I'LL Teach You Marianne

Jack's plan



Jack's plan

0Saat waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam Aaron masih harus meladeni permintaan para mahasiswi UAL untuk berfoto bersama, terlihat sekali menahan emosinya agar tak meledak. Wangi aneka parfum milik para mahasiswi itu berbaur menjadi satu sangat menyengat dan membuatnya pusing, Daniel yang tau sang tuan tak nyaman hanya bisa tersenyum dari tempat duduknya tanpa melakukan apapun. Ia hanya bisa ikut prihatin atas apa yang menimpa sang tuan tanpa bisa membantunya lepas dari kerumunan mahasiswi itu.     

Setelah empat puluh lima menit terjebak diantara para mahasiswi UAL akhirnya Aaron bisa membebaskan dirinya setelah salah seorang dosen yang diminta oleh Daniel untuk menolong Aaron bisa mengusir para mahasiswi itu, dengan wajah merah menahan amarah Aaron berjalan mendekati Daniel.     

"Kau benar-benar cari masalah denganku Daniel," ucap Aaron dingin sambil menatap tajam ke arah Daniel.     

"Dimana salahku?" tanya Daniel pura-pura bodoh.     

"Kau tak lihat tadi dikerubuti lebah betina itu !!!" jawab Aaron dengan suara meninggi.     

Mendengar perkataan Aaron yang menyebut para mahasiswi cantik itu sebagai lebah membuatnya tertawa terbahak-bahak sampai keluar air mata.     

"Terusss teruskan tawamu Daniel, jangan salahkan aku kalau sampai ku sobek mulutmu sampai lebar ya," ancam Aaron pada Daniel.     

"Baru kali ini aku mengdengar perumpamaan lebah betina untuk para gadis cantik itu, kau benar-benar luar biasa tuan," sahut Daniel dengan cepat sambil menutup mulutnya.     

"Lebah itu berisik saat mencari madu, sama seperti mereka tadi," jawab Aaron singkat .     

"Jangan salahkan para gadis itu, salahkan ketampananmu yang serakah itu," ucap Daniel ketus sambil berjalan pelan meninggalkan Aaron menuju pintu keluar.     

Aaron yang masih tak mengerti dengan maksud pembicaraan Daniel terlihat memiringkan kepalanya kekeri, namun tak lama kemudian sebuah senyum tersungging diwajahnya saat berhasil memahami maksud perkataan Daniel. Saat Aaron tersenyum para gadis yang belum mendapatkan fotonya kembali berteriak keras sehingga membuatnya tersadar, tanpa pikir panjang Aaron pun langsung mengikuti langkah Daniel keluar dari gedung serbaguna itu. Ia tak mau lagi dikerubuti para lebah betina yang membuat kepalanya pusing itu, karena diluar gedung sudah dijaga oleh para bodyguard alhasil Aaron bisa masuk ke mobilnya dengan mudah tanpa diganggu. Padahal para gadis yang menunggunya diluar gedung sudah mengantri.     

"Benar-benar mengerikan gadis jaman sekarang, mereka tak sungkan sama sekali berteriak seperti itu," ucap Daniel pelan sambil menggelengkan kepalanya perlahan saat melihat para mahasiswi itu berusaha mendekati mobil.     

"Tapi ada satu gadis yang aku kenal tak seperti mereka," sahut Aaron dengan cepat.     

Daniel langsung menutup mulutnya seketika saat Aaron membahas tentang Anne, ia sebenarnya juga heran pada gadis itu. Bisa-bisanya dia pulang lebih cepat disaat akan datang CEO tampan dari perusahaan terkenal yang digilai para gadis, Daniel pun menginstruksikan driver mereka untuk segera pergi meninggalkan area kampus. Karena tak terjadi percakapan apapun didalam mobil Daniel akhirnya mengeluarkan ponselnya, ia berusaha mencari alamat Anne dari data diri mahasiswi. Namun ia kembali mendapatkan kekecewaan pasalnya alamat yang Anne masukkan adalah alamat lamanya di Newcastle Upon Tyne.     

Saat Daniel sedang berusaha mencari alamat Anne, di kursi belakang Aaron sedang melihat ponselnya yang menampilkan nomor telepon Anne yang sudah tak aktif lagi.     

