I'LL Teach You Marianne

Oase



Oase

0Dengan susah payah Anne memapah Jack masuk ke dalam apartemennya, aroma alkohol begitu kuat tercium dari mulut Jack dan membuat Anne merasa tidak nyaman.      

"Kalau mabuk kau harusnya pulang ke rumahmu Jack, kenapa harus datang ke apartemenku. Sepagi ini pula." Gerutu Anne kesal.     

Jack hanya berbalik badan ke arah Anne yang sedang berlutut di samping sofa, ia sedang membuat Jack agar bisa tidur dengan nyaman.     

"Ka-karena kau Anne…"     

"Hmm...apa? Kau bilang apa Jack?"tanya Anne tergagap.     

Dalam keadaan setengah sadar Jack tersenyum ke arah Anne yang ada di hadapannya, ia menyentuh wajah Anne menggunakan tangan kanannya dengan perlahan.      

"Satu setengah tahun Anne, apa kau tak menyadari keberadaan ku selama satu setengah tahun itu?"tanya Jack pelan asal bicara.     

"Tentu saja aku sadar Jack, memangnya kau hantu aku tak sadar. Jangan asal bicara, tidurlah kau akan lebih baik jika tidur," jawab Anne sambil tersenyum.     

Cetak!!     

Jack menyentil kening Anne menggunakan jari telunjuknya.      

"Jack sakit!!!" Sengit Anne menggerutu kesakitan.      

"Kau memang bodoh Anne, kau pintar menjalankan bisnismu tapi kau bodoh. Kau tak peka sama sekali, seharusnya kau tau alasan utama aku tetap disampingmu," ucap Jack sambil terkekeh.     

"Alasan utama," gumam Anne pelan.     

"Yupp, alasan utamaku adalah kau. Karena kau lah yang jadi bos coffee shop itu, kalau bukan kau atasanku mana mungkin aku mau Anne," jawab Jack dengan cepat.     

"Kau bagai oase di padang rumput Anne, kau melegakan dahagaku disaat aku kehausan. Kau menjadi penyejuk dikala aku sedang marah, kau adalah alasan utama aku masih waras dan tetap menyukai wanita setelah aku dikhianati wanita sundal yang bodoh itu," imbuh Jack kembali menambahkan perkataan yang sebelumnya.     

Anne yang akan beranjak pergi mendadak mematung di tempatnya saat mendengar semua perkataan Jack, walaupun ia tau Jack sedang mabuk saat ini. Namun entah mengapa semua perkataan yang terucap dari bibir Jack terasa sakit saat ia mendengarnya.      

"Anne…"     

"Yes," jawab Anne singkat.     

"Kau masih mendengar aku rupanya, aku kira kau sudah pergi" ucap Jack terkekeh.     

"Memangnya kau kira yang duduk di hadapanmu ini adalah patung? Ini aku,"sengit Anne kesal.     

"Hehehe kau hanya diam sejak tadi Anne, aku kira yang ada dihadapanku bukan kau," sahut Jack kembali.     

Anne tersenyum mendengar perkataan Jack, ia lalu bangun dan membenarkan posisi tidur Jack yang sedang miring. Ia mau agar Jack bisa tidur dengan nyaman di sofa, karena tubuh Jack yang jauh lebih besar dari tubuhnya Anne sedikit kesulitan. Dengan menggunakan seluruh kekuatannya akhirnya Anne bisa membuat Jack tidur terlentang dengan nyaman, walaupun ia bukan dokter namun Anne tau jika orang mabuk butuh tidur untuk mengembalikan kesadarannya. Maka dari itu ia memposisikan Jack senyaman mungkin agar bisa segera tidur..     

"Tidurlah…"     

"No, aku tak mau tidur. Nanti kau pergi dengan si keparat itu lagi,"sahut Jack dengan cepat memotong perkataan Anne.     

"Si keparat, siapa si keparat?"tanya Anne bingung.     

