I'LL Teach You Marianne

Aaron's proposal plan



Aaron's proposal plan

0Di dalam mobil Bugatti Veyron milik Jack yang berjalan menuju ke toko bunga, Anne tak bicara apa-apa. Ia masih bingung dengan perkataan terakhir Jack yang ia dengar di apartemen, sebenarnya Anne ingin bertanya lagi dengan Jack maksud semua perkataannya tadi. Namun Anne tak berani membahasnya lagi, ia tak mau dicium lagi oleh Jack seperti tadi. Pasalnya tadi di dalam lift saat Anne menyinggung soal dirinya yang diklaim milik Jack, secara mengejutkan dan tak terduga Jack mendorongnya lagi ke dinding dan hampir menciumnya kembali namun beruntung ada penghuni lain yang naik ke lift. Alhasil Jack tak jadi melancarkan aksinya.     

Setelah mengemudikan mobilnya selama sepuluh menit Jack akhirnya sampai di depan toko bunga milik Anne, saat sedang membuka sabuk pengaman ia dikejutkan dengan Anne yang langsung membuka pintu mobil dan keluar begitu saja meninggalkan dirinya.     

"Terima kasih Jack, bye!!" Anne melambaikan tangannya ke arah Jack lalu berlari masuk ke dalam tokonya, apa yang dilakukan oleh Anne seperti sedang mengusir Jack pergi.     

Jack yang masih ada di dalam mobil hanya bisa diam dan tak bisa berbuat apa-apa melihat apa yang Anne lakukan, ia menyadari kalau Anne sedang memintanya untuk pergi. Karena Jack masih banyak urusan di kantor akhirnya ia pergi meninggalkan toko bunga Anne, ia tak mau mengganggu Anne lagi hari ini. Mobil pengawal pribadi Jack pun juga ikut pergi setelah mobil sang tuan pergi, mereka langsung mengikuti Jack dari belakang. Anne yang berdiri di depan tokonya yang masih terkunci menghela nafas panjang saat melihat Jack pergi, ia akhirnya bisa tenang karena orang yang mengganggunya sudah tak ada lagi.     

"Anne, apa yang kau lakukan?" tanya Linda dengan keras mengagetkan Anne.     

"Linda ya Tuhan!!" Anne menjerit keras sambil memegangi dadanya.     

Melihat ekspresi Anne yang sangat kaget seperti itu membuat Linda tertawa puas, ia senang sekali melihat penderitaan Anne. Karena ia sudah memegang kunci toko akhirnya Linda membuka pintu toko yang masih terkunci sambil berjongkok karena Anne membuat double kunci diatas dan dibawah, setelah Linda masuk dan menyalakan lampu serta AC akhirnya Anne pun masuk. Ia masih terlihat kesal pada Linda yang sudah mengagetkan.     

"Kau parkir dimana Linda?"tanya Anne bingung, pasalnya ia tak melihat mobilnya di depan toko.     

"Aku bawa ke bengkel yang ada di depan jalan utama, salah satu ban mobilmu terkena paku tadi pagi saat aku baru keluar dari apartemenku Anne. Tenang saja aku yang bayar," jawab Linda dengan cepat.     

"Kau ini banyak gaya, ya sudah tak apa. Nanti aku yang bayar, lebih baik kau makan dulu. Itu aku buat pancake, kau habiskan saja. Aku sudah makan tadi di apartemen," sahut Anne dengan cepat.     

"Akhh aku mencintaimu Anne, andai kau laki-laki aku pasti mau menikahimu." Linda memeluk Anne dari belakang dengan erat.     

"Kalau aku laki-laki aku juga akan pilih-pilih wanita untuk kujadikan istri Linda, aku tak mau menikahimu yang tak bisa memasak ini," sahut Anne dengan cepat sambil melepaskan pelukan Linda padanya.     

"Anne, jaman sekarang tak perlu wanita bisa masak. Yang penting itu mandiri, supaya apa. Supaya kita tak di anggap remeh oleh para pria,"jawab Linda sambil terkekeh.     

"Itu kata-kataku Linda," ucap Anne dengan cepat.     

