I'LL Teach You Marianne

Mendapatkan link



Mendapatkan link

0Setelah menempuh perjalanan dengan penuh perjuangan karena terus bersin saat membawa mobil Anne akhirnya tiba di apartemennya, tanpa berlama-lama Anne lalu keluar dari mobilnya dengan membawa hasil laundry-annya. Ia  kemudian masuk ke dalam gedung apartemennya sembari menggendong tas ransel yang lumayan cukup berat, karena sebelumnya ia mampir ke sebuah toko swalayan untuk membeli beberapa vitamin dan obat flu. Ia takut kalau terkena flu, pasalnya disiram air dingin di saat cuaca yang sedang panas, dan tanpa berganti pakaian selama hampir 30 menit membuatnya kini merasa kedinginan. Padahal saat ini tak ada angin yang bertiup.      

Seorang security yang berjaga di depan gedung merasa iba melihat Anne membawa banyak barang, ia kemudian mendatangi Anne dan menawarkan bantuan. Pada awalnya Anne menolak namun karena security itu terus memaksa, akhirnya Anne pun menyerahkan laundry bag miliknya untuk dibawakan sang security masuk ke dalam gedung apartemen.      

"Terima kasih pak," ucap Anne tulus.     

"Ini bukan apa-apa nona, hati-hati nona," jawab sang security itu ramah.     

Anne menganggukkan kepalanya perlahan merespon perkataan sang security, Tak lama kemudian pintu lift pun akhirnya tertutup dan kemudian itu naik ke atas membawa n menuju ke lantai 10. Lantai dimana unit apartemennya berada.      

Tring! Pintu lift terbuka.     

Tanpa menunggu lama Anne keluar dari liftnya dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya, karena kamarnya berada di ujung lorong Anne membutuhkan sedikit tenaga extra untuk berjalan. Setelah perjuangan yang cukup melelahkan Anne akhirnya sampai di depan pintu kamarnya, dengan cepat ia memasukkan kombinasi angka yang mengunci tempat tinggalnya itu. Sebenarnya kalau kondisi Anne sedang fit ia tak merasa selelah ini, namun karena ia mengalami sedikit pusing di kepala Anne membutuhkan banyak tenaga.      

Setelah meletakkan tas dan laundry bag di karpet yang ada di depan tv Anne melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, ia harus segera mandi untuk meredakan sakit kepalanya. Anne berfikir dengan membasahi seluruh kepalanya ia akan jauh lebih baik, entah ide dari mana itu berasal pada awalnya. Tapi itu bekerja untuk dirinya, tiga puluh menit kemudian Anne keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piyama mandinya dan handuk kecil yang melilit rambut basahnya.      

"Hatchiii"     

"Akhh aku benar-benar akan flu kalau begini ceritanya,"     

"Hatchiii"     

Anne mempercepat langkahnya menuju ke ranjangnya yang ada di lantai dua, untung saja tangga yang menuju lantai dua memiliki pegangan yang cukup baik sehingga ia bisa menggunakannya untuk berpegangan saat menuju kamarnya. Kalau tidak mungkin Anne akan terjatuh, pasalnya di kamar lain yang sejenis dengan tipe kamar Anne ada yang tak memiliki handle yang bisa dipakai untuk berpegangan. Setelah memakai pakaian bersih Anne lalu merebahkan tubuhnya diatas ranjang tanpa mengeringkan rambutnya, rasa pening di kepalanya sudah tak tertahankan.      

Tak lama kemudian tak terdengar suara apapun di kamar Anne, ia sudah terlelap dalam tidur sorenya. Padahal matahari masih sangat tinggi untuk seseorang tidur, kalau tak benar-benar sakit Anne tak akan mungkin bisa tidur secepat itu.      

Connery Corporation     

Aaron nampak sudah menyelesaikan pekerjaannya jauh lebih cepat dari jam kerjanya, ia juga sudah selesai meeting dan memeriksa tugas mingguan para manajernya.       

"Sudah jam lima sore, aku masih punya waktu sekitar satu jam untuk bersiap," gumam Aaron lirih sambil menatap jam tangannya.     

"Tapi kalau aku datang jam enam pagi itu terlalu cepat, aku khawatir Anne belum bersiap. Mungkin ada baiknya aku datang jam tujuh malam, jam tujuh malam adalah waktu yang paling tepat," imbuh Aaron pelan, ia kembali berbicara sendiri sambil tak mengalihkan pandangannya dari jam mahal yang terpasang di tangan kirinya.      

Daniel yang masih berdiri di pintu nampak menggelengkan kepalanya perlahan saat melihat Aaron berbicara sendiri, ia benar-benar semakin tak paham dengan atasannya itu yang semakin lama semakin aneh. Baru kali ini ia melihat Aaron sangat tidak fokus meeting bersama para karyawan, padahal biasanya Aaron adalah orang yang sangat serius dan tak suka bercanda jika sedang meeting. Namun hari ini nampak sangat berbeda, beberapa kali ia terlihat tersenyum sendiri. Padahal di depan beberapa orang sedang melakukan presentasi dan tidak ada yang lucu sama sekali, namun ia justru tersenyum seolah sedang menatap sesuatu hal yang membuatnya tertawa.     

