I'LL Teach You Marianne

the reason



the reason

0Anne yang pada awalnya sudah hampir marah langsung meredup seketika saat mendengar suara yang sangat ia hafal itu.      

"Keluar Jack, kau dimana!!"pinta Anne ketus.     

"Hahahahaha darimana kau tau itu aku Anne?"tanya Jack sambil tertawa dan keluar dari tempat persembunyiannya dibalik lima orang pria berbadan besar yang berdiri menutupinya yang sedang duduk.     

"Aku mengenalmu tak baru satu atau dua hari Jack, suara jelekmu ini aku sudah hafal."jawab Anne ketus sambil melipat kedua tangannya di dada.     

"Ya sudah ayo masuk ke toko, hari ini aku datang sebagai pelanggan bukan pengganggu."ucap Jack pelan meminta Anne masuk ke toko.     

"Bagaimana aku bisa masuk ke dalam toko kalau kalian menghalangi jalan masuk seperti itu?"tanya Anne dingin.     

Seketika Jack menepuk pundak beberapa anak buahnya untuk menyingkir dari hadapan mereka supaya Anne bisa masuk ke dalam toko, setelah para pengawal pribadi Jack menyingkir Anne lalu membuka tokonya dengan cepat.      

"Sebelum kau masuk tolong perintahkan salah satu pengawalmu untuk memanggil Linda dalam mobil, dia ketakutan setelah melihat para pengawalmu  berdiri tadi." ucap Anne pelan sambil melirik ke arah mobilnya yang terparkir tak jauh di depan toko.     

"Aku mengerti." jawab Jackdengan cepat.     

Setelah berkata seperti itu Anne lalu masuk ke dalam tokonya dan menyalakan lampu toko, sementara itu Jack memerintahkan salah satu anak buahnya untuk mendatangi Linda dimobil untuk diajak masuk ke dalam toko. Pada awalnya Linda sangat takut pada pria yang tiba-tiba mengetuk pintu mobi itu, namun setelah diberi penjelasan akhirnya Linda pun paham. Ia lalu turun dari mobil dan berjalan dengan cepat menuju toko meninggalkan pria yang baru saja memanggilnya itu, Linda bahkan langsung masuk ke dalam toko tanpa menyapa Jack yang sedang berdiri di pintu.     

"Siapa mereka Anne?"tanya Linda berbisik.     

"Jack dan teman-temannya."jawab Anne singkat.     

"Siapa Jack?"tanya Linda kembali.     

"Itu yang sedang berdiri di pintu, Jack adalah teman lamaku."jawab Anne kembali.     

"Oh i see, lalu mereka mau apa kesini Anne." selidik Linda penasaran.     

Karena Linda bicara cukup keras Jack dan anak buahnya bisa mendengar apa yang dikatakan oleh Linda pada Anne, dengan perlahan Jack berjalan mendekati Linda dan Anne yang sedang berada di meja kasir.      

"Kau teman kuliah Anne?"tanya Jack secara tiba-tiba saat ia sudah berdiri di dekat meja kasir.     

"I-iya, aku teman kuliah Anne. Kami duduk bersebelahan di dalam kelas,"jawab Linda terbata, ia kaget saat melihat Jack tiba-tiba sudah berdiri disampingnya.     

"Baguslah, itu artinya kau bisa diandalkan."ucap Jack singkat.     

"Bisa diandalkan bagaimana?"tanya Linda penasaran.     

"Akh bukan apa-apa nona, ya sudah tolong cepat rapikan pesanan ku sebelumnya Anne," pinta Jack dengan cepat sambil menatap bunga mawar putih yang ada disalah satu vas besar.     

"Pesanan, memangnya kau pesan apa?"tanya Anne bingung.     

Alih-alih menjawab pertanyaan Anne, Jack justru mengeluarkan ponselnya dan memainkan jemarinya di layar ponselnya beberapa detik kemudian ponsel Anne yang ada di dalam tas berdering cukup keras sehingga membuat Anne harus mengangkatnya ponselnya itu. Seketika kedua matanya menyipit saat melihat ada nomor tanpa nama sedang menghubunginya, karena penasaran Anne menerima panggilan masuk itu dan membawa ponselnya ke telinga.     

"Hallo…"     

"Yes hallo Anne, haruskan kita bicara menggunakan ponsel seperti ini disaat kita sedang ada dalam satu ruangan."jawab Jack dengan cepat bertanya pada Anne tanpa jeda.     

Deg!     

Anne langsung menoleh ke arah Jack saat ia mendengar suara Jack ada di ponselnya.      

"Ini kau Jack?"tanya Anne bodoh.     

"Yes, its me." jawab Jack dengan cepat di ponselnya kembali.      

Saat Jack bicara seperti itu otomatis Anne bisa mendengar dengan jelas suara Jack di ponselnya yang masih ia letakkan di telinga.     

"Bagaimana kau bisa mendapatkan nomor ponselku Jack?"tanya Anne bingung.     

