I'LL Teach You Marianne

Jubah mandi



Jubah mandi

0Jack terbangun karena jam tangannya berbunyi beberapa kali tepat di samping telinganya, Jack adalah tipikal orang yang gak bisa mendengar suara ketika sedang tidur. Oleh karena itu ia langsung terbangun ketika jamnya berbunyi, walaupun kedua matanya terasa berat berat namun Jack paksakan untuk bangun. Karena terbiasa tidur dalam kamar yang gelap ia sedikit merasa tidak nyaman saat melihat cahaya sangat jelas saat membuka kedua matanya, Jack mencoba untuk mengingat apa yang terjadi tadi malam. Ingatannya hanya berhenti saat ia keluar dari lift apartemen Anne saja.      

Deg!      

Jack langsung tersadar kalau saat ini dirinya sedang ada di apartemen Anne, dengan cepat ia bangun untuk mencari keberadaan Anne. Senyumnya tersebut lebar saat melihat Anne tengah tertidur di bawah jendela beralaskan karpet bulu warna putih sambil memangku laptopnya, pada awalnya Jack ingin mendekati Anne untuk memberikan morning kiss namun ia langsung membatalkan niatnya saat ia mencium alkohol yang sangat kuat dari mulutnya. Dengan perlahan Jack berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka, namun saat ada di dalam kamar mandi niatnya pun berubah saat melihat ada sikat gigi baru yang ada di tempat penyimpanan barang-barang perlengkapan mandi Anne bercampur dengan beberapa helai pembalut yang masih terbungkus rapi. Tanpa pikir panjang Jack lalu membuka pakaiannya dan mandi menggunakan air dingin untuk menghilangkan efek alkohol yang masih tersisa di tubuhnya, Jack tersenyum ketika melihat kondisi kamar mandi Anne yang penuh dengan lukisan bunga yang digambar sendiri oleh Anne.     

"Kau memang serba bisa Anne," ucap Jack pelan sambil mengusapkan shower gel milik Anne keseluruh tubuhnya.      

Senyum Jack tersungging saat mencium aroma british rose dari shower gel yang ia pakai, Anne memang sangat tergila-gila dengan aroma mawar dan Jack tak heran itu jika semua perlengkapan mandi milik Anne beraroma mawar. Setelah mandi selama hampir dua puluh menit Jack lalu berbilas, tubuhnya kini benar-benar sudah sangat segar. Saat akan meraih pakaiannya kembali untuk dipakai,  ekor mata Jack tiba-tiba menangkap sebuah jubah mandi bersih milik Anne yang masih tertata rapi di dalam box tempat penyimpanan perlengkapan mandi.      

"Masih bersih rupanya, hmm padahal aku tak keberatan jika jubah mandi ini bekas dipakai oleh Anne," ucap Jack pelan sambil terkekeh.     

Karena jubah mandi milik Anne adalah jubah mandi untuk seorang wanita alhasil seharusnya jubah itu menggantung di paha Jack, padahal sebenarnya jika jubah itu dipakai oleh Anne bisa menutup sampai ke bawah lutut.      

Melihat pahanya terekspos membuat Jack risih pada awalnya, namun saat ia melihat kaca tiba-tiba sebuah ide menyenangkan terbesit dalam pikirannya. Tanpa pikir panjang Jack lalu meraih semua pakaiannya yang masih tergantung itu dan diletakkan ke laundry bag milik Anne yang masih kosong, dengan sengaja Jack menyipratkan air ke dalam laundry bag itu sehingga semua pakaiannya basah. Setelah misi pertamanya berhasil Jack lalu keluar dari kamar mandi dengan santai, ia berjalan menuju sofa kembali untuk duduk. Namun hidungnya mencium aroma pancake yang sudah dimasak oleh Anne sebelumnya, Jack lalu melangkahkan kakinya menuju pantry dan tersenyum ketika melihat ada pancake di atas piring yang belum disusun oleh Anne.     

"Kau memang perngertian Anne, tau saja jika aku lapar," ucap Jack pelan dengan mulut penuh dengan pancake karena ia langsung memakan dua pancake sekali gigit, karena lapar Jack tak memberikan topping pada pancake yang ia makan. Menurut Jack pancake original buatan Anne itu sudah cukup nikmat untuk langsung disantap.     

Saat Jack masih makan Anne terbangun, cahaya matahari yang masuk melalui jendela langsung menerpa wajahnya dan membuat dirinya terbangun karena silau. Suara pisau dan garpu yang beradu dengan piring membuat kesadaran Anne langsung kembali, ia langsung bangun dan mencari tahu siapa yang sedang membuat suara bising seperti itu kedua matanya langsung membulat sempurna ketika melihat Jack sedang makan pancake buatannya dengan santai di pantry sambil berdiri.      

Anne yang tak melihat tubuh bawah Jack langsung berjalan menuju pantry dengan kesal, ia siap untuk meledak namun tiba-tiba saat sudah sampai di pantry dan berhadapan langsung dengan Jack yang sedang makan strawberry Anne berteriak kencang.     