"Aku tak akan menyerah Anne, akan kutagih janji yang belum kau bayar," ucap Aaron dalam hati sambil tersenyum menatap ponselnya.     

Tak lama kemudian Aaron pun memejamkan kedua matanya, perjalanan dari UAL menuju rumahnya membutuhkan waktu hampir satu jam. Ia memilih untuk pulang karena sudah sangat tak nyaman dengan bajunya yang sejak tadi ditarik-tarik para mahasiswi UAL yang meminta foto dengannya, aroma parfum mereka pun tertinggal di pakaiannya.     

Sementara itu di toko bunga barunya Anne terlihat sudah kotor sekali dengan cat yang menempel di pakaiannya, walaupun ia sudah menyewa dua orang tukang cat namun Anne tetap melakukan bagiannya. Padahal sang tukang cat yang ia sewa sudah melarangnya, namun Anne keras kepala. Ia tetep bersikukuh ingin membuat gambar pada dinding yang di dekat meja kasir tempatnya akan duduk nanti, usaha Anne tak sia-sia karena gambar yang ia buat nampak sangat cantik dan membuat siapapun ikut tersenyum melihatnya. Anne menggambar beberapa bunga matahari yang berwarna sangat kontras dengan backgroud cat dinding yang berwarna biru langit.     

"Terima kasih nona, ini uang yang anda berikan terlalu banyak," ucap sang tukang cat pertama dengan mata berkaca-kaca saat melihat uang ditangannya.     

"Iya nona, biasanya bayaran kami hanya setengah dari uang yang anda berikan ini nona. Apalagi yang kami cat hanya toko sekeci ini," imbuh sang tukang cat kedua menimpali perkataan sang tukang cat pertama.     

"Tak apa pak, anggap saja sisanya tip dari saya karena bapak berdua sudah membantu saya membuat toko bungaku ini menjadi sangat cantik," jawab Anne sambil tersenyum dengan tulus.     

"Terima kasih nona, sekali lagi terima kasih atas kebaikan anda. Semoga toko bunga anda laris,"sahut kedua tukang cat itu hampir bersamaan mendoakan Anne dengan tulus.     

"Amin," jawab Anne dengan cepat.     

Tak lama kemudian kedua tukang cat itu akhirnya pergi meninggalkan Anne dengan bahagia karena upah yang diberikan Anne dua kali lipat dari upah yang biasa ia terima tiap harinya, padahal pekerjaan yang mereka lakukan tak banyak.     

"Lelahnya, lebih baik aku pulang. Masih banyak yang harus aku lakukan besok," ucap Anne pelan sambil menguap, ia sudah sangat lelah namun juga sangat bahagia karena toko bunganya ini sudah cantik dengan cat barunya.     

Setelah merapikan alat lukisnya Anne lalu mengunci pintu toko barunya yang masih kosong itu dan berjalan menuju mobil sedannya yang terparkir di depan toko, tak lama kemudian Anne pun pergi meninggalkan toko barunya menuju apartemennya yang tak jauh dari toko. Saat mengemudikan mobil ia terus tersenyum dan berkali-kali mengucapkan syukur pada Tuhan karena memberinya banyak kemudahan.     

Jenewa, Swiss     

Jack yang baru selesai mandi terlihat duduk di meja kerjanya yang ada di dalam kamarnya, ia merasa tertarik saat melihat salah satu artikel yang memberitakan tentang Aaron Sean Connery yang baru saja mendapatkan penghargaan dari UAL atas kerja sama yang ia buat dengan kampus seni terbaik di Inggris itu.     

"Rupanya kau sudah mulai melebarkan sayapmu Aaron," ucap Jack lirih, sebagai sesama pengusaha ia memang mengagumi cara kerja Aaron. Namun ia mempunyai dendam pribadi pada Aaron pasca ia melihat foto Aaron sedang berjalan bersama Anne di dekat apartemen Anne beberapa bulan yang lalu.     

Tak lama kemudian sebuah senyum tersungging diwajah Jack.     

"See you soon Aaron, aku ingin melihat kemampuanmu secara langsung,"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.