I'LL Teach You Marianne

Pengakuan mengejutkan



Pengakuan mengejutkan

0Mendengar perkataan Aaron membuat Anne tertawa terbahak-bahak, ia bahkan sampai mengeluarkan air mata saat Aaron mengatakan cinta kepada dirinya.      

"Aku serius Anne," ucap Aaron serius sambil meletakkan gelas yang masih ia pegang ke meja.     

"Apa kau tau dengan apa yang kau katakan tadi Aaron?" tanya Anne pelan sambil menyeka air matanya yang keluar karena tertawa.     

"Tentu saja tau, aku ingin menjalin hubungan denganmu Anne. Aku serius," jawab Aaron kembali.      

Anne menghela nafas panjang mendengar perkataan Aaron, ia lalu duduk di sofa yang ada disebelah Aaron. Dengan masih mengumbar senyum Anne menatap wajah Aaron tanpa berkedip.      

"Atas dasar apa kau mengatakan hal itu padaku?"tanya Anne mulai serius.     

"Aku juga tak tau, yang pasti aku mengatakan hal itu karena aku benar-benar menyukaimu Anne. Aku sudah jatuh cinta akan sikapmu yang periang dan menyenangkan, aku benar-benar jatuh cinta padamu sejak di Newcastle Upon Tyne beberapa bulan yang lalu,"jawab Aaron panjang lebar.     

"Kau jatuh cinta padaku karena sikapku, lalu bagaimana dengan fisikku?"tanya Anne kembali.     

"Waktu pertama kali kita bertemu di pinggir jalan saat kau marah-marah pada Daniel ketika di Newcastle Upon Tyne itulah aku mulai menyukaimu Anne," jawab Aaron jujur.     

Anne hanya menyungging senyum mendengar perkataan Aaron dengan tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Aaron.      

"Aku punya masa lalu yang sangat menyakitkan Aaron, aku dikhianati oleh dua orang yang aku percaya. Pasangan dan sahabatku, mereka berselingkuh secara terang-terangan dihadapanku. Dan apa yang mereka lakukan masih teringat jelas dalam ingatanku, bahkan setelah tiga tahun berlalu aku masih sangat mengingatnya dengan sangat jelas. Jujur saja aku belum bisa dan belum mampu jika harus menjalin hubungan lagi dengan seseorang, aku tak mau sakit hati lagi Aaron," ucap Anne pelan.     

"A-aku juga Anne, aku dikhianati oleh kekasihku. Dia juga berselingkuh dibelakangku, disaat kami sudah sangat serius menjalin hubungan. Kami hampir menikah Anne…"     

"Hampir menikah." Anne menggumam tanpa sadar memotong perkataan Aaron.     

"Ya, kami hampir menikah. Aku bahkan sudah menyiapkan segalanya dan hari bahagia itu hanya kurang satu minggu lagi Anne dan dia memilih pergi meninggalkan aku tanpa alasan, setelah satu bulan berlalu ia baru mengatakan alasan yang sebenarnya. Dia belum siap menikah denganku, dia masih ingin mengejar karirnya sebagai model. Dia tak mau tubuhnya rusak karena hamil dan itu terjadi hampir empat tahun yang lalu, yang artinya aku satu tahun lebih cepat merasakan kekecewaan daripada kau Anne," ucap Aaron jujur, menceritakan masa lalunya.     

Perkataan Aaron justru membuat Anne teringat akan Jack, Jack kemarin juga sudah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepada dirinya sampai akhirnya ia datang ke Inggris.      

"Jujur untuk saat ini aku belum siap untuk menjalin hubungan lagi Aaron dengan siapapun, aku belum siap merasakan sakit hati lagi. Butuh waktu yang sangat lama bagiku untuk memaafkan kedua orang yang sudah menghianatiku itu Aaron dan saat ini aku sedang berusaha menata diriku untuk menjadi manusia yang jauh lebih baik lagi, menjadi manusia yang tidak pendendam, manusia yang harus rela melepaskan apa yang sudah bukan menjadi milikku lagi. Aku hanya ingin menikmati hari-hariku dengan tenang tanpa harus memikirkan tentang hal itu lagi, aku belum siap untuk sakit hati Aaron aku belum siap. Menjalin hubungan percintaan itu sama harus siap untuk terluka." Anne bicara panjang lebar merespon perkataan Aaron yang sebelumnya.     

"Aku tau Anne rasa sakit hatimu seperti apa, karena aku pun juga merasakan hal yang sama. Tapi aku sudah melupakan mereka orang-orang yang sudah menyakiti aku, aku sudah tak menganggap dia lagi Anne. Hidup terus berjalan Anne, kita tak bisa berpacu terus dengan apa yang sudah terjadi dimasa lalu. Kita harus bahagia, ok aku tau kau tak ingin merasakan sakit hati lagi aku paham itu karena akupun juga tak ingin merasakan kekecewaan lagi Anne. Akan tetapi kalau kau menolak cintaku karena kau belum siap lalu kapan kau akan siap Anne?"tanya Aaron serius.     

"A-aku tak tau, yang aku tau hatiku belum siap untuk menjalin hubungan lagi," jawab Anne pelan.     

Aaron terdiam mendengar perkataan Anne, ia memutar otak mencari cara agar Anne mau membuka hati untuk dirinya.      

"Menikahlah denganku Anne," ucap Aaron tiba-tiba memecah keheningan.      

Deg     

Deg     

Detak jantung Anne berpacu sepuluh kali lebih cepat dari biasanya saat mendengar perkataan Aaron yang terakhir, kedua matanya bahkan membelalak lebar seketika.      

