I'LL Teach You Marianne

Selangkah lebih maju



Selangkah lebih maju

0Saat Anne akan membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan dari Edward tiba-tiba pintu kamar perawatannya terbuka dari luar dan masuklah Aaron bersama dokter Robin, karena tak mau membuat masalah Anne memilih untuk langsung mematikan panggilan video itu dan kembali meletakkan ponselnya diatas meja.     

"Kenapa dimatikan, memangnya siapa yang menghubungimu?"tanya Aaron pelan.     

"Teman kuliah, pembicaraan kami sudah selesai makanya aku matikan," jawab Anne sedikit berbohong.     

"Oh begitu, memangnya apa yang kalian bahas?" tanya Aaron penasaran.     

"Dikampus ada acara akhir semester dan akan diadakan sebuah pertunjukan dimana banyak perusahaan yang hadir sebagai bentuk kerja sama mereka dengan kampus, dan kami diminta untuk membuat sebuah pertunjukan," jawab Anne jujur.     

Senyum Aaron tersungging di wajah tampannya, ia sebenarnya sudah tau kalau dikampus Anne akan ada acara seperti itu tanpa bertanya pada Anne. Namun tadi ia tetap bertanya seperti itu karena ingin menguji saja apakah Anne akan jujur atau tidak, namun ternyata Anne mengatakan hal yang sebenarnya. Dan ini membuatnya senang karena ternyata Anne adalah seorang gadis yang jujur.      

Drrttt     

Drrttt      

Ponsel Anne kembali bergetar, panggilan video masuk kembali dari Linda namun Anne hanya membiarkannya saja setelah mematikan tombol suara.     

"Kenapa tak diangkat?"tanya Aaron bingung.     

"Tak apa-apa, Linda anaknya seperti itu. Ia pasti sangat penasaran dan ingin tau dimana aku saat ini, karena tadi dia melihat tiang infus ini saat melakukan panggilan yang pertama. Dia tau aku sakit dan ingin datang kemari, namun aku tak mau karena pasti akan sangat merepotkan. Lagipula aku sudah sembuh jadi tak perlu dijenguk," jawab Anne jujur sambil menunjukkan layar ponselnya pada Aaron yang menampilkan nama Linda muncul dilayar.     

"Ya sudah kalau itu maumu tak masalah, yang penting saat ini kondisimu sudah jauh lebih baik dan kau sudah boleh pulang. Yang kau butuhkan saat ini adalah istirahat yang cukup, bukan begitu dokter Robin," ucap Aaron pelan sambil tersenyum ke arah dokter Robin yang sedang berdiri di samping in memeriksa obat-obatan Anne yang ada di atas meja.      

"Betul nona, saat ini anda hanya perlu istirahat saja supaya anda lebih cepat sembuh. Jadi anda besok sudah bisa beraktivitas lagi, jadi alangkah lebih baik setelah kembali dari rumah sakit anda langsung istirahat di rumah tanpa melakukan apapun," sahut dokter Robin ramah.     

Anne menganggukkan kepalanya perlahan merespon perkataan dokter Robin, tak lama kemudian dokter Robin melepaskan jarum infus yang masih tertanam di tangan kiri Anne. Setelah itu dokter Robin memasang sebuah plaster khusus luka di bekas suntikan jarum infus Anne untuk menghindari terjadinya infeksi bakteri, hal yang sama juga ada ditangan kanan Aaron. Namun plaster khusus yang ada di tangan Aaron ukurannya lebih kecil daripada plaster yang kini sudah terpasang di tangan kiri Anne.     

Setelah dokter Robin menunjukkan anjuran minum obat kepada Anne, tak lama kemudian ia pun diperbolehkan pulang. Anne bersemangat sekali untuk pulang, ia terlihat menyalami satu persatu para perawat yang mengurusnya tadi malam. Melihat hal itu Aaron hanya tersenyum tanpa suara.     

"Dia benar-benar gadis yang baik Tuan muda," bisik dokter Robin pelan menggoda Aaron.     