"Jangan tanya bagaimana caranya, yang penting saat ini kau harus melayani pelangganmu ini. Coba lihat pesan masuk di ponselmu, lihat lah pelanggan barumu ini pesan apa."jawab Jack mengalihkan pembicaraan.     

Tanpa bicara Anne lalu menutup panggilan masuk dari Jack dan melihat pesan masuk, seketika kedua matanya membulat sempurna saat membaca pesan dari Jack.     

"Are you kidding me!!!"pekik Anne kaget.     

"Tentu saja tidak, cepatlah. Aku datang kemari untuk pesananku itu Anne, aku beri waktu dua puluh menit untuk menyiapkannya."ucap Jack pelan tanpa rasa bersalah.     

"Dua puluh menit, mana mungkin!!! Pesanan mu ini sangat banyak Jack," sahut Anne dengan keras.     

"Maka dari itu mulailah bekerja, semakin lama kau memulainya maka semakin lama pula selesai."jawab Jack santai sambil berjalan menuju lemari pendingin yang terdapat banyak minuman dingin didalamnya, tanpa ragu Jack membuka kulkas itu dan meraih sebotol air mineral dingin lalu menenggaknya tanpa ragu.      

Anne yang masih kaget karena tak menyangka kalau Jack mendapatkan nomor ponselnya masih berdiri tak melakukan apa-apa, kedua matanya pun masih menatap Jack tanpa berkedip. Ia masih tak mengerti darimana Jack bisa tau nomor ponselnya, pasalnya selama ini ia belum merasa memberikan nomor ponselnya pada pria lain setelah Aaron.     

"Kalau kau berdiri seperti itu terus maka dalam waktu satu jam pun pesananku tak akan siap Anne," ucap Jack pelan sambil menatap tajam ke arah Anne yang sedang menatap dirinya tanpa berkedip.     

"Akkhh iyaa...tinggi aku siapkan," pekik Anne kaget saat sadar dari lamunannya.      

Setelah berkata seperti itu Anne lalu menyiapkan pesanan Jack, Linda yang belum tau cara merangkai bunga hanya bisa diam dan berdiri saja didekat meja kasir melihat Anne berlari kesana-kemari memilih bunga terbaik untuk dirangkai sesuai permintaan Jack. Jack memesan sepuluh bouquet bunga mawar yang berisi lima puluh tangkai mawar, ia hanya menginginkan mawar merah terbaik saja untuk bouquetnya. Sehingga membuat Anne bekerja ekstra keras dalam memilih bunga mawar yang ada di tokonya, pasalnya bunga mawar adalah bunga yang paling laris dan stok yang Anne miliki pun sudah menipis. Oleh karena itu ia harus mencampurnya dengan mawar-mawar yang lain supaya bouquet bunganya terlihat cantik.      

"Aku mix dengan mawar putih ya, stok mawar merahku habis Jack." ucap Anne pelan.     

"Ok, tapi ingat Anne aku tetap mau mawar merahnya mendominasi."jawab Jack singkat.     

"Aku tau kau tenang saja," sahut Anne kembali dengan cepat, ia lalu kembali fokus pada bouquet bunganya lagi.      

Dari tempat duduknya Jack tersenyum saat melihat Anne bekerja, melihat Anne fokus seperti itu membuatnya merasa tenang. Tak lama kemudian sepuluh bouquet bunga yang berisi sepuluh tangkai mawar merah pun selesai, Anne terlihat sangat kelelahan bekerja sendiri. Sebenarnya tadi Linda menawarkan bantuan pada Anne, namun Anne menolaknya. Ia tau Linda belum bisa merangkai bunga, oleh karena itu Anne melarang Linda menyentuh bunga yang sedang ia rangkai. Anne tak mau hasil karyanya justru rusak oleh Linda dan ia tak mau bekerja dua kali, apalagi Jack hanya memberikan waktu singkat padanya.      

Prok     

Prok     

Prok     

Jack bertepuk tangan saat melihat sepuluh bouquet bunga mawar buatan Anne tertata rapi didepan matanya, ia kagum pada Anne yang bisa menyelesaikan bouquet-bouquet bunga itu dengan cepat tanpa bantuan siapapun.     

"Kau memang luar biasa Anne," ucap Jack pelan memuji Anne.     

"Tentu saja aku hebat, kalau tak hebat mana mungkin kau datang ke tokoku dan membuatku kerepotan seperti ini Jack." jawab Anne ketus sambil menyeka keringat yang membasahi wajahnya.     

"Hahahaha jangan terlalu galak nona, aku memang sedang perlu bunga-bunga ini. Kau tau kan, kantorku hari ini mulai beroperasi di London. Karena itulah aku memesan bunga padamu, aku ingin agar kantor baruku itu fresh dan wangi dengan mawar-mawar ini. Kenapa aku memesan padamu itu alasannya klise Anne, bantulah bisnis temanmu sebelum kau membantu bisnis orang lain. Karena alasan itulah aku datang padamu, bukankah aku sedang membantu bisnismu kalau begini Anne," jawab Jack panjang lebar mencoba menjelaskan pada Anne alasannya memesan bunga.     

