I'LL Teach You Marianne

Masih 'teman'



Masih 'teman'

0Saat waktu makan siang tiba Anne memutuskan menutup toko sebentar untuk mencari makan bersama Linda yang sejak tadi sudah merengek minta makan, Anne merasa sedikit bersalah pada Linda karena makan siang mereka diambil oleh Jack yang datang tadi siang.     

"Anne, ayo." Linda merengek berkali-kali pada Anne untuk yang kesekian kali.     

"Sabar Linda, aku mau memastikan dulu pintunya terkunci atau tidak," jawab Anne pelan.      

"Nanti penuh Anne, tempat makam itu kan favorit anak muda Anne," sahut Linda kembali sembari melihat jam di tangan kanannya.     

"I-iya ayo kita berangkat sekarang ju.."      

Anne tak dapat menyelesaikan perkataannya saat melihat ke belakang Linda, dimana saat ini sudah berhenti sebuah mobil Van yang bertuliskan nama sebuah restoran yang cukup terkenal berhenti tepat di depan mobil Civicnya. Dari dalam mobil itu lalu turun tiga orang gadis yang sedang membawa beberapa kantung berwarna coklat, mereka kemudian berjalan mendekati Anne dan Linda.      

"Dengan nona Anne,"     

"I-iya, saya Anne." Anne menjawab dengan tergagap.     

"Saya datang ingin mengantarkan ini pada anda," ucap gadis itu kembali sambil mengulurkan kantung coklat yang ia bawa pada Anne.      

"Ini apa?saya tak memesan apapun. Apa anda tak salah tujuan nona?"tanya Anne kaget.     

"Tidak Nona, alamatnya sesuai. Tolong tanda tangan disini nona, kami harus melanjutkan pekerjaan yang lain," jawab gadis itu dengan ramah sambil menyodorkan tanda terima pada Anne.      

Karena tak mau menghambat kerja kurir wanita yang ada di hadapannya Anne lalu mengambil pena yang diberikan kurir wanita itu dan menandatangani tanda terima, setelah selesai kurir wanita itu lalu memberikan dua kantung coklat kepadanya dan disusul dua gadis lainnya dari belakang. Alhasil saat ini Anne membawa banyak sekali kantung coklat di tangannya, Linda yang melihat Anne kepayahan lalu berjalan mendekati Anne dan meraih beberapa kantung yang ada di tangan Anne.     

"Siapa mereka?"tanya Linda pelan.     

"Kurir," jawab Anne singkat.     

"Aku tau Anne, maksudnya siapa yang mengirim mereka Anne," ucap Linda kembali.     

"Itulah yang aku tak tau, aku harus mencari tau dulu siapa yang mengirimkan makanan sebanyak ini," sahut Anne lirih sembari menatap enam kantung yang ada di hadapannya.     

Saat sedang mencoba menerka-nerka siapa yang mengirimkan makanan itu tiba-tiba ponsel yang ada di dalam saku celana Anne tiba-tiba bergetar karena ada pesan masuk, karena hanya ingin pergi makan siang Anne tak membawa tas. Ia hanya membawa ponselnya dan menyimpannya dalam saku saja, dengan cepat Anne meraih ponselnya untuk melihat siapa yang mengirimkan pesan itu.     

Wajahnya bersemu merah saat melihat nama Jack muncul di layar ponselnya, dengan perlahan Anne menyentuh layar ponselnya untuk membaca pesan yang dikirimkan oleh Jack. Senyum Anne tersungging saat membaca pesan itu, Linda yang penasaran pun ikut mencari tau dan melihat ke arah ponsel Anne.      

"Linda, tak sopan mengintip seperti itu!!"hardik Anne dengan suara meninggi sembari menjauhkan ponselnya dari hadapan Linda.     

"Aku penasaran apa yang membuatmu tersenyum Anne," jawab Linda tanpa rasa bersalah.     

"Jangan macam-macam, ya sudah ayo masuk. Aku sudah lapar, nanti makanan ini dingin," ucap Anne dengan cepat sambil berbalik badan menghadap pintu toko bunganya yang baru ia kunci.     

Linda hanya memajukan bibirnya merespon perkataan Anne, ia lalu mengikuti langkah Anne masuk ke dalam toko bunga. Sejujurnya ia sendiri pun sudah tak sabar ingin melihat makanan apa yang ada di kedua tangannya itu, pasalnya aroma dari makanan itu begitu menyengat indra penciumannya. Sesampainya di dalam toko, dengan hati-hati Anne meletakkan tiga kantung yang ada di tangannya ke atas meja begitupun Linda. Kedua mata Anne dan Linda membulat sempurna saat melihat makanan yang tersaji di hadapan mereka, wangi daging steak begitu menusuk hidung mereka sehingga menambah rasa lapar. Tanpa pikir panjang Anne dan Linda lalu duduk dan menikmati makanan yang dikirimkan oleh Jack, tak ada satu patah kata pun terucap dari bibir mereka. Anne lalu meraih ponselnya dan mengirimkan pesan ucapan terima kasih pada Jack, ia merasa tak enak mendapatkan kiriman makanan sebanyak itu.     

"Pantas saja tadi pagi ia memintaku untuk tak memikirkan menu makan siang, ternyata ia sudah berniat untuk mengirimkan makanan sebanyak ini," ucap Anne lirih tanpa sadar.     

"Apa Anne, kau bicara apa?"tanya Linda dengan mulut penuh makanan.      

"Tidak Linda, aku tak bicara apa-apa. Aku sedang mengomentari rasa makanan ini yang sangat enak," jawab Anne berbohong dengan tergagap.     