"Jack kau gila!!!" Jerit Anne dengan keras sambil menutup kedua matanya saat melihat paha samping Jack terekspose.      

"Kenapa berteriak seperti itu sepagi ini, nanti orang mengira kita sedang melakukan morning sex Anne,"ucap Jack pelan tanpa rasa bersalah sambil meraih gelas yang berisi almond milk dan langsung menenggaknya tanpa sisa.      

"Mo-morning sex apanya, jangan bicara sembarangan. Dimana pakaianmu, kenapa juga kau harus memakai jubah mandi seperti itu ? Dan itu adalah jubah mandi milikku Jack," sengit Anne dengan nada meninggi.      

Jack tersenyum karena Anne menanyakan pertanyaan yang memang ingin ia dengar, tak lama kemudian Jack menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Walaupun lima puluh persen dari ucapannya itu adalah sebuah kebohongan yang memang ia persiapkan untuk menjawab pertanyaan Anne.     

"Kenapa kau tidak pulang saja, kenapa harus mandi di apartemenku?" tanya Anne dengan cepat ketika Jack sudah menyelesaikan ceritanya.      

"Bukankah tadi aku sudah mengatakan kepadamu, sebenarnya aku tak berniat ingin mandi. Aku hanya ingin mencuci muka saja, namun karena aku salah membuka shower alhasil bajuku basah dan aku memilih mandi karena melihat ada jubah mandi yang masih bersih di dalam kotak penyimpanan perlengkapan mandi milikmu.  Dari dalam kotak itu juga aku menemukan sikat gigi yang belum terpakai, sebenarnya aku ingin memakai sikat gigimu saja. Namun karena aku melihat ada yang masih baru, jadi aku pakai yang masih baru saja," jawab Jack tanpa rasa bersalah.      

"Ka-kau membuka kotak perlengkapan mandiku?" tanya Anne kembali dengan tergagap, ia tiba-tiba teringat dengan tumpukan pembalut bersih yang ia letakkan di dalam kotak penyimpanan itu.      

"Yupp, kenapa memangnya?"tanya balik Jack dengan cepat.     

"No, it's ok. Bukan hal penting," jawab Anne dengan cepat sambil membuang muka ke arah lain, ia tak mau Jack melihat wajahnya yang bersemu merah.       

Melihat Anne yang salah tingkah membuat Jack tersenyum, ia senang karena Anne masuk ke dalam perangkap yang memang sudah ia siapkan untuknya. Tanpa rasa bersalah Jack kemudian memakan kembali pancake yang masih ada di piring, ia menyantapnya tanpa ragu dan terlihat sangat lahap karena memang sangat lapar. Sementara itu Anne yang masih ada di pantry nampak membuang muka ke arah lain, ia tak mau melihat Jack yang hampir telanjang seperti itu. Anne hanya bisa bersabar menunggu Jack selesai makan, ia tak mau berdebat dengan Jack. Karena jika hal itu terjadi maka ia harus kembali melihat Jack yang sedang tidak memakai pakaian lengkap seperti itu.      

"Akhhh kenyang sekali aku," ucap Jack dengan keras saat sudah selesai menyantap habis delapan pancake yang ada di piring.      

"Tentu saja kau kenyang, kau makan semua pancake ku Jack," sahut Anne ketus.      

"Oh tidak, aku hanya memakan delapan buah pancake saja. Sementara pancake yang ada di dalam kotak makanmu ini masih utuh, aku tak menyentuhnya sama sekali," jawab Jack dengan cepat mencoba untuk mengklarifikasi apa yang diucapkan oleh Anne.     

"Benarkah...akhhhhh!!!"      

Anne yang berbalik badan langsung menutup kedua matanya lagi, ia tak mengingat kalau Jack tak memakai apapun di balik jubah mandi miliknya.      

"Jangan seperti itu Anne, nanti kau juga akan terbiasa melihat seluruh tubuhku tanpa pakaian," bisik Jack pelan dibelakang Anne.      

"Jack kau gilaaa!!!" Anne menjerit dengan keras sambil berlari menjauhi Jack, Anne menyentuh bulu kuduknya yang meremang karena Jack berbisik di area itu.     

Jack terkekeh melihat Anne berlari menjauh darinya, ia senang bisa mengganggu Anne kembali seperti yang sering ia lakukan di Newcastle Upon Tyne dulu. Karena Anne berdiri didekat tangga Jack lalu mendekati sofa dan duduk dengan tenang, ia tak merasa risih sama sekali tak menggunakan celana dalam. Padahal Anne yang melihatnya saja sudah merasa tak nyaman, saat Jack duduk jubah mandinya terangkat dan membuat bokong Jack terlihat. Mengetahui hal itu membuat Anne semakin gila, ia benar-benar tak tau apa yang harus dilakukan sekarang. Anne tau Jack adalah pria tak tau malu nomor satu di dunia yang ia kenal, karena itulah ia malas berdebat dengan Jack. Dengan cepat Anne naik ke lantai dua dan tak lama kemudian ia turun kembali dengan membawa sebuah selimut berwarna pink pastel.      