"Aku tau dok, anda tak usah mengulanginya berkali-kali," jawab Aaron ketus tanpa mengalihkan pandangannya pada Anne yang masih berbicara dengan para perawat.     

Dokter Robin terkekeh mendengar perkataan Aaron, ia senang sekali menggoda Aaron yang marah seperti itu. Pasalnya sudah lama ia tak melihat Aaron membawa seorang wanita atau dekat dengan seorang wanita seperti kali ini dan hal itu membuatnya senang, artinya Aaron sudah bisa move on dari mantan kekasihnya yang sudah menghianatinya dulu. Sebagai dokter pribadi Aaron Dokter Robin cukup mengenal baik siapa Aaron yang sudah menjadi pasiennya selama bertahun-tahun terakhir ini, jadi tak heran kalau ia juga mengetahui tentang kisah cinta Aaron yang tak seindah yang dibayangkan oleh orang-orang. Dimana orang-orang menganggap Aaron dengan mudah bisa mendapatkan wanita yang ia inginkan karena ketampanan dan kekayaannya, namun nyatanya wanita yang diinginkan oleh Aaron justru menghianatinya dan pergi bersama kekasihnya yang lain di saat ia sudah menjadi tunangan Aaron.      

"Sudah?" tanya Aaron pelan pada Anne yang baru sampai dihadapannya.     

"Huum, tapi tunggu dulu. Aku juga harus berterima kasih pada dokter Robin yang sudah merawatku," jawab Anne dengan cepat sambil mengulurkan tangannya ke arah dokter Robin.      

"Anda tak perlu berterima kasih seperti itu kepada saya nona, ini adalah kewajiban utama saya sebagai dokter. Jadi anda tidak perlu sungkan seperti itu," sahut dokter Robin ramah sambil meraih tangan Anne dan menggenggamnya erat.     

"Iya dokter saya tau, hanya saja saya ingin berterima kasih pada anda secara langsung. Walau bagaimanapun anda adalah orang yang berjasa karena sudah merawat saya dengan baik tadi malam, entah apa yang akan terjadi kalau misalkan anda tidak merawat saya. Mungkin saja sampai sekarang saya masih belum sembuh," ucap Anne sambil tersenyum.     

Dokter Robin hanya tersenyum mendengar perkataan Anne, tak lama kemudian mereka pun berpisah karena Aaron sudah terus mengajaknya untuk pulang. Aaron pun akhirnya pergi meninggalkan rumah sakit Capitol, menuju apartemen Anne menggunakan mobilnya. Sementara itu Anne yang duduk disebelah Aaron terlihat sangat senang bisa pulang dari rumah sakit, ia berkali-kali mengucapkan terima kasih pada Tuhan dan pada Aaron.      

"Kalau kau bicara terima kasih lagi, maka itu akan jadi perkataanmu yang ke lima puluh Anne," ucap Aaron pelan memotong perkataan Anne yang akan mengucapkan terima kasih kembali pada Aaron.     

"Memangnya iya aku bicara terdiam kasih padamu lebih dari lima puluh kali?"tanya Anne polos.     

"Kau tak menghitungnya?"tanya balik Aaron dengan cepat.     

"Tentu saja tidak," jawab Anne singkat.     

"Ya sudah kalau begitu tak usah diingat lagi Anne," sahut Aaron sambil tertawa lebar.     

Anne memukul lengan Aaron secara tiba-tiba saat menyadari kalau dirinya sedang dikerjai oleh Aaron, walaupun sebenarnya ia tak benar-benar marah. Tak lama kemudian mereka berdua pun tertawa karena membahas beberapa hal lucu sepanjang perjalanan menuju apartemen Anne, walaupun Aaron masih sedikit merasakan sakit di perutnya namun entah mengapa saat bersama Anne rasanya ia langsung memiliki tenaga dan bisa menahan sakit perutnya yang hilang timbul itu. Setelah mengendarai mobil selama hampir empat puluh lima menit Aaron akhirnya sampai di apartemen Anne, jarak tempuh dari rumah sakit ke apartemen Anne membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama karena jalanan tadi di sedikit macet karena bersamaan dengan waktu jam makan siang. Dimana orang-orang sedang sibuk berlalu lalang di jalanan untuk mencari makanan.      