Linda hanya tertawa lebar melihat Anne kesal, karena sudah lapar akhirnya ia pun memilih makan pancake buatan Anne dengan tenang di meja kasir. Sementara itu Anne langsung bekerja, ia memilah bunga-bunga yang masih layak dijual dan menyimpan bunga yang sudah layu seperti biasanya. Hari ini akan menjadi hari sibuk untuknya, pasalnya stok bunga mawarnya akan datang kembali dari nyonya Mary dan truk yang membawa bunga-bunga milik Anne sudah ada di dalam perjalanan.     

Connery Corporation     

Aaron yang sudah mendapatkan proyek baru di Northampton terlihat sangat sibuk, sejak pagi ia bahkan sudah meeting bersama tim perencanaan untuk menangani proyek besarnya kali ini. Beruntung tadi pagi Daniel sudah memaksa Aaron makan pagi terlebih dahulu, sehingga saat mereka masih meeting seperti ini Daniel merasa tenang karena sang tuan sudah makan.     

"Kalau proyek ini berjalan maka kita harus stay di northampton untuk beberapa bulan kedepan Tuan," ucap Daniel pelan sambil menyerahkan proposal kepada Aaron.     

"Tinggal di northampton, why?" tanya Aaron kaget.     

"Kita tidak bisa bolak-balik setiap hari dari London ke Northampton, itu akan membuang banyak waktu Tuan," jawab Daniel dengan cepat.     

"Dari Northampton ke London cuma membutuhkan waktu dua jam Daniel, apakah itu menurutmu terlalu banyak membuang waktu?" tanya Aaron pelan, ia tiba-tiba memikirkan Anne.     

"Sekarang coba anda bayangkan sendiri kalau setiap pagi kita harus berangkat dari London ke Northampton yang membutuhkan waktu dua jam, sesampainya disana kita langsung bekerja dan mengurus hal-hal penting lainnya. Lalu sore harinya kita harus kembali lagi dari Northampton ke London, oh tidak Tuan aku bukan robot dan aku punya batas lelah. Aku tak mau melakukan perjalanan yang sangat melelahkan seperti itu, aku lebih memilih untuk stay di Northampton selama beberapa hari baru kembali ke London," jawab Daniel panjang lebar mencoba menjelaskan kepada Aaron.     

"Lagipula kita hanya akan stay di Northampton selama lima hari kerja saja Tuan dan mungkin itu hanya akan berlangsung selama satu atau dua bulan pertama saja saat proyek pembangunan apartemen itu berlangsung, setelah itu kita hanya perlu memantau dari London saja. Saya rasa Tuan Bob juga akan memiliki penilaian lain kepada anda jika anda stay di Northampton selama awal proyek berlangsung, dan itu sangat bagus untuk nama baik anda di mata rekan-rekan bisnis anda nantinya Tuan. Percaya padaku,"imbuh Daniel kembali.     

Mendengar perkataan Daniel membuat Aaron terdiam, ia terlihat mencerna perkataan Daniel kata demi kata. Memang yang dikatakan Daniel benar, kalau misalkan ia tetap stay Northampton untuk bulan-bulan awal proyek berlangsung maka ia akan dianggap sebagai seorang pimpinan yang bertanggung jawab. Seorang pimpinan yang mau terjun langsung ke lapangan untuk memantau perkembangan pembangunan dan itu akan menjadi nilai plus baginya di mata rekan rekan bisnisnya yang lain, namun Aaron sedikit berat untuk mengambil keputusan itu pasalnya saat ini ada satu alasan besar yang membuatnya harus tetap stay di London. Anne adalah satu-satunya alasan untuknya tetap stay di London.     

"Niatku melepas kerjasama dengan Tuan Yoseph Charter adalah ingin menghindari Amanda dan fokus kepada Anne, namun ternyata setelah aku mendapatkan proyek baru bersama Tuan Bob kini aku malah justru harus berjauhan dengannya. Ini sangat berat Daniel," ucap Aaron pelan.     

"Kalau memang anda tak ingin berjauhan dengan Nona Anne, ya sudah ajak saja Nona Anne ke Northampton. Bukankah itu adalah sebuah jalan keluar yang terbaik Tuan," sahut Daniel dengan cepat.     

"Aku bahkan sudah melamarnya kemarin Daniel…"     

"What, anda serius Tuan!!" pekik Daniel kaget memotong perkataan Aaron.     

