuat Sarah semakin terbakar api cemburu. Saat ia akan mendekati kembali untuk melampiaskan kemarahannya, tiba-tiba salah satu anak buah Edward memegang tangan Sarah yang sudah terangkat ke udara dan bersiap untuk melayangkan nya ke tubuh Anne.     

"Lepaskan aku, aku harus memberikan pelajaran pada perempuan itu. Dia sudah berani menggoda kekasihku secara terang-terangan seperti ini," pekik Sarah memberontak.     

"Sarah apa matamu buta, memangnya kau tak lihat apa yang yang baru saja terjadi. Jelas-jelas aku yang meminta Anne untuk duduk, bukan Anne yang menggodaku. Jangan mengarang cerita yang semua orang sudah tau apa yang terjadi Sarah, kau bukan anak kecil yang harus berbohong untuk mencari pembenaran dirimu sendiri," sahut Edward dengan suara meninggi.      

Perkataan Edward pun langsung disambut suara tepuk tangan beberapa mahasiswa yang ada di kantin, pasalnya mereka juga melihat apa yang sedang terjadi. Mendengar suara teriakan orang-orang memojokkan dirinya, membuat Sarah terdiam. Ia menunduk, tanpa suara sambil mencengkramkan kedua tangannya menahan kemarahan.      

"Kau ingin tau kan apa yang terjadi tadi di kelas ?"tanya Edward kembali kepada Sarah.      

"Aku sudah tahu semuanya Edward, sudah ada yang memberitahukan aku apa yang dilakukan rubah ini tadi padamu dikelas. Aku sebagai kekasihmu tidak terima melihatmu harus mempermalukan dirimu sendiri di depan kelas untuk membela perempuan itu Edward, itu karena aku terlalu mencintaimu," jawab Sarah dengan cepat mencoba mencari simpati Edward.      

"Hahahaha"      

Edward tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Sarah yang sangat tidak masuk akal itu, ia benar-benar tak menyangka kalau gadis yang sudah ia pacari selama beberapa minggu itu ternyata adalah gadis bodoh yang mudah dipengaruhi oleh orang lain. Setelah tertawa selama hampir satu menit Edward kemudian mendekati Sarah, sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana.      

Setelah berdiri di hadapan Sarah, Edward kemudian mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di ruang kelas dari awal sampai akhir. Ia bahkan juga meminta beberapa orang teman-temannya yang juga tadi ada di dalam kelas untuk ikut memberikan keterangan, setelah hampir mendengar perkataan yang sama dari 10 orang. Sarah pun terdiam membisu, ia tak berani mengangkat wajahnya untuk sekedar menatap Edward yang berdiri di hadapannya. Rasa malu dan bersalah langsung menusuk di dalam dirinya, saat mengetahui bahwa ia sudah terkena jebakan seseorang.      

"Kau bukan anak kecil lagi Sarah yang mudah dipengaruhi oleh orang lain seperti itu, bukankah kau bisa mengkonfirmasi kebenaran yang terlebih dahulu dari orang lain sebelum kau menelan mentah-mentah informasi yang baru saja kau dapatkan itu. Kalau sudah begini ceritanya yang rugi bukanlah aku bukanlah Anne ataupun orang yang sudah memberitahukanmu berita bohong itu, tapi dirimu sendiri Sarah. Kau lah yang dirugikan dalam hal ini, karena berhasil dijadikan tontonan dan lelucon mereka karena kebodohanmu itu oleh mereka," ucap Edward dingin menutup perkataannya.      

"Hiksss hikkssss...maaf, maafkan aku Edward. Maafkan aku, aku bersalah karena mudah dipengaruhi seperti ini. Aku melakukan ini karena aku benar-benar sangat mencintaimu Edward aku takut kehilanganmu, makanya aku tak berpikir dua kali," jawab Sarah sambil terisak.      

"Apa yang kau lakukan itu bukanlah cinta Sarah, itu adalah sebuah kebodohan. Benar-benar murni sebuah kebodohan dan kearogansianmu yang sangat besar, seharusnya kau bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah karena kau bukan anak kecil lagi," sahut Edward kembali.     

"Iya Edward, aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf…"     

"Jangan minta maaf kepadaku, minta maaflah kepada Anne yang sudah kau tuduh sembarangan dan sudah menjadi korban atas tindakan bodohmu itu. Lihatlah sekarang dia basah kuyup seperti itu," ucap Edward dengan cepat memotong perkataan Sarah.     