"Iya kau benar, makanan ini pasti mahal Anne. Dagingnya sangat empuk dan rasakanlah sup asparagus ini, rasanya luar biasa. Aku belum pernah merasakan sup asparagus seenak ini sejak tinggal sendiri di London," ucap Linda penuh semangat.      

"Sama aku juga, ini baru pertama kali aku menikmatinya Linda. Kokinya pasti sangat hebat sampai bisa membuat sup seenak ini," sahut Anne dengan cepat      

"Pria yang mengirimkan makanan ini pasti sangat mencintaimu Anne..     

Uhuk     

Uhuk     

Anne tersedak saat mendengar perkataan Linda, tanpa diminta Linda langsung memberikan air mineral kepada Anne yang tengah terbatuk-batuk itu.     

"Pelan-pelan Anne, aku tak memintanya," ucap Linda tanpa rasa bersalah.     

"Ini salahmu Linda sudah bicara aneh-aneh, "sengit Anne ketus.     

Mendengar perkataan Anne membuat Linda tertawa, ia lalu meraih tisu dan menyeka bibirnya dari saus barbeque yang tercecer.     

"Logika Anne, mana mungkin ada pria yang rela mengirimkan makanan sebanyak ini padamu kalau ia tak suka padamu." Linda menaikkan satu alisnya menggoda Anne.     

"Kami hanya teman Linda," ucap Anne lirih.     

Linda bangun dari kursinya lalu mendekati Anne dan melingkarkan tangannya di pundak Anne.      

"Tak ada namanya hubungan persahabatan antara pria dan wanita Anne, salah satu diantara keduanya pasti memiliki rasa yang berbeda. Percaya padaku," bisik Linda pelan.      

Setelah berkata seperti itu Linda lalu berjalan menuju kulkas untuk mengambil air mineral kembali, Anne hanya bisa diam mendengar perkataan Linda. Ia merasa perkataan Linda sangat menggelitik hatinya, Anne yang masih trauma dengan hubungan percintaannya dulu masih belum siap membuka hatinya untuk siapapun. Ia benar-benar hanya menganggap teman pada Jack dan Aaron, dua pria yang sedang dekat dengannya akhir-akhir ini. Meskipun ada rasa aneh yang mengganggu dirinya saat sedang bersama Jack.      

Sementara itu di Muller Finance International Jack nampak tersenyum saat menyadari kalau pesannya sudah dibaca oleh Anne, ia kemudian kembali fokus dengan Erick yang sedang memberikan presentasi pada team yang sedang meeting itu. Walaupun baru kemarin pembukaan namun Jack sudah langsung bergerak cepat, ia ingin segera bekerja dan membuat kantor baru Muller Finance International berkembang pesat seperti induknya yang ada di Jenewa Swiss. Jack ingin membuat Muller Finance International menjadi kantor pembiayaan terbesar yang ada di London supaya ia bisa tetap tinggal di sisi Anne.      

"Semua yang aku lakukan ini hanya untukmu Anne, aku ingin memberikan yang terbaik untukmu," ucap Jack dalam hati.     

Bandara Internasional London     

Sebuah pesawat dari Irlandia nampak mendarat dengan apik di landasan pacu dan tak lama kemudian para penumpang pesawat itu turun satu persatu, di antara para penumpang itu terlihat sosok Leonardo Ganke sedang berjalan dengan langkah tegap. Sebuah senyum tipis tersungging di bibirnya, ia senang akhirnya bisa kembali lagi ke London. Saat sudah sampai di lobby bandara Leon langsung masuk ke dalam taksi yang berhenti.     

"The Royal Horseguard Hotel please," ucap Leon ramah begitu masuk ke dalam taksi.     

"Baik Tuan," sahut sang pengemudi taksi dengan cepat.      

Tak lama kemudian taksi itu pun pergi meninggalkan bandara menuju hotel yang sudah disebutkan oleh Leon, siang ini Leon memutuskan kembali ke London setelah bertengkar hebat dengan Steffi pasca Steffi mengungkit tentang perhiasan barunya yang menurutnya tak secantik perhiasan salah satu rekan sosialitanya. Leon marah pada Steffi yang terus merengek minta dibelikan perhiasan baru padahal baru satu minggu yang ia baru saja membeli satu set perhiasan berlian.      

"Kau hanya bisa menghabiskan uangku saja Steffi, kau sama sekali tak membantu namaku naik di masyarakat. Kegiatan amal dan organisasi perkumpulan mu itu tak berguna sama sekali," ucap Leon dalam hati.     

Dengan perlahan Leon menurunkan kaca taksi dan mulai memantik korek api untuk menyalakan rokok, pasca ia mendapatkan izin dari sang supir taksi untuk bisa merokok di dalam taksi. Pikiran Leon melayang-layang kembali memikirkan Anne, senyum Anne masih melekat kuat dalam ingatannya.      

"Kenapa kau menyembunyikan kecantikanmu selama ini Anne, kenapa kau harus pura-pura tak bisa berdandan saat menjadi istriku dulu Anne." Leon terus bertanya-tanya dalam kebingungannya, ia masih tak habis pikir kenapa Anne melakukan itu dulu.      

Leon benar-benar menyesali kebodohannya dulu yang sudah menghina dan menyia-nyiakan Anne, seandainya ia tau Anne ternyata secantik itu tak akan mungkin ia tergoda akan bujuk rayu Steffi tiga tahun yang lalu. Leon memutuskan kembali ke London setelah ia mendapatkan nomor ponsel Anne dari profesor Gilbert, Leon ingin mencoba mendekati mantan istrinya itu kembali.     

      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.