I'LL Teach You Marianne

Masih basah



Masih basah

0Melihat sosok Jackson Muller ada di hadapannya membuat Aaron tersenyum, ia kemudian menerima uluran tangan Jackson dan menggenggamnya dengan erat sambil menatap tajam ke arah Jackson yang juga sedang tersenyum kepadanya.      

"Senang sekali bisa bertemu dengan anda kembali Tuan," ucap Aaron basa-basi.     

"Saya yang beruntung bisa bertemu dengan anda dan maafkan juga atas apa yang supirku lakukan, aku yang memintanya untuk memotong jalan mobil anda Tuan Aaron," jawab Jackson to the point.      

"Sebut saja Aaron tanpa embel-embel Tuan, rasanya saya sangat pantas sekali mendapatkan panggilan itu dari orang sehebat anda tuan Jackson," pinta Aaron pelan sambil melepaskan tangannya dari genggaman tangan pria berdarah Swiss yang ada di hadapannya itu.     

"Kalau begitu panggil aku dengan namaku juga tanpa embel-embel Tuan, rasanya kita akan lebih akrab jika saling menyebut nama," sahut Jack sambil tersenyum.     

Aaron tersenyum mendengar perkataan Jack, setelah berbasa-basi beberapa lama mereka berdua akhirnya masuk kedalam mobil masing-masing dan pergi meninggalkan tempat itu. Karena ingin melanjutkan pembicaraan di tempat yang lebih nyaman, Aaron pun terpaksa membatalkan niatnya untuk datang ke UAL.      

"Anda yakin ingin berbicara dengan pria Swiss itu Tuan?" tanya Daniel perlahan saat ia mengemudikan mobilnya tepat di belakang mobil Jackson menuju ke sebuah tempat yang sudah ditentukan.     

"Iya Daniel aku sangat penasaran sekali dengan pria itu, Jackson Patrick Muller adalah seorang pria yang tak gampang akrab dengan seseorang. Maka dari itu aku tak menolak ajakannya, aku ingin tau apa tujuan Jackson Muller itu sebenarnya  mengajakku bertemu. Aku yakin ia pasti punya tujuan lain selain mengajakku minum kopi bersama," jawab Aaron lirih sambil tersenyum menatap kearah mobil Jeep Wrangler Rubicon yang berada di depan mobilnya.     

Daniel menganggukkan kepalanya mendengar perkataan Aaron, ia lalu kembali fokus mengendarai mobilnya mengikuti laju mobil milik Jackson yang terlihat menambah kecepatannya menembus keramaian jalan raya di pagi itu.      

Sementara itu di kampus UAL tampak terlihat seperti hari biasanya, hanya saja terlihat beberapa mahasiswi jurusan desain grafis yang sedang berkumpul bersama di beberapa tempat. Mereka membahas tentang lomba yang diberikan oleh Connery Corporation kepada mereka untuk mendesain logo baru anak perusahaan dari Connery Corporation yang kemarin di jelaskan oleh Daniel sang asisten dari Aaron Sean Connery sang CEO tampan yang membuat mereka gagal fokus kemarin.     

Anne yang baru keluar dari mobilnya nampak bingung ketika melihat para mahasiswa dan mahasiswi jurusan desain grafis itu sudah sibuk di pagi hari.      

"Jangan heran Anne,itu adalah efek dari seminar yang diberikan Connery Corporation kemarin," ucap Linda tiba-tiba dari arah belakang mengagetkan Anne yang sedang berdiri di samping lapangan.      

"Linda!!! bisakah kau tak usah membuat jantungku hampir copot seperti ini, untung saja jantungku ini buatan Tuhan. Coba saja kalau buatan manusia, mungkin jantungku ini sudah lepas dari sejak pertama kau mulai mengagetkanku seperti tadi," pekik Anne dengan suara meninggi sambil memegangi dadanya yang berdebar-debar sangat keras pasca dikagetkan oleh Linda.      

"Ha ha ha...maafkan aku nona Anne, ini salahmu juga kenapa harus melamun di pagi seperti ini," jawab Linda mencoba membela diri sambil tertawa.     

"Aku tidak melamun, aku hanya heran melihat para mahasiswa jurusan desain grafis sudah sesibuk itu dipagi hari,"sahut Anne pelan.     

"Makanya kemarin kau ikut seminar Anne, supaya kau bisa tau apa yang menyebabkan para mahasiswa dan mahasiswi desain grafis itu sudah sibuk sepagi ini," ucap Linda dengan cepat sambil menarik lengan Anne untuk berjalan menuju ruang kelas.      

"Memangnya di seminar itu ada apa?" tanya Anne penasaran.     

Linda menghela nafas panjang mendengar pertanyaan dari teman baiknya itu, ia kemudian menceritakan apa yang sudah terjadi kemarin di kampus pada Anne. Sepanjangan Linda menceritakan apa yang sudah terjadi di kampus kemarin Anne hanya menganggukan kepalanya berkali-kali sambil tersenyum, melihat Anne hanya tersenyum tanpa bicara membuat Linda kesal dan gemas pada temannya itu. Pasalnya ia sudah menceritakan tentang sang CEO perusahaan Connery Corporation yang sangat tampan itu dengan penuh semangat, namun Anne justru tak menunjukkan ekspresi yang biasa saja dan hal ini membuat Linda jengkel.     

"Kau ini gadis normal atau tidak Anne, kenapa kau tak tertarik sama sekali dengan pengusaha tampan itu?" tanya Linda dengan suara meninggi.     

"Tentu saja aku normal Linda aku masih menyukai laki-laki, hanya saja aku tak mau berurusan lagi dengan pria-pria kaya seperti itu. Karena percayalah apa yang terlihat di permukaan tidak seperti apa yang ada di dalamnya," jawab Anne sambil tersenyum penuh arti ke arah Linda.     

"Apa maksudmu Anne?" tanya Linda kembali.     

Anne hanya tersenyum mendengar pertanyaan temannya itu, ia lalu mempercepat langkah kakinya menuju kelas meninggalkan Linda yang masih penasaran dengan jawabannya yang sebelumnya. Anne tak menghiraukan teriakan Linda yang terus-menerus memanggil namanya dari belakang.     

"Aku tak mau berurusan lagi dengan pria-pria kaya seperti itu lagi Linda, yang aku inginkan saat ini adalah bisa menjalani hidup dengan tenang tanpa harus tertimpa masalah lagi. Aku ingin menikmati hidup tanpa apa harus lagi merasakan ketakutan dan kegelisahan seperti dulu," ucap Anne dalam hati sambil terus melangkah menuju ruang kelasnya, Anne sudah berniat untuk tak mau berurusan lagi dengan pria-pria kaya di sepanjang hidupnya setelah apa yang ia alami dengan Leonardo Ganke yang meninggalkan luka besar di dalam dirinya.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.