"Ti-dak lucu Aaron, apa yang kau katakan tadi sangat tidak lucu," jawab Anne tergagap, ia sama sekali tak siap mendengar perkataan mematikan seperti itu dari Aaron.      

"Aku serius Anne, kalau kau takut untuk berpacaran ya sudah lebih baik kita menikah saja," sahut Aaron penuh keyakinan.      

"Kita baru kenal beberapa bulan Aaron, kita belum mengenal jauh satu sama lain. Apa yang kau lihat tentang aku hanya sebagian kecil dari diriku, lalu bagaimana bisa kau seyakin itu ingin menikah denganku," ucap Anne bingung.     

Alih-alih menjawab pertanyaan yang keluar dari bibir Anne secara tak terduga Aaron justru memeluk Anne dengan erat.      

"I fell in love with you at first sight," bisik Aaron lirih saat memeluk Anne.      

"Dan aku tak memerlukan alasan lain Anne, aku akan mencintaimu sepenuh hatiku. Aku tak akan mengecewakanmu Anne, aku serius,"imbuh Aaron kembali menambahkan perkataannya yang sebelumnya.     

Anne yang benar-benar tak menyangka akan mendengar semua itu dari Aaron hanya terdiam, ia tak tau harus bicara apa. Ia benar-benar takut untuk menjalin hubungan kembali dengan seseorang, apalagi menikah. Baru kemarin ia menguatkan diri agar bisa memaafkan orang-orang dimasa lalunya dulu tapi kini ia justru mendapat ajakan untuk menikah, dimana justru Anne memiliki trauma yang sangat besar dengan pernikahan itu sendiri. Dengan perlahan Anne melepaskan dirinya dari pelukan Aaron, ia lalu bangun dari sofa dan mengulurkan tangannya pada Aaron secara tak terduga.      

"Apa maksudmu Anne?"tanya Aaron bingung, pikirannya sudah melayang jauh memikirkan dengan sikap Anne.      

Tanpa bicara Anne lalu meraih tangan Aaron dan memaksanya untuk bangun dari sofa, setelah itu ia mengajak Aaron berjalan ke pintu keluar.      

"Pulanglah Aaron, beri aku waktu untuk berpikir. Semuanya terlalu cepat bagiku," ucap Anne pelan meminta Aaron untuk pulang.     

"Aku serius Anne, kau percaya kan. Aku benar-benar ingin menikah denganmu," sahut Aaron kembali dengan suara meninggi.     

"Biarkan aku berpikir Aaron please," pinta Anne pelan.     

"Ok, aku akan memberikan waktu untukmu berpikir. Namun selama kau berpikir itu kau tak boleh menolak ajakanku, maksudnya ketika aku datang dan ingin mengajakmu pergi maka kau harus pergi denganku. Jangan jauhi aku atau menghindar dariku," jawab Aaron penuh semangat.     

Anne menganggukkan kepalanya menjawab perkataan Aaron, ia benar-benar tak tau harus bicara apalagi untuk mengalihkan pembicaraan. Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah mengusir Aaron pergi dari hadapannya saja, tak lama kemudian Aaron pun keluar dari kamar Anne dengan senyum tersungging lebar. Berkali-kali ia melambaikan tangannya ke arah Anne yang masih berdiri di depan pintu, Aaron berjalan mundur kebelakang karena masih ingin menatap Anne. Wanita yang baru saja ia ajak menikah, senyum Aaron begitu lebar setelah ia mengatakan semuanya pada Anne.      

Setelah Aaron tak terlihat lagi Anne segera masuk ke dalam kamarnya, begitu menutup pintu ia langsung terduduk di lantai sambil menepuk-nepuk kedua pipinya yang sejak tadi terasa panas saat mendengar pernyataan cinta dari Aaron.      

"Aku belum siap Aaron, aku belum siap untuk menjalin hubungan atau menikah. Aku tak mau terluka lagi, cukup sekali aku merasakan sakitnya mencintai seseorang. Aku belum siap akan menerima rasa sakit itu lagi," ucap Anne pelan sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.      

Sementara itu Aaron yang sudah sampai di mobilnya nampak masih melihat ke arah kamar Anne, ia tersenyum mengingat apa yang baru ia lakukan di kamar itu. Setelah cukup puas menatap kamar Anne tak lama kemudian Aaron masuk ke dalam mobil Royce-Roll Drophead Phantom miliknya yang kemudian meninggalkan apartemen Anne menuju jalan raya, tanpa sepengetahuan Aaron rupanya sejak tadi Jack melihatnya keluar dari apartemen Anne di dalam mobilnya. Kedua mata Jack memerah menahan emosi saat menyadari Aaron baru keluar dari apartemen Anne.      

"Kau kau tak sepolos yang aku kira Anne, aku tak menyangka semalam ini Aaron baru keluar dari kamarmu. Kau selalu mengatakan padaku kalau kau masih sakit hati atas apa yang terjadi padamu dulu, tapi nyatanya kau justru memasukkan si brengsek Aaron ke dalam kamarmu selarut ini," ucap Jack dingin sambil menatap Anne yang sedang berdiri dibalik  jendela apartemennya.     

Karena tak bisa menahan kemarahan Jack lalu membuang makanan yang ia beli untuk Anne ke area parkir begitu saja, tak lama kemudian ia pergi dari apartemen Anne dengan cepat mengendarai mobil Bugatti Veyron miliknya.      

Bersambung     

      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.