Sarah langsung terdiam mendengar perkataan Edward, ia tak menyangka kalau Edward akan memintanya meminta maaf kepada Anne yang sangat ia benci itu. Walaupun sudah mendengar apa yang sebenarnya terjadi di ruang kelas tadi, namun rasa cemburunya kepada Anne belumlah hilang. Ia masih tak terima pada Anne karena membuat Edward kekasihnya, harus membela dirinya di depan teman-teman yang ada di kelas dan membelanya juga sekarang.      

"Sudahlah, tak usah dipermasalahkan lagi. Karena ini kan sudah jelas hanya sebuah kesalahpahaman saja, jadi aku rasa Sarah tak perlu minta maaf kepadaku. Karena aku pun tak merasa marah kepadanya," ucap Anne pelan tiba-tiba membuka mulutnya.      

"Tapi Anne, dia sudah menyirammu dengan air seperti itu. Sarah harus minta maaf padamu," sahut Edward kembali.     

"Tak perlu Edward, aku sudah memaafkannya jadi anggap saja semuanya sudah selesai," jawab Anne dengan cepat, ia ingin segera mengakhiri perdebatan ini dan secepatnya pulang ke apartemen.      

"Iya Anne, perempuan itu harus minta maaf terlebih dahulu padamu. Tindakannya tadi benar-benar sudah sangat diluar batas," imbuh Linda perlahan mencoba meyakinkan Anne.     

"Stop Linda, aku tak mau berdebat lagi," ucap Anne setengah berbisik.     

Edward yang mendengar perkataan Anne semakin mengagumi gadis itu, ia tak menyangka kalau Anne akan berlapang dada dan tak meneruskan lagi masalah ini. Tak begitu lama ia kemudian menoleh kearah Sarah yang masih berdiri di belakangnya tanpa suara.      

"Lihatkan betapa baiknya Anne padamu, jadikan hal ini sebagai pelajaran Sarah. Kau harus mengkonfirmasi lagi berita yang kau dengar, jangan sampai kau menjadi korban hoax dan justru menjadi pelaku kejahatan seperti apa yang kau lakukan tadi," ucap Edward sambil menatap Sarah tanpa berkedip.     

"Iya Edward aku salah, aku minta maaf. Aku berjanji padamu tak akan mengulanginya lagi, aku benar-benar takut kehilanganmu makanya aku berbuat seperti itu," jawab Sarah dengan cepat.      

"Ya sudah karena masalahnya sudah selesai, aku permisi ya. Rasanya sangat tidak nyaman sekali berdiri dengan baju basah seperti ini, kalian tinggal selesaikan masalah pribadi kalian berdua saja. Aku permisi," pamit Anne tiba-tiba.      

Setelah berkata seperti itu Anne kemudian melepaskan cengkraman tangan Linda yang masih bersarang di lengannya, ia lalu berjalan menuju area parkir karena tubuhnya sudah merasa dingin. Disiram menggunakan air es di kepala secara tiba-tiba di siang hari bolong, benar-benar membuatnya kini merasa pusing. Semua orang yang ada di kantin hanya bisa diam melihat Anne berjalan pergi meninggalkan kantin, termasuk Linda dan Edward yang masih menatap berjalan pergi menuju mobilnya.      

Tak lama kemudian mobil sedan milik Anne pun pergi meninggalkan area kampus menuju jalan raya dengan cepat, semua mahasiswa yang ada di kantin lalu membubarkan diri termasuk Linda yang akhirnya kembali ke dalam kelas untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya seorang diri karena Anne sudah pulang. Sementara itu Edward terlihat menarik tangan Sarah pergi meninggalkan kantin sesaat setelah Anne masuk ke dalam mobilnya, ia ingin menyelesaikan urusannya secara pribadi dengan Sarah di tempat lain.      

"Kau beruntung Marianne, ternyata Edward datang tepat waktu. Tapi aku mau lihat, seberapa banyak keberuntunganmu di kampus ini. Yang boleh menjadi pusat perhatian hanyalah aku, Isabella Alexa Gordon," ucap Isabella lirih dari balik persembunyian yang sejak tadi melihat kerusuhan di kantin.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.