"Iya aku serius, tapi Anne tak menjawab. Dia hanya menganggap lamaranku sebuah lelucon," jawab Aaron singkat sambil tersenyum.     

"Sebuah lelucon, bagaimana bisa seorang wanita dilamar malah menganggapnya sebuah lelucon. Aku tak mengerti maksud perkataanmu," sahut Daniel pelan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.     

Aaron kemudian menceritakan apa yang sudah ia lakukan tadi malam saat di apartemen Anne, Daniel yang pada awalnya serius tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.     

"Mana ada melamar perempuan seperti itu Tuan, tentu saja Nona Anne menganggap anda hanya bergurau,"ucap Daniel pelan sambil berusaha menahan tawa saat Aaron sudah menyelesaikan ceritanya.     

"Memangnya yang aku lakukan salah?"tanya Aaron polos.     

"Salah Tuan, sangat salah. Seharusnya jika anda memang ingin melamar gadis yang anda cintai seharusnya anda mengatur semuanya dengan sempurna, mulai dari tempat, pakaian bahkan cincinnya pun harus dipikirkan dengan matang Tuan. Jangan asal bicara seperti itu, wanita manapun pasti akan menganggapnya sebuah lelucon," jawab Daniel dengan penuh semangat ia tak menyangka kalau tuannya ternyata sebodoh ini.     

"Apakah karena aku seapatis ini maka dari itu dulu Candice meninggalkan aku Daniel?" tanya Aaron tanpa sadar menyebut nama mantan tunangannya yang memutuskannya secara sepihak.     

Glek     

Daniel menelan salivanya perlahan mendengar perkataan Aaron, ia benar-benar tak bisa berkata-kata lagi. Mendengar sang tuan menyebut nama model cantik berkewarganegaraan Brazil bernama Candice Skriver membuatnya tak bisa bicara, model cantik itu memilih mengejar karirnya di dunia modeling daripada menikah dengan Aaron yang saat itu masih menjadi wakil CEO dari Connery Corporation yang masih dipimpin oleh mendiang Tuan Roger Connery yang meninggal 2 tahun yang lalu.     

"Sejak Candice meninggalkanku beberapa tahun yang lalu, aku selalu berfikir bahwa semua wanita yang mendekatiku hanya karena uang yang aku miliki. Dan sejak saat itu aku benar-benar tak memiliki hasrat dan keinginan lagi untuk menjalin hubungan serius dengan seorang wanita, apalagi sampai menikah. Namun setelah aku bertemu dan berkenalan dengan Anne semua terasa berbeda, dengannya aku justru ingin membuat hubungan yang jauh lebih dalam lagi dari sebuah pertemanan biasa Daniel. Dulu aku berpikir bahwa tak ada yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama, akan tetapi aku baru percaya bahwa yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama itu ternyata ada dan aku merasakannya sendiri. Anne sudah mencuri hatiku sejak pertama kali aku melihatnya di dalam mobil, saat kau marah-marah kepadanya ketika kita ada di Newcastle Upon Tyne," ucap Aaron pelan.     

"Kalau memang Anda sangat yakin kepada Nona Anne, ya sudah datang dan tunjukkan bahwa anda benar-benar sangat serius kepadanya. Aku yakin Nona Anne pasti akan mengerti dan paham dengan perasaan anda sesungguhnya Tuan,"sahut Daniel penuh semangat.     

"Baiklah, kalau begitu nanti malam aku akan datang kembali ke apartemennya dan mengatakan semua isi hatiku yang sejujurnya kepada dirinya. Sekarang lebih baik kau carikan aku sebuah cincin berlian terbaik di kota ini untuk aku bawa nanti malam," titah Aaron dengan cepat sembari mengeluarkan sebuah kartu kredit berwarna hitam di atas meja kepada Daniel.     

"Mencari cincin? Bagaimana aku bisa mencari cincin untuk Nona Anne kalau aku tak tau ukuran jari nona Anne Tuan," tanya Daniel kebingungan.     

"Ukuran jarinya, hmmm bagaimana kalau kau…"     

Brakkk     

Pintu ruang kerja Aaron terbuka dari luar dengan keras secara tiba-tiba dan masuklah seorang gadis cantik yang sudah sangat Aaron kenal dengan baik.     

"Kak Aaron... hiksss hiksss,"     

"Elea," pekik Aaron kaget.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.