"Aku yakin ini pasti karena nona Anne, sikapnya sangat berubah saat mengetahui keberadaan gadis itu," ucap Daniel lirih sambil menutup pintu ruangan Aaron dengan perlahan.      

Daniel memutuskan untuk meninggalkan Aaron sendiri dengan dunianya dan tak mau mengganggunya, Aaron akan sangat marah jika diganggu. Oleh karena itu oa memutuskan untuk memberikan waktu kepada Aaron seorang diri dan keputusan yang diambil oleh Daniel itu tepat, karena Aaron nampak sedang melihat-lihat beberapa bunga di sebuah florist yang tak jauh dari kantornya melalui situs web florist itu. Ia berniat ingin membawakan Anne bunga, namun karena tak tau selera bunga Anne akhirnya Aaron memutuskan untuk membeli satu buket mawar putih. Ia yakin kalau setiap wanita pasti menyukai mawar, yang merupakan simbol dari cinta dan persahabatan yang Aaron sendiri tak pahami itu. Karena ia tak mengerti dengan simbol-simbol dari bunga, yang ia tau dan ia yakini kalau bunga mawar pasti disukai oleh banyak wanita. Oleh karena itu ia memilih mawar untuk dibawa saat menemui Anne.     

"Lebih baik aku pergi sekarang ke florist itu sebelum mereka tutup," ucap Aaron pelan sambil melepaskan dasi yang terpasang di lehernya dan membuangnya begitu saja di sofa.      

Aaron pun akhirnya meninggalkan kantor seorang diri tanpa Daniel, ia tak mau asistennya itu mengganggu waktunya bersama Anne. Dengan menggunakan mobil kesayangan Aaron pergi menuju florist yang alamatnya sudah ia pegang, hanya membutuhkan waktu dua puluh menit bagi Aaron tiba ditempat tujuannya. Senyumnya merekah saat sudah sampai di dalam toko bunga, berbagai macam bunga yang cantik nampak bermekaran di setiap sudut.      

"Ada yang bisa dibantu Tuan?" tanya seorang pelayan florist sopan pada Aaron.     

"Aku mencari bunga, bunga mawar putih. Satu buket ukuran sedang," jawab Aaron penuh keyakinan.     

"Ukuran sedang mau berapa tangkai Tuan?" tanya pelayan itu kembali.     

"Entahlah, yang kira-kira tak terlalu berlebihan saja nona," jawab Aaron asal bicara.     

"Baiklah, saya akan merangkaikannya untuk anda Tuan," ucap sang pelayan sambil tersenyum.     

Aaron menganggukan kepalanya perlahan, ia lalu duduk disebuah kursi yang tersedia. Wangi berbagai macam bunga yang bermekaran di dalam florist itu membuatnya tenang, ini adalah pertama kali baginya datang ke sebuah florist.      

"Ternyata ada tempat senyaman ini di kota," gumam Aaron pelan, berada di dalam toko bunga itu membuatnya seolah sedang ada di hamparan padang bunga. Sangat rileks dan menyenangkan.     

Lima menit kemudian bunga pesanan Aaron siap, sang pelayan merangkaikan bunga pesanannya dengan sangat cantik. Aaron sangat puas dengan hasil karya pelayan itu, sebagai ucapan terima kasih ia memberikan uang tip kepada sang pelayan. Pada awalnya pelayan itu menolak, namun karena Aaron memaksa akhirnya gadis itu menerimanya dengan penuh syukur. Aaron akhirnya keluar dari dalam toko bunga menuju mobilnya yang masih terparkir di depan toko, dengan hati-hati ia meletakkan bunga mawar itu di kursi. Setelah memastikan bunga mawarnya aman Aaron lalu menyalakan mobilnya dan memacunya menuju apartemen Anne.      

Saat mobil Aaron sudah menghilang mobil Jeep milik Jack terlihat jelas, rupanya Jack parkir tepat di belakang mobil Aaron. Namun karena ada sebuah pot besar yang menghalangi alhasil Aaron gak menyadari keberadaan Jack.      

"Rupanya kau sudah punya kekasih Aaron, interesting. Artinya kau dan Anne tak mungkin punya kesempatan untuk bersama, baguslah," ucap Jack pelan     

Tring!! Sebuah notification masuk ke ponsel Jack dengan keras.     

Perlahan Jack meraih ponsel pintarnya itu untuk melihat siapa yang menghubungi dirinya, alangkah terkejutnya ia saat melihat pesan yang dikirimkan Erick tangan kanannya dari Swiss.     

"Good Erick, tak sia-sia aku memperkerjakanmu," pekik Jack kegirangan.      

Pesan yang dikirimkan oleh Erick adalah sebuah kabar membahagiakan bagi Jack, pasalnya dalam pesan itu terdapat informasi kalau perusahaannya Muller Finance Internasional akan bekerja sama dengan UAL.      

"Akan aku cari tau ada apa di UAL, aku yakin akan menemukan petunjuk mu dari kampus itu Anne," gumam Jack lirih.      

Entah mengapa ia merasa kalau kerja sama Connery Corporation di kampus seni itu adalah sebuah alasan pribadi sang pimpinan Aaron. Oleh karena itu ia pun berminat untuk datang ke kampus itu dan kini rencananya berhasil, karena Erick berhasil membuat kerjasama dengan kampus itu.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.