"Aa-aarooo zzzttt zzzttt"      

Jack tak dapat menyelesaikan perkataannya karena ia sudah tertidur, sehingga Anne tak bisa mendengar dengan jelas siapa yang dimaksud oleh Jack. Anne pun tak memperdulikan apa yang Jack katakan karena ia tau Jack sedang mabuk, ia pun bangun dan meneruskan kegiatannya kembali di pantry. Karena masih jam enam pagi Anne memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan semuanya walau Jack sedang tidur di sofa miliknya, beruntung usaha yang dimiliki Anne saat ini bukanlah usaha yang bergerak di bidang makanan sehingga ia tak perlu membuka tokonya di pagi hari seperti saat ia memiliki coffee shop di Newcastle Upon Tyne.      

Anne kembali sibuk melanjutkan kegiatannya membuat pancake, karena tak terlalu suka dengan pancake instan dan akhirnya memutuskan untuk membuat pancake dari awal ia menimbang semua bahan-bahannya dengan sangat teliti supaya tidak membuat adonannya gagal. Tak lama kemudian Anne mulai memasak pancake dengan hati-hati, aroma dari pancake langsung menyebar di seluruh apartemen Anne.      

"Akhh cantiknya," pekik Anne kegirangan saat melihat pancake miliknya yang berwarna coklat keemasan sudah ada di atas piring.      

Melihat pancake pertamanya berhasil membuatnya semakin bersemangat, dengan alunan musik dari Mozart, Anne kembali memasak pancake. Ia lupa dengan keberadaan Jack di sofa. Setelah tiga puluh menit berlalu di atas piring sudah ada lima belas pancake cantik berwarna coklat keemasan, melihat hasil karyanya membuat Anne senang. Ia lalu membuat topping untuk pancake-pancake cantiknya, dengan hati-hati Anne mengiris strawberry dan blueberry yang akan digunakan sebagai topping nanti setelah diberi maple syrup.      

"Ok, i'm done. Lebih baik aku mandi dulu sekarang, setelah itu baru pergi ke toko bunga dan…akhh." Anne menutup bibirnya dengan kedua tangannya saat menyadari keberadaan Jack, Anne benar-benar lupa kalau ada Jack di apartemennya.     

"Untung saja aku belum membuka baju, duh Anne kau itu bodoh sekali. Kenapa bisa melupakan ada orang di apartemenmu, kau benar-benar bodoh Anne," umpat Anne dalam hati merutuki kebodohannya karena melupakan Jack yang ada di apartemennya.      

Tanpa pikir panjang Anne lalu pergi ke kamar mandi, ia tak mau Jack melihatnya ketika sedang mandi. Oleh karena itu ia memutuskan untuk mandi lebih cepat, dengan menggunakan piyama mandinya dan keluar dari kamar mandi dan naik ke lantai dua tempat di mana lemari dan ranjangnya berada. Ia berjalan dengan hati-hati supaya tak menimbulkan suara dan membuat Jack terbangun, dalam pikirannya saat ini adalah ingin segera memakai pakaian bersih.      

Lima belas menit kemudian Anne turun kembali ke lantai satu dengan pakaian bersih, ia juga sudah menggunakan skin care untuk wajahnya. Anne benar-benar sudah siap untuk berangkat bekerja sebenarnya, namun karena Jack masih belum bangun akhirnya Anne memutuskan untuk menunggu Jack bangun. Karena merasa bosan Anne lalu membuka laptop miliknya untuk memeriksa kembali tugas yang diberikan Profesor Gilbert, untuk mahasiswa yang tidak ikut pergi ke Irlandia diberikan tugas oleh Profesor Gilbert berupa membuat paper yang harus dikumpulkan setelah mereka kembali dari Irlandia. Sebenarnya tugas yang diberikan oleh Profesor Gilbert tidaklah adil karena mereka tidak pergi ke Irlandia dengan alasan yang jelas namun Profesor Gilbert tetap memberikan tugas kepada mereka, profesor Gilbert beralasan ia memberikan tugas itu agar tidak ada lagi mahasiswa yang merasa dianak emaskan oleh dirinya. Karena alasan itu akhirnya Anne pun menerima tugas yang diberikan oleh sang dosen, hanya Linda sajalah yang masih belum terima dengan pemberian tugas itu.      