"Pakai ini untuk menutupi tubuh bawahmu," ucap Anne pelan sambil menatap ke arah lain saat ia mengulurkan tangannya ke arah Jack.     

"Emmmm no, aku malah lebih suka begini," jawab Jack dengan cepat menolak selimut pemberian Anne.     

"Jack!!"     

"Aku serius Anne, aku justru lebih nyaman telanjang,"sahut Jack dengan cepat memotong perkataan Anne.     

"Ambil selimut ini cepat Jack atau aku akan memanggil polisi dan menyeretmu keluar dari apartemenku sekarang juga!!" Anne mengancam Jack dengan suara meninggi.     

Jack tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Anne yang mengancam akan memanggil polisi jika ia tak mau memakai selimut yang diberikan oleh Anne, dengan perlahan Jack bangun dan mendekati Anne yang masih memegang selimutnya. Karena Jack mendekatinya Anne memundurkan langkahnya ke belakang karena Jack terus mendekatinya.     

"Jack, please no.."     

"Kuberitahu satu hal Anne, kalau kau memanggil polisi untuk mengusirku pergi itu adalah sebuah cara yang sangat konyol. Kau tau kenapa karena polisi pasti akan menertawakanmu, coba kau pikir sebentar. Memangnya apa yang aku lakukan sampai membuat polisi harus datang ke tempat ini, aku tidak melakukan kekerasan kepadamu, aku tidak memaksamu untuk melakukan sesuatu. Aku hanya seorang pria malang yang terpaksa memakai jubah mandi seperti ini karena semua pakaianku basah, lalu dimana salahku Anne? polisi pun aku rasa akan kebingungan jika kau panggil kemari Anne," bisik Jack pelan sambil menunduk dekat telinga Anne.     

Jantung Anne berdetak kencang mendengar perkataan Jack, wajahnya pun terasa panas saat Jack berkata seperti itu. Pasalnya apa yang dikatakan Jack memang benar, melihat Anne diam sambil membuang wajahnya menatap ke arah lain membuat Jack tersenyum. Ia sangat puas pagi ini bisa membuat Anne mati kutu seperti itu, dengan perlahan Jack meraih wajah Anne agar menatap ke arahnya.      

"Kita sama-sama dewasa Anne, polisi pasti akan memaklumi apa yang terjadi saat ini diantara kita," ucap Jack kembali.      

"Ja-jackkkkk…."     

"Ok ok, aku akan memakai selimut mu. Aku menurut padamu Anne, toh aku tak akan bisa kemana-mana dengan jubah mandi seperti ini. Diluar sana predator sex bertebaran Anne, aku takut pada mereka," sahut Jack dengan cepat sambil meraih selimut yang ada di tangan Anne dan langsung ia lilitkan ke tubuhnya. Setelah itu Jack lalu berjalan kembali menuju sofa dan duduk dengan santai menatap televisi yang baru saja ia hidupkan.     

"Takut pada predator sex kau bilang, kaulah predator itu Jack," ucap Anne jengkel.     

"Aku mendengarnya Anne," sahut Jack dengan cepat.     

Anne langsung menutup mulutnya saat mendengar perkataan Jack, ia lalu menepuk-nepuk wajahnya untuk menghilangkan rasa panas. Setelah berhasil menenangkan diri Anne lalu berjalan mendekati Jack dengan tenang karena Jack sudah menutup tubuh bagian bawahnya menggunakan selimut yang sebelumnya ia bawa.      

"Lalu mau sampai kapan kau ada di apartemenku seperti ini Jack, aku harus pergi bekerja. Dan kau pun tak mungkin tetap ada di apartemenku seperti ini, aku tak suka ada orang asing di apartemenku saat aku tidak ada," ucap Anne ketus.      

"Berikan aku ponselmu," pinta Jack dengan cepat.     

"Ponselku untuk apa?" tanya Anne bingung.     

"Aku harus menghubungi asistenku untuk mengirimkan pakaian ke tempat ini, bukankah tadi kau baru saja mengatakan tak ingin melihatku terus telanjang seperti ini kecuali kalau kau ingin aku tetap…."     

"Jangan gila Jack, i-ini ponselku!" sahut Anne dengan cepat memotong perkataan Jack sambil menyerahkan ponselnya.      

Jack kembali tersenyum penuh kemenangan, ia lalu meraih ponsel Anne dan mulai memasukkan nomor ponsel Erick. Tak lama kemudian ia terlihat bicara serius dengan Erick menggunakan bahasa Swiss yang tak Anne pahami, saat Jack bicara ia secara tak sengaja menyingkap bagian depan jubah mandinya. Sehingga deretan otot perutnya yang berbulu halus terlihat dengan jelas oleh Anne yang berdiri tepat di hadapannya, secara tiba-tiba Anne berbalik badan dengan wajah yang kembali bersemu merah.     

"Kapan penderitaan ini akan berakhir Tuhan," ucap Anne pelan sambil menyeka keringat dingin yang membasahi wajahnya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.