Pada awalnya Aaron ingin segera kembali ke rumahnya namun Anne melarang, ia mengatakan Aaron tak boleh pulang sebelum meminum teh buatannya. Karena tak mau membuat Anne merasa sedih dan kecewa, akhirnya Aaron pun menuruti permintaan Anne. Tanpa sepengetahuan Aaron sebenarnya Anne sudah menyadari kalau Aaron sedang tidak dalam kondisi tubuh yang baik, saat Aaron sedang mengendarai mobilnya tadi en melihat plester luka yang ada di tangan kanan Aaron yang terlihat karena baju yang dipakai oleh Aaron terangkat.     

Sesampainya di dalam kamar apartemennya Anne segera memaksa Aaron untuk duduk di sofa, ia sendiri langsung ke pantry untuk membuat minuman hangat bagi Aaron. Tak lama kemudian Anne terlihat datang kembali menuju tempat Aaron dengan membawa segelas teh hangat.     

"Terima kasih," ucap Aaron pelan sambil menerima gelas yang diberikan Anne.     

"Sama-sama," jawab Anne sambil tersenyum.     

Aaron meminum teh buatan Anne dengan perlahan lalu meletakkan gelas teh itu kembali di atas meja, ia merasa sedikit tak nyaman diperhatikan oleh Anne tanpa berkedip.     

"Kau ingin bicara apa Anne, tak usah memandangku seperti itu," tanya Aaron lembut.     

"Aku tak mau berteman lagi denganmu Aaron, kau sudah mengingkari janjimu" jawab Anne dengan cepat.     

"Ingkar janji bagaimana?" tahya Aaron kaget.     

"Ini maksudnya apa, kau menyembunyikan hal sebesar ini dariku. Aku tak suka,"jawab Anne dengan cepat sambil meraih tangan Aaron sehingga plaster yang menutupi bekas suntikan jarum infus terlihat jelas.     

"Bukankah waktu itu kau yang mengatakan tak akan menutup-nutupi apapun, sebagai teman harus terbuka. Lalu ini apa namanya Aaron, jangan berbohong. Ini adalah bekas suntikan jarum infus, sama seperti yang ada di tangan kiriku," imbuh Anne kembali sambil menyesejajarkan bekas infus di tangan kirinya tepat disebelah tangan kanan Aaron.     

Aaron terdiam mendengar perkataan Anne, ia tak bisa berbohong kali ini. Pasalnya plaster luka yang menutupi bekas jarum infusnya memiliki motif yang sama dengan yang terpasang ditangan Anne, ditambah lagi bekas infusnya juga sedikit membengkak dan membiru seperti tangan Anne.      

Karena tak sabar Anne akhirnya menarik tangannya kembali dan melepaskan tangan Aaron, ia lalu bangun dari sofa dan berdiri dihadapan Aaron.     

"Pulanglah, aku tak mau bicara lagi denganmu," ucap Anne pelan sambil menunjuk arah pintu meminta Aaron untuk pergi.     

"Anne…"     

"Aku tak suka dibohongi Aaron, apalagi kau sendiri yang membuat perjanjian itu bahwa kau tak akan menutup-nutupi rahasia apapun dan harus jujur satu sama lain. Tapi kau malah justru seperti ini, aku tak akan memaksamu. Maka dari itu lebih baik kau pergi, aku mau istirahat Aaron aku tak bertengkar dengan…"     

"Akhhhh,"      

Anne terjatuh di sofa saat ditarik paksa Aaron secara tiba-tiba, ia bahkan kini posisinya ada di bawah tindihan Aaron. Kedua hidung mancung keduanya saling bersentuhan karena terlalu dekatnya jarak diantara mereka.     

"Jangan...jangan minta aku pergi darimu, aku tak akan bisa melakukannya Anne," ucap Aaron pelan dengan suara parau tepat ditelinga kanan Anne, nafas panasnya langsung menghantam leher jenjang Anne yang membuat semua bulu halus di tubuh Anne meremang.     

"Aaron…"     

Cupp     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.