Anne hanya bisa diam mendengar perkataan Jack, karena apa yang dikatakan Jack itu sebenarnya adalah perkataan yang pernah ia ucapkan sebelumnya kepada Jack satu tahun yang lalu saat mereka masih di Newcastle Upon Tyne. Dimana waktu itu Anne memilih untuk membeli gelas kertas untuk kopi-kopinya dari salah satu teman apartemennya yang memproduksi gelas-gelas untuk kopi, waktu itu Jack meminta Anne untuk membeli di tempat lain yang yang kualitasnya sama dengan harga yang lebih murah. Namun Anne mengatakan ia lebih memilih untuk membeli barang jualan dari teman dekatnya saja, karena dengan itu ia bisa membantu temannya itu menjalankan bisnisnya dan kali ini Jack memberikan kata-kata yang sama kepada dirinya Karena itulah Anne tak menjawab perkataan Jack.      

"Kau setuju bukan Anne dengan apa yang aku katakan ini?"tanya Jack kembali membuyarkan lamunan Anne.      

"I-iya kau benar, tentu saja benar."jawab Anne tergagap.     

Jack terkekeh melihat Anne yang sedang salah tingkah seperti itu, tak lama kemudian Jack memerintahkan para pengawal pribadinya untuk membawa bouquet-bouquet bunga itu ke dalam mobil. Saat semua bouquet bunga pesanannya sudah berpindah ke mobil Jack lalu mengeluarkan dompetnya dari dalam saku jas dan mengambil sepuluh lembar uang pecahan seratus dollar yang akhirnya ia letakkan di meja kasir dimana Linda sedang duduk.     

"Tuan tapi ini terlalu banyak," ucap Linda kaget, walaupun ia baru akan mulai bekerja di toko hari ini namun Linda sudah tau harga-harga bunga yang Anne jual termasuk bouquet mawar yang tadi Anne rangkai.     

"Its ok nona, anggap saja itu uang ekstra karena pelayanan istimewa yang aku dapatkan ini. Dilayani langsung oleh pemiliknya," jawab Jack kembali sambil melirik ke arah Anne.     

Mendengar perkataan Jack seketika membuat wajah Anne merah, ia merasa gerah padahal didalam toko AC sangat dingin. Jack yang menyadari perubahan air muka Anne hanya tersenyum tipis, tak lama kemudian ia pun berpamitan karena harus kembali ke kantor barunya.      

"Akhh kenapa AC di toko ini tak bekerja, kenapa rasanya panas sekali di dalam toko," ucap Anne dengan keras sambil mengipas-ngipas wajahnya menggunakan tangan.     

"Panas apa, ini dingin Anne. Kau ini aneh," sahut Linda bingung.     

"Benarkah, oh berarti aku yang bermasalah. Ya sudah aku mau ke toko sebelah untuk membeli milkshake, kau mau Linda," ucap Anne kembali mengalihkan pembicaraan.     

"Milkshake strawberry dengan whip cream tentunya."jawab Linda dengan cepat.     

Anne menganggukan kepalanya perlahan dengan cepat merespon perkataan Linda, setelah itu Anne lalu berjalan keluar menuju toko minuman yang ada di samping toko bunganya. Sebenarnya Anne tak begitu haus, hanya saja ia perlu menyegarkan diri pasca mendengar perkataan Jack yang terakhir. Walaupun kata-kata Jack tadi adalah perkataannya dulu yang pernah ia ucapkan pada penjual gelas kopi yang menjadi supplier tetapnya selama satu setengah tahun, namun entah mengapa saat Jack yang mengatakan itu kepada dirinya ia merasa salah tingkah.     

"Pantas saja waktu itu Jack marah padaku saat aku mengatakan itu pada Mark," ucap Anne lirih, waktu itu setelah kembali dari tempat kerja Mark sepanjang jalan Jack marah-marah kepadanya karena sudah berkata seperti itu pada Mark. Karena waktu itu Anne merasa tak ada yang salah hanya bisa tersenyum saja saat Jack marah, namun kini ia tau alasan kenapa Jack marah waktu itu. Ternyata perkataannya bisa membuat orang yang mendengar menjadi salah tingkah, sama seperti yang Anne alami saat ini.     

"Akhhhh Anne kau itu bodoh sekali, kenapa dulu harus bicara seperti itu!!!" pekik anne kesal sambil menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya.     

Sementara itu di pesawat yang membawa rombongan mahasiswa UAL yang akan menuju ke Irlandia Leon nampak tak nyaman sekali, menyadari Anne tak ikut bersamanya langsung membuat moodnya kacau. Walaupun sejak tadi Steffi menempel padanya namun Leon tak bergairah sekali, dalam pikirannya masih teringat jelas wajah Anne ia lihat tadi di kampus. Lesung pipi Anne yang baru ia lihat membuatnya tak berhenti memikirkan mantan istrinya itu      

"Kau cantik sekali memakai denim seperti itu Marianne,"ucap Leon dalam hati.     

Bersambung.     

Follow Instagram Thor: nafadila2216     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.