Karena Anne bangun terlalu pagi alhasil ia ketiduran saat membaca tugasnya di laptop, Anne duduk bersandar di bawah jendela. Karena ia membuka jendela alhasil angin sejuk yang masuk membuatnya tertidur.     

Sementara itu di Muller Finance International Erick sejak pagi sudah sibuk, ia menggantikan tugas Jack yang seharusnya hari ini menghadiri meeting penting bersama klien besar yang sudah Jack incar dari awal. Karena Jack tak bisa dihubungi alhasil mau tak mau dirinya lah yang pergi meeting, beruntung team inti dari Muller Finance International yang ada di kantor induk masih ada di London. Jadi ia tak kesulitan ketika melakukan presentasi di hadapan klien.      

"Akhh lelahnya, sungguh membuatku sakit kepala," ucap Erick pelan sambil menyeka keringat dingin yang keluar dari keningnya saat sudah mengantar para kliennya pergi.      

"Anda hemat tuan Erick, anda benar-benar bisa diandalkan," celetuk Ken salah satu manajer perencanaan dari Swiss memuji Erick yang bisa menghandle pekerjaan Jack.     

"Jangan mengejekku Ken, ini aku juga terpaksa. Mau tak mau aku harus bisa melakukan ini, kalau tidak kita akan kehilangan partner senilai jutaan dolar itu dan kalau hal itu terjadi maka aku dan kalian semua akan digantung oleh tuan di depan kantor," jawab Erick dengan cepat.      

"Tapi anda luar bisa tuan, saya serius. Pantas saja tuan Jack mempercayakan semuanya kepada anda," sahut Vinson sang strategi manajer ikut memuji Erick.     

"Akh sudah-sudah jangan memujiku terus, ini bagaimana selanjutnya. Tuan tak bisa aku hubungi sejak pagi, ini sudah jam sembilan pagi Ken. Kita harus pergi meeting ke kantor klien, aku belum menguasai materi," ucap Erick panik.     

Mendengar perkataan Erick membuat para manajer ahli itu tersenyum, mereka lalu mendekati dan menenangkan Erick agar tetap bisa mengontrol dirinya. Setelah itu mereka menjelaskan apa-apa saja yang harus dilakukan oleh Erick nanti saat bertemu dengan klien, ditempat meeting kedua hari ini ke perusahaan klien yang berada tak jauh dari pusat bisnis utama kota London. Setelah mendengarkan penjelasan dari para manajer utama Muller Finance International akhirnya kepercayaan diri Erick kembali lagi.      

"Ya sudah ayo berangkat, kita tak boleh telat menjemput jutaan dolar itu lagi. Tuan Jack harus tau siapa kita," ucap Erick pelan sambil berjalan menuju mobil yang sudah terparkir di depan kantor.      

Ken, Vinson dan Yohanes pun ikut masuk ke dalam mobil menyusul Erick yang sudah masuk terlebih dahulu, tak lama kemudian mobil milik kantor pun pergi menuju ke tempat klien untuk meeting. Sementara itu sang resepsionis yang bernama Alice sedang berusaha menghubungi Jack walaupun sudah puluhan kali ia coba dan tak tersambung.      

"Tuan, anda dimana tuan aduhh," ucap Alice tak tenang, pasalnya Erick berpesan padanya untuk tetap ada di kantor kalau belum bisa menghubungi Jack.     

"Aku hari ini aku kesalon, tak mungkin aku melewatkan hari ini. Aduh Tuan Jack anda dimana." Alice bicara sendiri dengan mata berkaca-kaca, pasalnya hari ini salon langganannya sedang mengadakan diskon besar-besaran dan Alice sudah mendaftar untuk ikut acara itu. Maka dari itulah ia tak mau untuk tetap ada di kantor sampai sore.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.